Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sikap bertetangga Australia

Sikap bertetangga Australia Jokowi di KTT G20. ©Setpres RI

Merdeka.com - Menteri Imigrasi Australia Scott Morrison dua hari lalu menyatakan menutup sepenuhnya pintu bagi pencari suaka dari Indonesia yang datang setelah 1 Juli 2014. Mereka menolak kedatangan orang dari Pakistan, Iran, maupun Afghanistan yang rutin coba berlayar ke perbatasan Negeri Kanguru tersebut. Kebijakan Negeri Kanguru itu dipastikan merugikan Indonesia, sebab pemerintah harus menanggung para imigran selama transit.

Hal ini wajar jika menimbulkan kemarahan Indonesia. Sebagai responsnya, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno L.P Marsudi telah mengontak Menlu Australia Julie Bishop untuk membicarakan itu dan bersama Komisi Pengungsi PBB (UNHCR), memanggil Duta Besar Australia untuk meminta penjelasan alasan Canberra secara sepihak mengabaikan peraturan internasional. Secara terukur Menlu menyatakan Australia tidak bisa menentukan sendiri berapa pencari suaka yang dapat mereka tampung.

Setiap kebijakan mengenai para imigran harus dibicarakan bersama karena kebijakan unilateral dinilai tidak akan membantu penyelesaian masalah. Kita tidak lupa bahwa Presiden Jokowi telah bertemu tiga kali dengan Tony Abbott. Namun, itu ternyata tidak berpengaruh banyak terkait pencari suaka.

Australia tetap dengan keputusannya menutup pintu bagi para pencari suaka. Berdasarkan catatan Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR), saat ini ada 10.623 pencari suaka ke Australia yang masih tertahan di Indonesia. Keputusan Pemerintah Australia yang diumumkan Rabu (19/11) membuat Indonesia harus 'pusing' menghadapi para pencari suaka ini.

Kebijakan baru Australia mengenai pencari suaka yang ditampung di Indonesia mencerminkan tak adanya pemahaman Australia mengenai 'push and pull factors' (faktor pendorong di negara pencari suaka dan faktor penarik di negara tujuan) dibalik krisis pengungsi skala global. Selain itu rekam jejak Australia di bidang penanganan pengungsi memang menyedihkan.

Kebijakan 'turn back the boats' sangat merugikan Indonesia sebagai negara tetangga yang terpaksa menjadi departure point ke Australia. Kebijakan Australia yang lain yaitu 'By boat, no visa' juga sangat diskriminatif.

Andrew Elder, dalam sebuah artikel di The Guardian (23/1). "Australia-Indonesia relations. The downward spiral won’t stop until Morrison goes", telah lama mengingatkan bahwa bila jabatan Menteri Imigrasi dipegang oleh Scott Morrison maka hubungan Indonesia-Australia akan banyak terganggu. Hal ini karena pandangan Morrison yang selalu disuarakannya untuk meyakinkan publik Australia bahwa pencari suaka yang datang lewat laut bukanlah pencari suaka sebenarnya dibanding yang melalui jalan/sarana lainnya.

Padahal kenyataannya 90% pencari suaka dengan kapal adalah pencari suaka sesungguhnya. Sikap Morrison yang secara unilateral menghentikan sama sekali penerimaan pencari suaka yang berangkat dari Indonesia tanpa mengajak bicara Indonesia adalah bukan sikap bertetangga yang baik. Peringatan Elder telah terbukti.

Bukan tak ada alasan kenapa Morrison bersikap begitu. Posisinya mengenai pencari suaka selama ini berhasil mempertahankan posisi di mata konstituennya yang bersikap keras terhadap pencari suaka. Tak heran jika Morrison pernah berjanji bahwa setiap kapal pengungsi yang masuk tidak peduli motif apa yang mendorong masuknya kapal itu masuk.

Sikap bertetangga Australia makin tidak menyenangkan terhadap Indonesia karena sikap Menlu Julie Bishop yang tidak bisa mengikuti jejak pendahulunya dalam menjaga hubungan baik dengan Indonesia, apalagi meningkatkannya. Ditambah lagi sikap PM Tonny Abbot yang diakuinya sendiri sebagai berubah-ubah (weathervane) dalam hal pencari suaka tergantung kepada siapa ia berhadapan yang tentu saja makin merugikan Indonesia.

Selain masalah pencari suaka, sikap tak baik bertetangga Australia juga tercermin pelanggaran wilayah perairan Indonesia dengan Operation Sovereign Borders pada 1 Desember 2013 hingga 20 Januari 2014 yang dalam dalam waktu kurang dari dua bulan, Australia enam kali melanggar batas wilayah Indonesia.

