Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Poros Jakarta, Vatikan, Beijing

Poros Jakarta, Vatikan, Beijing Bung Karno-Paus Paulus VI-Deng Xiaoping.. ©istimewa

Merdeka.com - Kolom ini merekam KTT Segitiga Republik Indonesia, Republik Rakyat Tionghkok dan Tahta Suci Vatikanin yang berlangsng bertepatan Hari Raya Imlek 1 Cia Gwe 1567 atau 8 Februari Masehi. Tiga tokoh raksasa Bung Karno (1901-1970), Deng Xiaoping (1904-1997)dan Paus Paulus VI lahir 26 Sep 1897 (terpilih Paus 1963-wafat 6 Agustus 1978) meninjau kelenteng Sam Po Kong dan 2 gedung berarsitek Tionghoa yang pernah menjadi rumah tinggal Kapten Tionghoa di Semarang. Yang satu sudah tinggal sisa Gedong Gula dan yang kedua masih terawat menjadi susteran Kebon Dalem serta meninjau bekas kediaman Oei Tiong Ham di Gergaji yang terkenal sebagai konglomerat pertama Asia Tenggara dengan 8 istri dan 26 anak (13 wanita dan 13 pria) di bawah satu atap.

Berikut ini rekaman otentik diskusi 3 tokoh raksasa dunia itu memantau perkembangan mutakhir dramatis setelah Paus Fransiskus memberi selamat Tahun Baru Imlek kepada Presiden Xi Jinping menerobos kebekuan diplomatic Tiongkok-Vatikan. Paus asal Argentina itu juga menganjurkan dunia agar tidak mencurigai kebangkitan ekonomi politik Naga Tiongkok sebagai ancaman perdamaian dunia. Ungkapan itu disampaikan Paus melalui wawancara khusus dengan kolumnis Asia Times Fransico Sisci 28 Januari 2016.

Bung Karno membuka KTT segi-3 dengan Sri Paus dan Deng Xiaoping di situs bangunan Gedong Gula yang terakhir dibeli dan dihuni oleh mertua saya almarhum Sie Ing Som (1911-1958) tempat pencetakan dan gudang buku Wawancara Imajiner dengan Bung Karno Edisi 1977 yang dibredel oleh Soeharto pada 1978.

BK: Selamat Hari Raya Imlek kepada seluruh bangsa Han di Tiongkok dan di mana saja berada. Xin Nian Kuay Lo Tahun Monyet Api 2567. Selamat kepada Bapak Suci Paulus VI dan kamerad Deng atas ucapan selamat Seri Paus Fransiskus kepada 1,3,milyar rakyat Tiongkok..

Saya mewakili peradaban Nusantara Indonesia yang pluralis ingin mengimbau saudara-saudara Muslim saya di Timur Tengah untuk memanfaatkan momentum pemulihan poros Vatikan Beijing dan Jakarta bersedia memfasilitasi Trialog Segitiga Peradaban Barat, Muslim dan Confucius. Agar peringatan Dominique Moisi dalam buku The Geopolitics of Emotion, dapat kita kelola secara bijaksana dengan menghentikan pertikaian the Clash of Civilization Huntington antara 3 peradaban yang semakin mengeras sejak WTC 11 September 2011 dan kini ditandai dengan gelombang pengungsi Timur Tengah ke Eropa yang semakin memperpanas konflik antar peradaban.

Kepada Paduka Seri Paus Paulus VI saya sampaikan selamat atas trobosan generasi penerus anda menciptakan perdamaian dunia meskipun dulu Pater Beek merupakan operator Opsus Ali Murtopo yang sangat aktif menggulingkan saya karena prinsip Hijau Militer lebih toleran kepada gereja dari pada Hijau Darul Islam.

