Preman berseragam di pelataran Monas
Merdeka.com - Emak Pendek terlihat begitu gugup. Raut mukanya tampak gelisah. Sesekali dia melirik ke sisi timur laut tugu Monumen Nasional, lalu kembali duduk dekat barang dagangannya di bawah patung Diponegoro.
Rupanya sore itu anggota Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta melaksanakan razia. Operasi itu digelar untuk membersihkan kawasan Monas dari keberadaan pedagang kaki lima.
"Saya capek, Nak. Habis kejar-kejaran sama petugas kamtib (keamanan dan ketertiban)," kata Emak Pendek, penjual kopi biasa mangkal di kawasan Monas, saat ditemui merdeka.com Jumat sore pekan lalu. Dia bahkan sampai harus melompat pagar sisi utara Monas agar tidak tertangkap. Kamtib merupakan istilah dipakai para pedagang untuk menyebut petugas melakukan razia, baik dari polisi pamong praja, tentara, atau polisi.
Emak Pendek mengeluh saban kali ada penertiban. Sebab, dia kehilangan pendapatan cukup besar usai semakin rutinnya razia digelar.
Padahal untuk dapat berjualan di Monas pedagang wajib memberikan uang agar usahanya tidak diganggu. Fulus sebagai jaminan keamanan itu diberikan kepada polisi pamong praja, polisi, atau tentara. "Biasanya kita dimintai petugas. Ada Rp 10 ribu, Rp 20 ribu, tergantung usahanya apa," ujar pedagang lain di Monas.
Seorang pedagang asongan di sana membenarkan hal itu. Bahkan pungutan itu berlaku untuk semua jenis usaha ada di kawasan Monas. "Masing-masing sudah ada bagiannya. Misalkan untuk pedagang siapa, parkir jatahnya siapa," tuturnya.
Selain itu, polah para aparat yang meminta jatah ini sering dikeluhkan. Ini lantaran penarikan itu dilakukan seenak hati tanpa memikirkan berapa keuntungan diperoleh masing-masing pedagang. "Mintanya seenak mereka saja, kadang pagi, kadang sore. Kita belum dapat untung sudah ditarik saja," katanya.
Jika jatah itu tidak diberi, para pedagang itu tidak bisa berharap mendapat jaminan keamanan. "Kalau kena razia, nanti harus tebus Rp 300 ribu. Ya berat itu," keluhnya.
Kalau nekat tidak memberikan uang pengamanan, para pedagang kerap mendapat ancaman. Paling parah adalah kekerasan fisik. Sumarjo mencontohkan kejadian beberapa bulan lalu. Satu anggota polisi militer membakar seorang tukang parkir.
Pemalakan dilakukan aparat itu laiknya tindakan preman. Bedanya mereka berseragam.
(mdk/fas)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perempuan di Malang Ditangkap Setelah Kemas Ulang Beras Subsidi Jadi Beras Premium
EH sudah ditahan dan terancaman hukuman maksimal 5 tahun penjara dan denda paling banyak Rp2 miliar.
Baca SelengkapnyaDagangan Tak Laku Sama Sekali, Pasangan Paruh Baya Ini Menangis Haru saat Ada Pembeli Borong Jualannya
Setiap orang memiliki besaran rezekinya masing-masing.
Baca SelengkapnyaPenyerang Pengawal Rumah Dinas Kapolri Sempat ke Kediaman Prabowo Namun Diusir Penjaga
Hengki mengatakan, pelaku sempat menjauh kala ditegur petugas. Tetapi, tiba-tiba, pelaku kembali mendekati petugas dan melakukan penyerangan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Hanya di Indonesia, Pria Ini Asyik Makan Sambil Lihat Tawuran di Pinggir Jalan, 'Emang Seru Nih di Sini'
Alih-alih duduk di warung makan, pria ini memilih makan sembari melihat tawuran di pinggir jalan.
Baca SelengkapnyaPegawai Minimarket Ditodong Sajam dan Senpi, Uang Rp67 Juta Dibawa Kabur
Awalnya pelaku yang menggunakan pakaian serba hitam, berhelm, beransel, dan bermasker itu masuk ke dalam minimarket
Baca SelengkapnyaTak Terima Ditegur karena Bawa Pacar ke Rumah, Pemuda di Maros Tega Bunuh Kakak Kandung
Seorang pemuda di Maros, Sulawesi Selatan, MA (22) gelap mata setelah ditegur karena membawa pacarnya ke rumah. Dia tega membunuh kakak kandungnya AA (31).
Baca SelengkapnyaSederhana Namun Menyentuh, Pria Ini Beri Kejutan Ultah Istri saat Uang di Dompet Hanya Tersisa Rp 100 Ribu
Merayakan ulang tahun tak harus dengan perayaan mewah, tetapi juga bisa dengan cara sederhana dan membekas.
Baca SelengkapnyaAnies Ditampar Pendukungnya, Timnas AMIN Bakal Tingkatkan Keamanan
kspresi wajah Anies langsung tidak suka namun tak lama senyum kepada arah orang yang menamparnya tersebut
Baca SelengkapnyaPria Banyuwangi Ajak Para Tetangga Ternak Kambing Perah, Awalnya 10 Ekor Kini Jadi 600 Ekor Auto Kaya Berjemaah
Setiap peternak bisa mengantongi Rp3,75 juta per dua pekan dari hasil menjual susu kambing, belum termasuk keuntungan jika kambing melahirkan
Baca Selengkapnya