Selain masalah OPM, isu penyadapan juga sempat membuat hubungan Indonesia dengan Australia renggang. Presiden SBY mengungkapkan enam syarat pemulihan hubungan diplomatik pada 26 November 2013 sebagai respons atas surat Perdana Menteri Tony Abbott setelah Indonesia menyatakan protes dengan menarik Duta Besar Nadjib Riphat Kesoema dari Canberra.

Australia tidak bisa memilih tetangga dan harus menerima kenyataan bahwa Indonesia adalah tetangga terdekatnya dan harus bersikap baik sebagai tetangga. Sikap penghentian sepihak penerimaan pencari suaka telah masuk pada wilayah kepentingan nasional yang harus dijaga dan diwujudkan dalam sikap tegas Indonesia kepada Australia.

(mdk/did)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pemuda Indonesia Ungkap Alasan Mengejutkan Hijrah ke Australia, Gaji Selangit-Harga Mobil Cuma Rp20 Juta

Pemuda Indonesia Ungkap Alasan Mengejutkan Hijrah ke Australia, Gaji Selangit-Harga Mobil Cuma Rp20 Juta

Pria ini mengungkapkan banyak hal mengenai alasannya hingga tantangan tinggal di Negeri Kanguru.

Baca Selengkapnya
Australia Dukung Karyawan Tolak Angkat Telepon Bos di Luar Jam Kerja, Perusahaan yang Melanggar Bakal Didenda

Australia Dukung Karyawan Tolak Angkat Telepon Bos di Luar Jam Kerja, Perusahaan yang Melanggar Bakal Didenda

Ini akan diatur dalam undang-undang yang diajukan pemerintah federal Australia.

Baca Selengkapnya
Lindungi Pekerja Migran di Luar Negeri, Prabowo: Saya Setuju dengan Anies dan Ganjar

Lindungi Pekerja Migran di Luar Negeri, Prabowo: Saya Setuju dengan Anies dan Ganjar

Selama ini, banyak pekerja migran yang mengalami masalah, mulai dari keberangkatan sampai saat bekerja di luar negeri.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Warga Negara Inggris ini Bersepeda Sendirian dari China ke Australia, Begini Keseruannya saat Tiba di Semarang

Warga Negara Inggris ini Bersepeda Sendirian dari China ke Australia, Begini Keseruannya saat Tiba di Semarang

Ia mempelajari budaya dan mencicipi kuliner baru pada setiap negara yang disinggahi

Baca Selengkapnya
Panglima TNI Temui Panglima Angkatan Bersenjata Australia, Sosoknya Tak Sembarangan Pernah Terlibat Perang

Panglima TNI Temui Panglima Angkatan Bersenjata Australia, Sosoknya Tak Sembarangan Pernah Terlibat Perang "Timor-Timur"

Panglima TNI bertemu Panglima AB Australia. Ternyata pernah terlibat di perang "Timor-Timur". Simak informasinya.

Baca Selengkapnya
Ini Kegiatan Wapres Ma'ruf Selama Jadi Plt Presiden

Ini Kegiatan Wapres Ma'ruf Selama Jadi Plt Presiden

Jokowi hari ini masih berada di Australia dan telah mengikuti Khusus ASEAN-Australia di Melbourne.

Baca Selengkapnya
Jenis-Jenis Migrasi, Penyebab, dan Dampaknya yang Perlu Diketahui

Jenis-Jenis Migrasi, Penyebab, dan Dampaknya yang Perlu Diketahui

Migrasi biasanya dilakukan dalam rangka penduduk untuk mencapai kemakmuran dan kehidupan yang lebih layak. Jenisnya pun ada yang nasional, atau internasional.

Baca Selengkapnya
Menetap di Australia, Acha Sinaga Sedih Tak Bisa Ikut Nyoblos saat Pemilu Karena Minim Informasi

Menetap di Australia, Acha Sinaga Sedih Tak Bisa Ikut Nyoblos saat Pemilu Karena Minim Informasi

Menjelang pemilu 2024, Acha Sinaga bercerita tentang kesedihannya karena tak bisa mengikuti Pemilu 2024 mendatang.

Baca Selengkapnya
Pekerja Imigran Indonesia di Turki Meningkat 2 Tahun Terakhir, Paling Banyak di Sektor Ini

Pekerja Imigran Indonesia di Turki Meningkat 2 Tahun Terakhir, Paling Banyak di Sektor Ini

Sejak tahun 2021 jumlah pekerja migran Indonesia di Turki terus mengalami peningkatan.

Baca Selengkapnya