Paus Paulus VI: Terima Kasih the Great Bung Karno, anda satu satunya Presiden RI yang bertemu 3 paus, 13 Juni 1956 dengan Paus Pius XII(1939-1958), 14 Mei 1959 dengan Paus Yohanes XXIII (1958-1963) dan 12 Oktober 1964 dengan saya sehingga anda adalah satu satunya presiden beragama Islam tapi menerima 3 medali penghargaan Paus, lebih dari Presidan Eamon de Valera dari Irlandia yang Katolik. Vatikan membuat perangko khusus dan saya juga menerima pengganti Anda Soeharto 25 November 1972 sebagai kunjungan balasan atas lawatan saya ke Indonesia pada 3-4 Desember 1970, Dia (Presiden Soeharto) juga menerima Paus Yohanes Paulus II pada 9-13 Oktober 1989. Presiden Habibie tidak sempat bertemu Paus tapi menerima Uskup Bello di Bina Graha 24 Juni 1998. Presiden Gus Dur bertemu Sri Paus Johanes Paulus II (1978-2005) pada 5 April 2000 dan Presiden Megawati pada 10 Juni 2002.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengalami tiga periode kepausan, yaitu Yohanes Paulus II Benediktus XVI (2005-2013) dan Fransiskus dan tidak hadir ketika dunia berkabung di Vatikan, 8 April 2005, pada upacara pemakaman Paus Yohanes Paulus II. Presiden Jokowi akan berkunjung ke Vatikan 2016 mendahului lawatan Paus Fransiskus ke Indonesia 2017.

Atas nama Vatikan saya minta maaf atas kebijakan yang diambil Pater Beek 12/3/1917-17/9/1983) zaman Opsus yang sudah disesali oleh Pater Beek sendiri dengan buku (resensi Kompas 29/8/2008) yang menguraikan pertobatannya atas praktik-praktik pelanggaran HAM yang dilakukian rezim dwifungsi ABRI waktu itu. Gereja Katolik tidak bisa lepas dari kealpaan oknum manusiawi. Terobosan Paus Fransiskus mengulurkan tangan perdamaian kepada Presiden Xi Jinping harus dilihat dalam rangka rekonsiliasi antara gereja Katolik dengan kelompok "Atheis dan Non Katolik" dalam era Teologi Infinite.

Nol yang Bung Karno paparkan dalam seri WIBK 25 Januari 2016 mengimbangi lompatan quantum manusia dalam Teknologi 4.0 (Revolusi Industri 4.0). Kamrad Deng Xiaoping tidak peduli kapitalis atau sosialis yang penting produktif. Ulama harus melepaskan diri dari kungkungan dogma pra revolusi industry yang primitive seperti era Ptolemeus. Bagaimana manusia mengelola kompetisi antar peradaban menjadi persaingan sehat damai dan meritokratis dan bukan kebencian dan dendam kesumat Kain membunuh Habil.Agar bisa menerima Anugerah luar biasa imortalitas kemajuan rekayasa biogenetika manusia yang bisa yang mampu mengalami self rejuvenation.

Deng Xiaoping: Terima kasih Bapak Suci Sri Paus dan the Great Bung Karno atas ucapan selamat tahun baru Imlek. Orang Tionghoa sudah sejak zaman Lao Tse di era Pencerahan The Great Transformation buku Karen Armstrong mengakui dan menyembah Tuhan, kita bukan Atheis yang tidak mengakui adanya supranatural power yang beyond human, yang powerful dan omnipoten, kita percaya itu. Karena itu kita yang berani meninggalkan Marxisme yang mencoba melawan kodrat ala, hukum alam, pasar yang terbukti tidak bisa digantikan oleh komando kolektivisme yang dialami Tiongkok dengan penguasaan oleh negara yang bisa membuat bom atom tapi gagal menyediakan bahan pangan ke pasar Tiongkok.

Komunisme berhasil mengorbitkan Sputnik dan Gagarin keluar angkasa tapi gagal mendeliver sembako ke pasar di Uni Soviet dan blok komunis Eropa Timur. Bangsa Han ini sangat lemah lembut, buktinya kita ini dua kali sebagai suku mayoritas Tiongkok malah dijajah oleh suku minoritas Mongol (dinasti Yuan 1271-1368) dan Mancu (dinasti Qing (1644-1911). Jadi Paduka Sri Paus terimalah jaminan saya bahwa apa yang dicanangkan oleh Sri Paus Fransiskus bahwa Tiongkok cinta damai dan tidak mau perang, mau berdagang saja telah dibuktikan sejak zaman Zheng He.

