Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Susah, mengatur kampanye orang tak mau diatur

Susah, mengatur kampanye orang tak mau diatur Baliho politisi. al amin©2013 Merdeka.com

Merdeka.com - Jika Anda melewati jalur pantura, sejak Cikampek hingga Surabaya, maka sepanjang jalan Anda akan menyaksikan warna-warni baliho dan spanduk calon anggota legislatif, dengan beragam ukuran dan beragam posisi. Tentu saja ajang promosi diri menjelang Pemilu 2014 itu merusak pemandangan dan mengganggu perjalanan.

Tetapi siapa mau menertibkan? Jangan harap pada petugas pemda. Selain kurang tenaga, pemda justru diuntungkan oleh maraknya baliho: pendapatan reklame naik. Belum lagi, penguasa pemda adalah orang-orang politik, yang tentu saja tidak mau mencari masalah dengan koleganya yang memasang baliho dan spanduk sembarangan.

Mengapa tidak memberdayakan pengawas pemilu yang memang tidak banyak kerjaan? Pada pemilu sebelumnya, pengawas pemilu di kecamatan yang berjumlah tiga orang dan seorang pengawas lapangan di desa/kelurahan, memang aktif melakukan pembersihan terhadap alat-alat peraga kampanye yang dipasangan sembarangan.

Namun kini, mereka merasa itu bukan tugasnya. Mereka menunjuk pegawai pemda sebagai pihak yang harus bertanggung jawab. "Tugas kami hanya mengawasi dan menunjukkan adanya pelanggaran pemasangan," begitu kira-kira dalih mereka. Padahal kalau mereka mau memanfaatkan waktu luangya, bisa mendapat "pahala".

Oleh karena itu, hadirnya PKPU No 15/2013 diragukan dapat mengatasi kesemrawutan pemasangan alat peraga kampanye, khususnya baliho dan spanduk. Alih-alih bisa menggerakkan petugas pemda dan pengawas pemilu untuk melakukan penertiban dan pembersihan, lahirnya peraturan tersebut sudah dipersoalkan.

Partai politik dan calon anggota legislatif merasa dirugikan, karena peraturan itu membatasi ruang gerak mereka dalam berkampanye. Padahal baliho dan spanduk efektif untuk memperkenalkan diri ke pemilih. Bagaimana bisa meyakinkan pemilih jika mereka tidak tahu siapa calon yang akan mereka pilih? Begitu dalihnya.

Peraturan ini memang memperketat pemasangan alat peraga kampanye, seperti baliho dan spanduk. Partai politik hanya boleh memasang satu baliho di setiap desa/kelurahan. Baliho pun hanya berisi gambar dan nomor, visi misi dan program. Gambar caleg tidak boleh nongol. Sedang caleg hanya boleh memajang gambar dan pesannya berdasar zona. Misalnya, zona caleg DPR ditentukan berdasar kabupaten/kota, zona caleg DPRD provinsi berdasar kecamatan, dan zona caleg DPRD berdasar desa/kelurahan.

Jika hal itu benar-benar bisa diterapkan, maka baliho dan spanduk yang mengganggu pemandangan, akan hilang atau setidaknya berkurang dari ruang publik. Masalahnya, ya itu tadi, efektivitas penerapan peraturan ini di lapangan, diragukan.

Pertama, sanksi terhadap partai dan caleg yang melanggar hanya berupa teguran lisan dan tertulis, sehingga mereka tidak akan kapok. Apalagi kebanyakan caleg percaya pemasangan baliho dan spanduk efektif mempengaruhi pemilih. Setidaknya inilah jalan pintas untuk menemui pemilih, jika badan dan jiwa masih banyak urusan di tempat lain.

Kedua, jika tetap melanggar siapa yang harus membersihkan dan menertibkan baliho dan spanduk yang dipasang sembarangan tadi, karena pengawas pemilu merasa bukan urusannya, sementara petugas pemda merasa ada banyak pekerjaan lain yang harus diselesaikan. Jadi, masyarakat harus sabar melihat dan berada dalam ruang publik yang semrawut oleh alat peraga kampanye. Tunggu sampai pemilu selesai.

