Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tak ada bedanya Saudi dan Indonesia saat Ramadan

Tak ada bedanya Saudi dan Indonesia saat Ramadan Mustafa I A Mubarak. ©2015 merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Memasuki bulan Ramadan, biasanya warga Indonesia banyak yang menjalankan ibadah umrah di Tanah Suci. Beribadah di bulan suci diyakini lebih khusyu dan pahala yang diberikan Tuhan pun lebih melimpah.

Namun, suasana Ramadan di Indonesia juga tak jauh beda dengan di Arab Saudi. Sebagai negara muslim terbanyak di dunia, wajar saja jika hiruk pikuk menyambut datangnya bulan suci Ramadan begitu terasa di sudut-sudut kota hingga pelosok desa.

Hal inilah yang dirasakan oleh Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Mustafa Ibrahim Al-Mubarak. Menurutnya, baik Arab Saudi dan Indonesia memiliki banyak kesamaan, terutama di bulan suci Ramadan.

"Tak ada perbedaan antara di Arab Saudi dan Indonesia, karena kita berada di tengah-tengah saudara kita yang mayoritas muslim, suasana sangat terasa sekali di Indonesia, ada kesamaan dua bangsa dan negara ini," ujar Mustafa saat wawancara khusus dengan merdeka.com, Senin (7/7) kemarin.

Baik Indonesia atau pun Arab Saudi menurut Mustafa sama-sama sangat menjunjung tinggi nilai-nilai agama Islam, sama-sama sangat mencintai dua kota suci, Makkah dan Madinah.

"Di Jakarta ini ibu kota, banyak restoran yang masih buka selama Ramadan, tapi di daerah-daerah tidak seperti di Jakarta. Ini merupakan suatu tradisi yang kita junjung tinggi tentang pentingnya Ramadan," ujarnya.

Untuk lebih memperkuat persaudaraan antara Indonesia dan Arab Saudi, di bulan Ramadan ini Kedubes Arab Saudi melakukan berbagai kegiatan yang positif, di antaranya mengirimkan 100 imam ke masjid-masjid di seluruh pelosok Tanah Air, membagi-bagikan kurma kepada mereka-mereka yang membutuhkan.

Berikut wawancara lengkap wartawan merdeka.com, Anwar Khumaini dan Muhammad Radityo bersama Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Mustafa Ibrahim Al-Mubarak:

Apakah ada perbedaan suasana Ramadan di Indonesia dan Arab Saudi?

Berkaitan dengan Ramadan, saya mengatakan tak ada perbedaan antara di Arab Saudi dan Indonesia, karena kita berada di tengah-tengah saudara kita yang mayoritas muslim, suasana sangat terasa sekali di Indonesia, ada kesamaan dua bangsa dan negara ini. Kita sama-sama sangat menjunjung tinggi nilai-nilai agama Islam, kita sama-sama sangat mencintai dua kota suci, Makkah dan Madinah. Kalau memang di Jakarta, ini ibu kota banyak restoran yang masih buka selama Ramadan, tapi di daerah-daerah tidak seperti di Jakarta. Ini merupakan suatu tradisi yang kita junjung tinggi tentang pentingnya Ramadan.

Kegiatan Kedutaan Arab Saudi di Jakarta juga sangat banyak. Melalui atase agama, kedutaan mengirimkan 100 lebih imam ke seluruh pelosok di Indonesia, dan juga para khotib Jumat, dan membagi-bagikan mushaf Alquran, juga membagi-bagikan kurma bagi masyarakat yang membutuhkannya, dan kepada para soimin dan ke lembaga-lembaga keislaman di seluruh Indonesia. Kami juga selalu mengadakan kegiatan buka puasa bersama termasuk beberapa hari lalu kita buka bersama dengan muslim Indonesia keturunan Tiongkok di mana yang menyelenggarakan adalah Kedubes Uni Emirat Arab, tapi kita juga hadir sebagai bagian umat Islam dan bagian negara Arab. Jadi kita tidak ada perbedaan antara perasaan yang kita rasakan di Saudi Arabia.