Bung Chris ini pernah menulis kolom 28 Juni 2005 dari Washington DC berjudul Seandainya Dulu ada Zheng He Kongsi, di mana Zheng He melakukan praktik seperti VOC, maka sejarah dunia pasti akan lain. Laksamana Sudomo mengapresiasi analisis geopolitik historis yang relevan itu. Sekarang ini Tiongkok mendukung visi Poros Maritim Indonesia yang compatible dengan One Belt One Road (OBOR) Tiongkok. Kita akan mengaktifkan jalur sutra darat maupun maritime dari zaman Zheng He Marco Polo untuk pembangunan dan kesejahteraan yang semakin merata bagi seluruh dunia. Terutama continental Asia termasuk Timur Tengah yang dilanda perang saudara keturunan Abraham yang memang memerlukan rekonsilaisi tuntas Israel Arab di mana Anda sebagai pemimpin negara mayoritas Muslim terbesar layak menjadi "commander in chief" dari peradaban Islam dunia yang moderat, modern, multikultur dan menghargai meritokratis segera menghentikan pertikaian anak cucu Abraham secara damai dengan semangat rekonsiliasi yang diulurkan Bapak Suci dari Tahta Vatikan.

Bung Karno: Saya sudah lobby Shah Iran, Gamal Abdul Nasser dan Raja Hussein dari Yordania, mereka semua sepakat bahwa residu kebencian masa lalu yang dilestarikan secara munafik oleh politisi dan diktator gagal Timur Tengah tidak bisa dipertahankan terus menurus. Dunia Arab Timur Tengah harus mengalami glasnost, perestroika dan modernisasi seperti Gorbachev dan Deng Xiao Ping mengubur diktator proletariat yang gagal total mendeliver kemakmuran masyarakat. Pembatasan masa jabatan sudah mulai terstruktur di Iran dan jika Iran sukses berdemokrasi seperti Indonesia maka Arab Saudi akan sulit mempertahankan monarki absolut, demikian juga Mesir harus mendemokratiskan diri dan tidak terkungkung dalam rezim dwifungsi militer.

Era diktator militer maupun diktator "teologis" sudah tidak relevan lagi. Karena itu jangan coba coba menjual teori zaman Opsus, Hijau Militer lebih demokratis dari Hijau Darul Islam dan juga sebaliknya Hijau ISIS jangan sampai menguasai dunia dan berdampak bagi nation state yang masih rawan dikuasai oleh oknum model Osama bin Laden dan derivativenya yangmerupakan pengikut setia ajaran The Clash of Civilizations. Sebetulnya Huntingon bukan berteori, tapi pelaksana fanatic dari teori itu adalah Osama bin Laden, Taliban, Al Qaeda dan ISIS.

Saya punya pengalaman yang tidak boleh dilupakan. Indonesia solider dengan Arab dan Palestina. Karena itu waktu penyelenggaraan Asian Games IV 1962 di Jakarta, Indonesia tidak mengundang Israel dan Taiwan. Gara gara itu, Asian Games Federation dan International Olympic Committee menskors Indonesia tidak boleh ikut Olimpiade Tokyo 1964. Tapi negara negara Arab justru tetap lenggang kangkung ikut bermain di Tokyo. RI diskors dan bersama Korea Utara tidak ikut Olimpiade Tokyo.

Saya berpesan kepada Presiden Jokowi agar memanfaatkan momentum uluran tangan Paus Fransiskus ke Xi Jinping ini untuk mengukuhkan Poros Jakarta Vatikan Beijing sebagai salah satu nodul aksi geopolitik Indonesia untuk mendamaikan Israel-Palestina, untuk menghentikan permusuhan di Timur Tengah dengan demikian otomatis menyelesaikan residu dan dampak samping perang teror dan akar masalah ISIS secara tuntas. Bagaimana tiga peradaban utama dunia Barat, Islam dan Confucius bisa menyelesaikan dendam kesumat tujuh turunan anak cucu Abraham secara damai tuntas dan menciptakan kerukunan dan kompetisi manusia secara sehat jujur dan adil bukan atas dasar keserakahan dan kebencian timbal balik turun temurun. Bagaimana golden rule benar benar menjadi perilaku manusia yang akan segera menguasai teknologi rekayasa genetika imortalitas.