Tidak mudah memang mengurus partai politik dan caleg yang orang-orangnya cenderung mau enaknya sendiri. Mereka maunya mengatur orang lain, sedang dirinya sendiri tidak mau diatur. Barangkali seperti itu mereka memaknai pengertian legislator.

(mdk/tts)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Berkali-kali Jadi Capres, Para Politikus Luar Negeri Ini Selalu Kalah dalam Pemilu, Ada yang Sampai 10 Kali

Berkali-kali Jadi Capres, Para Politikus Luar Negeri Ini Selalu Kalah dalam Pemilu, Ada yang Sampai 10 Kali

Berkali-kali Jadi Capres, Para Politikus Luar Negeri Ini Selalu Kalah dalam Pemilu, Ada yang Sampai 10 Kali

Baca Selengkapnya
Kaesang: Politik Menjadi Satu Bagian yang Seru dan Indah

Kaesang: Politik Menjadi Satu Bagian yang Seru dan Indah

Dengan politik seseorang bisa menerapkan kebijakan baik untuk kepentingan rakyat banyak.

Baca Selengkapnya
Bocah Ini Pegang Pesan Sang Ayah 'Orang Miskin Jangan Lawan Orang Kaya, Orang Kaya Jangan Lawan Pejabat', Tak Disangka Kini Punya Posisi Top

Bocah Ini Pegang Pesan Sang Ayah 'Orang Miskin Jangan Lawan Orang Kaya, Orang Kaya Jangan Lawan Pejabat', Tak Disangka Kini Punya Posisi Top

Pria yang menghabiskan masa kecil di Belitung ini pegang pesan sang ayah. Kini punya jabatan mentereng.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Bansos Dibutuhkan Masyarakat Miskin, Tak Ada Kaitan dengan Pemilu

Bansos Dibutuhkan Masyarakat Miskin, Tak Ada Kaitan dengan Pemilu

Masyarakat terkini itu sudah cerdas dan pandai memilah dan menjadi wewenang rakyat juga untuk memilih paslon tertentu.

Baca Selengkapnya
4 Partai Pemenang Pemilu 1955, Berikut Sejarah dan Hasil Suaranya

4 Partai Pemenang Pemilu 1955, Berikut Sejarah dan Hasil Suaranya

Pemilu 1955 memiliki peran penting dalam sejarah Indonesia karena hasil pemilu tersebut menjadi dasar pembentukan negara Kesatuan Republik Indonesia.

Baca Selengkapnya
Nasib 7 Caleg Dinasti Ratu Atut di Pemilu 2024

Nasib 7 Caleg Dinasti Ratu Atut di Pemilu 2024

Sejumlah anggota keluarga mantan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah ikut berkompetisi di Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya
Namanya Diseret di Sidang Sengketa Pilpres, Budi Waseso Bantah Dicopot dari Dirut Bulog karena Tolak Bansos

Namanya Diseret di Sidang Sengketa Pilpres, Budi Waseso Bantah Dicopot dari Dirut Bulog karena Tolak Bansos

Budi Waseso atau Buwas menanggapi soal namanya disebut dalam Sidang Sengketa Hasil Pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK).

Baca Selengkapnya
Partai NasDem Tetap Ajukan Gugatan Sengketa Pilpres Meski Surya Paloh Sudah Terima Hasilnya

Partai NasDem Tetap Ajukan Gugatan Sengketa Pilpres Meski Surya Paloh Sudah Terima Hasilnya

Surya Paloh menyatakan, partainya mendukung segala upaya mencari keadilan

Baca Selengkapnya
Cerita Sule Menolak Berbagai Tawaran Terjun ke Dunia Politik, Mengaku Takut dan Sadar Diri 'Pertanggungjawabannya di Dunia Akhirat'

Cerita Sule Menolak Berbagai Tawaran Terjun ke Dunia Politik, Mengaku Takut dan Sadar Diri 'Pertanggungjawabannya di Dunia Akhirat'

Sule mengakui ada tawaran yang datang kepada dirinya untuk terjun di dunia politik.

Baca Selengkapnya