Kalau di Indonesia ada kebiasaan takjil untuk mengawali buka puasa, apakah di Arab Saudi juga ada seperti itu ?

Memang kalau takjil sama, setelah adzan maghrib langsung takjil. Kalau Syiah ada perbedaan, mereka diakhirkan, tapi kalau kita Ahlusunnah wal jamaah kita sama dengan Indonesia, setelah adzan langsung buka puasa. Setelah terbenam matahari, adzan, buka atau membatalkan puasanya. Tapi kalau subuh, memang agak sedikit beda.

Sebelumnya anda buka puasa dengan muslim keturunan China, apakah anda juga melakukan hal yang sama dengan warga Indonesia keturunan Arab?

Memang kita juga melakukan bukber. Minggu lalu kita buka dengan ketua-ketua lembaga Islam yang ada di Indonesia dan juga para rektor seperti Rektor Universitas Al Azhar, Andalas, UI, dan juga hadir kemarin dari Gubernur Sumsel dan juga Maluku Utara, Aceh, termasuk juga Walikota Depok, dan juga pemimpin organisasi Islam, seperti Muhammadiyah, NU, dan perwakilan MUI serta seluruh ulama di Jabodetabek. Kita lakukan tiap tahun seperti itu di mana pada Rabu pertama kita khusus untuk para menteri dan dubes negara asing, minggu kedua dikhususkan untuk para ulama dan tokoh masyarakat, minggu ketiga dikhususkan untuk warga-warga keturunan Arab termasuk warga Saudi di negara Indonesia.

Berapa jumlah orang Arab Saudi yang tinggal di Indonesia?

Tidak terlalu banyak di Indonesia. Tapi banyak para wisatawan yang berkunjung pada bulan Ramadan di Indonesia, mereka berpuasa di sini, mengingat udara di sana panas. Waktu bukanya di sini lebih pendek dua jam daripada di Saudi. mereka mengutamakan tinggal di Indoensia terutama di daerah-daerah yang dingin seperti di Puncak Bogor.

Masyarakat Arab sebagian besar di Indonesia berwisata, bisnis atau untuk urusan apa?

Kebanyakan mereka untuk wisatawan.

Daerah-daerah favorit selain Puncak Bogor dan Bali?

Ada yang ke Puncak, ada yang mengutamakan tempat-tempat yang dingin. Tapi ada yang ke Lombok, karena di sana tempat-tempatnya menarik.

Warga Teluk banyak yang berkunjung ke Indonesia karena ada penerbangan langsung dari Doha ke Bali, atau Abu Dhabi-Bali. Warga Saudi banyak yang langsung menggunakan dua negara Teluk ini untuk bepergian ke Bali dan Lombok di luar bulan puasa. Banyak juga warga saudi yang investasi ke Lombok di bidang pariwisata dan perhotelan.

Saat ini mulai marak diwacanakan wisata syar'i, apakah warga Arab Saudi tertarik berinvestasi di Indonesia di bidang wisata syar'i ini?

Awal tahun 2014 lalu ada insiatif digagas dari pemerintah Indoensia tentang wisata Islam, wisata syar'i, dan inisiatif ini sangat baik dan disambut negara-negara Islam termasuk Saudi. Tujuan konferensi ini adalah untuk memberikan suatu kekhususan/privasi kepada warga muslim yang wisata di mana kalau kita lihat di hotel-hotel ada minuman keras, tentu ini sangat mengganggu bagi ketentraman seorang muslim saat berkunjung atau menginap di hotel tsb. Menjaga perasaan umat Islam sangat penting sekali. Oleh karena itu tujuan konferensi tersebut sangat baik, untuk menjaga perasaan umat Islam yang memang menginginkan wisata kekhususan, menjaga nilai keislamannya.