Deng Xiaoping: Siap Bung Besar, saya akan segera telepati dengan Presiden Xi Jinping agar menjewer kalau ada aparat Tiongkok yang bertingkah laku tidak sesuai dengan pernyataan Sri Paus Fransiskus bahwa Tiongkok bangkit tidak perlu dicurigai dan dicemburui, Tiongkok bangkit bersama dunia, oleh dunia dan dari dunia yang maju yang menghargai meriotkrasi atas dasar kriteria obyektif, Tidak ada privilege rasisme ataupun dominasi klaim agama tertentu yang malah mendegradasikan kebesaran Thian yang lebih besar dari Tuhan yang dikungkung kesempitan ritual agama partisan.

Tiongkok akan bergembira jika Indonesia bisa menjadi kapten kesebelasan ASEAN yang tangguh sehingga benar benar Naga Tiongkok dan Garuda Indonesia, Garuda Amerika Serikat dan nation state lain seperti India, Rusia, Brazil, Jepang dari konsorsium G20 berkinerja sesuai harkat martabat dan kualitas masing masing secara produktif kreatif.

Paus Paulus VI: Ora et Labora. Berdoalah dan bekerjalah. Berimanlah dan berbuatlah! Satunya kata dan perbuatan. Kata kunci adalah jangan munafik dan hormati meritokrasi untuk segala bangsa, ras, etnis, agama, kelas. Kalau anda memang hebat ya anda layak menang dan dihormati.

Kalau anda kurang mampu ya harus rela dipimpin yang lebih mampu. Tidak perlu ada iri hati kebencian dan kedengkian yang melahirkan mental Kain cemburu benci dan membunuh Habil, adiknya sendiri. Ini adalah golder rule yang sudah lama cuma dihafalkan dan dipidatokan. Nah sekarang mudah mudahan pesan Sincia Paus Fransiskus kepada Xi Jinping dan Trialogue imajiner kita bertiga meawakili 3 peradaban dunia bisa diresapi oleh seluruh elite yang bertanggung jawab merumuskan kebijakan nation state yang berdampak pada percaturan geopolitik era ISIS keblinger ini.

BK: Kita akan melakukan lobby-lobby untuk mewujudkan cita-cita dan visi misi perdamaian dunia dan pembangunan kesejahteraan manusia yang melampaui sejarah konflik masa lalu yang tidak manusiawi. WHO sudah menentukan kriteria usia manusia yang akan menembus 100 tahun dan dalam perkembangan satu generasi bisa terjadi kemungkinan imortalitas manusia. Semua itu tidak akan ada gunanya kalau masih ada oknum manusia primitive yang mau jadi pembunuh sesame manusia. Padahal teknologi sudah memungkinkan manusia untuk jadi immortal.

Ini perlu Revolusi Mental luarbiasa pada dataran global, fundamental dan bukan sekedar revolusi mental ala yang sekarang jadi program salah satu Menko. Dunia membutuhkan revolusi mental yang menegakkan kembali Golden Rule, menghargai dan menghormati Meritokrasi serta penghentian permusuhan kebencian warisan Kain Habil. Selama 3 dimensi pertobatan ini tidak dilaksanakan maka betapapun hebatnya kemajuan pembangunan akan terganggu oleh terror oleh manusia primitif yang tidak bertanggung jawab dan menghujat Tuhan yang dicatut dan diklaim namanya oleh teroris bersangkutan.

