Misi militer di balik kepingan sejarah skydive
Merdeka.com - Setiap kegiatan selalu memiliki cikal bakal permulaannya. Begitu juga dengan skydive. Di balik euforia dan peminatnya yang semakin hari semakin besar, skydive ternyata menyimpan sisi sejarah yang menarik untuk dikupas. Sebab, dari kepingan sejarahnya ternyata ada kaitan antara skydive dengan operasi militer.
Asal muasal terjun bebas ini dimulai dari penemuan parasut oleh penemu Perancis, André-Jacques Garnerin. Pada tahun 1797, Garnerin mencoba parasut buatannya dengan melompat dari balon udara di langit Paris, Perancis. Keberhasilannya lompat dari langit menggunakan parasut juga dia coba di Inggris.
Pada tahun 1903, Wright bersaudara menerbangkan pesawat pertama. Meski tidak mengembangkan desain parasut, namun seiring dengan meningkatkan industri penerbangan, parasut juga ikut dikembangkan.
Memasuki masa Perang Dunia I (1914-1918), militer mulai menggunakan parasut dalam setiap misinya. Fungsi parasut ini memudahkan penyelamatan diri saat pesawat terkena tembakan lawan.
Usai Perang Dunia I, Branstormers, seorang militer udara Amerika Serikat, menggagas terjun bebas untuk kali pertamanya menggunakan parasut. Dia menunjukkan aksi terjun bebasnya hampir di seluruh wilayah Amerika Serikat. Sampai akhirnya kompetisi terjun bebas digalakkan sebagai bentuk kesadaran akan pentingnya aktivitas menggunakan parasut ini dalam aksi militer kala berperang.
Kejuaraan terjun bebas kali pertamanya diselenggarakan juga oleh Uni Soviet pada 1930. Sejak masa Perang Dunia II (1939-1945) berkecamuk, para penerjun bebas mulai dimasukkan dalam barisan militer. Aksi penerjun bebas militer yang paling terkenal saat itu pada serangan D-Day tahun 1944, sebuah invasi yang dilancarkan ke Normandie, Perancis. Berkat parasut tersebut, penerjun bebas militer berhasil menyusup ke markas sekutu dan menggiring pasukan tempur yang lebih besar.
Tak disangka Perang Dunia II rupanya meninggalkan parasut berbahan nilon yang cukup banyak di Amerika Serikat. Hal itu kemudian dilihat Angkatan Darat AS sebagai peluang untuk memanfaatkan terjun bebas tak hanya sekadar bagian dari kepentingan misi, tapi juga bisa dimanfaatkan sebagai olahraga dan hobi.
Dari sanalah penerjun bebas mulai membentuk komunitasnya pertama kali di Amerika Serikat. Terjun bebas lantas mengalami perkembangan ke beberapa negara di dunia. Dan, untuk pertama kalinya kejuaraan terjun bebas dunia digelar secara komersil pada 1951 di Yugoslavia.
Memasuki pertengahan 1960, aturan melompat untuk terjun bebas dari pesawat mulai ditetapkan. Aturan ini mengadopsi panduan terjun bebas yang tepat dan aman dari militer. Seiring perkembangannya, aktivitas terjun bebas ini disebut sebagai skydiving dan orang yang melakukannya disebut skydiver.
Guna memperbarui teknik skydiving yang lebih nyaman dan bebas manuver, para penerjun mulai memodifikasi dari aturan dasar terjun bebas militer. Skydiver pun mulai melakukan serangkaian pengujian, termasuk mengembangkan peralatan penunjang keselamatan yang tepat untuk skydiving.
Pamor skydiving mulai merangkak di kalangan sipil setelah 1980-an. Puncak popularitasnya terjadi usai Presiden Amerika Serikat saat itu, George Herbert Walker Bush melompat dari langit untuk kali pertamanya untuk skydiving.
Di masa kini, ketenaran skydiving sudah tidak diragukan lagi. Bahkan boleh dibilang semakin menjadi-jadi. Namun, satu hal yang perlu diketahui. Paparan sinar matahari langsung saat di langit, rentan menyebabkan kulit secara tak langsung harus #beranirusak.
Meski begitu, agaknya hal tersebut tak dijadikan kekhawatiran untuk menjajal skydiving. Sebab, Vaseline Men Facial foam kini hadir dengan zat yang bisa membantu memperbaiki kulit rusak akibat paparan sinar matahari, debu dan juga polusi.
(mdk/tmi)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mengulik Sejarah Tahu Gejrot yang Jadi Kuliner Khas Cirebon, Namanya Muncul dari Proses Meraciknya
Di balik kelezatannya yang menggugah selera, tahu gejrot ternyata punya banyak fakta menarik.
Baca SelengkapnyaTernyata, Ini Alasan Penumpang Pesawat Dilarang Tidur saat Lepas Landas dan Mendarat
Alasan penumpang pesawat dilarang tidur saat pesawat lepas landas dan mendarat yaitu barotrauma telinga dan keselamatan evakuasi.
Baca SelengkapnyaSisi Menarik Jaka Sembung, Tokoh Fiksi Indramayu yang Benci Penjajahan dan Berhasil Kalahkan Ilmu Rawa Rontek
Jaka Sembung jadi tokoh fiksi yang berasal dari Indramayu Jawa Barat. Intip fakta menariknya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Cerita Cak Imin Ziarah ke Makam Bung Karno di Blitar Setelah Dapat Mimpi Ini
Cak Imin berziarah ke makam Bung Karno di Blitar, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaTujuan Gerakan Menangkis adalah Menghalau Serangan, Pahami Tekniknya
Menagkis merupakan taknk dasar yang perlu dikuasi dalam pencak silat.
Baca SelengkapnyaLebih Murah Mana Liburan di Indonesia atau Luar Negeri? Ini Faktanya
Merujuk Skyscanner, harga tiket pesawat baik tujuan domestik atau dalam negeri berada di harga medium, yang artinya bukan harga ekonomis.
Baca SelengkapnyaPenjelasan Bawaslu Kabar Helikopter Anies Dilarang Mendarat di Tuban: Tak Ada Laporan akan Landing
Bawaslu mengatakan, setelah berkoordinasi dengan Kapolres, tidak ada surat pemberitahuan dari Anies maupun panitia setempat untuk melakukan pendaratan.
Baca SelengkapnyaMengenal Sosok Mbah Wo, Bintang 1 TNI AU yang Kini Jualan Bakmi Jawa
Usai purna tugasnya di tubuh militer tanah air, Mbah Wo memilih tak berdiam diri.
Baca Selengkapnya7 Warna Petir dari yang Umum Hingga Paling Langka, Ternyata Ada Maknanya
Tanpa banyak disadari orang, petir sebenarnya muncul dalam berbagai macam warna. Yuk, cek ada warna apa aja!
Baca Selengkapnya