Seperti kita lihat di restoran atau pesawat, ada tulisan 'no smoking' tapi kenapa tidak ada di hotel misalnya 'tidak diperbolehkan minum alkohol' di tempat itu. Ini sangat diperlukan sekali untuk umat muslim, mengingat kita membayar di pesawat juga diperuntukkan termasuk mereka yang minum alkohol, sementara umat Islam tidak minum, tapi di tiket pesawat kita membayar tiket include bayar alkohol itu. Oleh karena itu, seperti di Bali atau Jakarta sudah ada hotel yang mempraktikkan wisata syar'i atau Islami, termasuk di Lombok, mereka dikhususkan di daerah Senggigi, itu khusus untuk orang-orang yang memang sengaja dibolehkan minum minuman keras, tapi di daerah lainnya Pemda ketat sekali melarang dibukanya tempat-tempat yang menjual minuman alkohol.

(mdk/war)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Menag Singgung Perbedaan Awal Ramadan 2024: Yang Beda Tak Perlu Dipersalahkan

Menag Singgung Perbedaan Awal Ramadan 2024: Yang Beda Tak Perlu Dipersalahkan

Menag Singgung Perbedaan Awal Ramadan 2024: Yang Beda Tak Perlu Dipersalahkan

Baca Selengkapnya
Arab Saudi Bangun Masjid Cetak Tiga Dimensi Pertama di Dunia, Diresmikan Jelang Ramadan

Arab Saudi Bangun Masjid Cetak Tiga Dimensi Pertama di Dunia, Diresmikan Jelang Ramadan

Arab Saudi Bangun Masjid Cetak Tiga Dimensi Pertama di Dunia, Diresmikan Jelang Ramadan

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
VIDEO: MUI soal Beda Awal Ramadan dengan Muhammadiyah

VIDEO: MUI soal Beda Awal Ramadan dengan Muhammadiyah

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyinggung soal perbedaan awal Ramadan dengan Muhammadiyah. Masyarakat diingatkan untuk saling menghormati perbedaan.

Baca Selengkapnya
Mencicipi Lezatnya Ragit Jalo, Kudapan Andalan Masyarakat Palembang saat Bulan Ramadan

Mencicipi Lezatnya Ragit Jalo, Kudapan Andalan Masyarakat Palembang saat Bulan Ramadan

Kudapan favorit masyarakat Palembang ini tak jauh berbeda dengan kue jala khas India. Perbedaannya ada pada kuah kari yang cenderung encer.

Baca Selengkapnya
30 Quote Berbagi Takjil yang Bijak dan Penuh Makna, Bikin Ramadan Makin Indah

30 Quote Berbagi Takjil yang Bijak dan Penuh Makna, Bikin Ramadan Makin Indah

Merdeka.com merangkum informasi tentang quote berbagi takjil yang bijak dan penuh makna.

Baca Selengkapnya
Sisi Lain Kehidupan di Arab Saudi, Penduduknya Kaya Raya Tapi Tak Saling Kenal Tetangga Rumah

Sisi Lain Kehidupan di Arab Saudi, Penduduknya Kaya Raya Tapi Tak Saling Kenal Tetangga Rumah

Hal tersebut diketahui dari kebiasaan warga setempat yang jarang berinteraksi satu sama lain.

Baca Selengkapnya
Jelang Mulai Berpuasa Ramadan, Ketahui Hal yang Perlu Dilakukan dan Disiapkan Terlebih Dahulu

Jelang Mulai Berpuasa Ramadan, Ketahui Hal yang Perlu Dilakukan dan Disiapkan Terlebih Dahulu

Sebelum memasuki bulan puasa, terdapat sejumlah persiapan yang bisa dilakukan agar ibadah tersebut berjalan dengan aman dan nyaman.

Baca Selengkapnya
AS dan Negara Arab Punya Kejutan Soal Masa Depan Konflik Palestina-Israel, Diumumkan Sebelum Ramadan

AS dan Negara Arab Punya Kejutan Soal Masa Depan Konflik Palestina-Israel, Diumumkan Sebelum Ramadan

AS dan Negara Arab Punya Kejutan Soal Konflik Palestina-Israel, Diumumkan Sebelum Ramadan

Baca Selengkapnya