Saya percaya Tuhan tidak akan membiarkan diri-Nya dibajak oleh teroris primitif. Tuhan agama apapun lebih besar dari teroris mental primitive. Bangsa apapun yang meskipun berteknologi dan berpendidikan universiter, sebetulnya masih primitif teologinya sehingga tidak cocok menjadi manusia modern pasca teologi primitive, tidak akan direstui oleh Tuhan Infinite. Hanya yang berkenan dihadirat-Nya akan diizinkan memimpin dunia dari pembajakan ala genosida, anti semitisme, yang mungkin untuk sementara masih dibiarkan di Timur Tengah. Semoga Timur Tengah bertobat dari dendam kesumat Kain Habil dan Israel Palestina berhenti berperang saudara menghancurkan seluruh ummat manusia. Kita bertiga poros Jakarta Beijing Vatikan berkepentingan mencegah kiamat bikinan "ISIS" dan "terror kopi Jessica Olivier". Kita menunggu pilihan rakyat AS apakah akan memilih Hillary atau Trump sebagai Presiden AS era pasang naik ketakutan Europe menjadi Eurabia. Sampai bertemu 15 Februari 2016.

(mdk/tyo)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Momen Lawas Presiden Soeharto di Jerman, Sosok Didit Anak Prabowo-Titiek dengan Rambut Tebal Belah Tengah Jadi Sorotan

Momen Lawas Presiden Soeharto di Jerman, Sosok Didit Anak Prabowo-Titiek dengan Rambut Tebal Belah Tengah Jadi Sorotan

Potret Didit saat masih remaja dengan rambut tebal dan belah tengah banjir pujian.

Baca Selengkapnya
Jokowi Ingin Makassar seperti Shenzen China

Jokowi Ingin Makassar seperti Shenzen China

Presiden Jokowi memanggil Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin, Wali Kota Makassar Danny Pomanto dan sejumlah Forkopimda ke Istana Negara, Selasa (27/2).

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Dilantik Kapolri Jadi Kakorlantas Polri, Aan Suhanan Kenakan Dua Bintang di Pundak

Dilantik Kapolri Jadi Kakorlantas Polri, Aan Suhanan Kenakan Dua Bintang di Pundak

Prosesi pelantikan dan sertijab berlangsung di Ruang Rupatama Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (14/12).

Baca Selengkapnya
Potret Lawas Presiden Soeharto Mendapat Pangkat Jenderal Besar Bintang 5, Didampingi Sosok Jenderal Bintang 4

Potret Lawas Presiden Soeharto Mendapat Pangkat Jenderal Besar Bintang 5, Didampingi Sosok Jenderal Bintang 4

Sesaat setelah diberi pangkat, Soeharto mengabadikan momen dengan sosok jenderal bintang 4.

Baca Selengkapnya
Besok, Prabowo Pimpin Rakornas Gerindra di Jiexpo

Besok, Prabowo Pimpin Rakornas Gerindra di Jiexpo

Dalam rakornas itu akan ada arahan maupun pembahasan yang lebih dalam secara teknis mengenai pileg dan pilpres.

Baca Selengkapnya
Beri Rapor Merah Kemenhan di Depan Prabowo: Ganjar Nilai 5, Anies Nilai 11 dari 100

Beri Rapor Merah Kemenhan di Depan Prabowo: Ganjar Nilai 5, Anies Nilai 11 dari 100

Capres Anies serta Ganjar memberikan poin penilaian terhadap kinerja Kemenhan di bawah kepemimpinan Prabowo

Baca Selengkapnya
DPR Tegaskan Jakarta Masih Ibu Kota Negara Meski Ada UU IKN

DPR Tegaskan Jakarta Masih Ibu Kota Negara Meski Ada UU IKN

Ia justru mendorong nantinya tak hanya ada Pilgub melainkan juga Pilwalkot di Jakarta.

Baca Selengkapnya
Aksi Renang Prabowo Subianto Usai Nyoblos: Saya Pasrah Apapun Keputusan Yang Maha Kuasa

Aksi Renang Prabowo Subianto Usai Nyoblos: Saya Pasrah Apapun Keputusan Yang Maha Kuasa

Ketika berenang, Mantan Danjen Kopassus itu sembari mendengarkan lagu ‘Di Bawah Sinar Bulan Purnama’

Baca Selengkapnya