Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pemasaran politik: Memasarkan ide atau sekadar populer?

Pemasaran politik: Memasarkan ide atau sekadar populer? Ilustrasi masa pendukung Jokowi-Ahok saat kampanye. ©2012 Merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Pemasaran politik bagi sebagian insan politik di Indonesia adalah hal baru. Dipicu oleh gelombang reformasi, membuat keterbukaan dan keran politik terbuka lebar-lebar. Pemasaran menjadi semakin penting ketika iklim persaingan mulai ada. Seperti kita ketahui zaman orde baru praktis tidak ada persaingan karena semua dikendalikan oleh Soeharto. Pemenang pemilu sudah ditentukan jauh sebelum pelaksanaan pemilu.

Di era reformasi semua orang bisa mendirikan partai dan persaingan antar partai semakin terbuka dalam memperebutkan konstituen. Apalagi dengan adanya pemilihan langsung presiden dan pilkada. Peran teori dan praktik pemasaran semakin diperlukan oleh partai politik dan individu yang berkecimpung di dunia politik.

Pemasaran selama ini sudah dikenal luas dan telah dipraktikkan dalam dunia industri. Bagaimana produk dari suatu perusahaan di perkenalkan dan didistribusikan ke konsumen, kemudian sebuah produk beri label merek lalu di positioningkan agar memiliki citra yang berbeda dengan pesaingnya untuk memenangkan pasar, itu semua dilakukan dengan menggunakan konsep pemasaran.

Lalu apa konsep pemasaran bisa dipraktikkan dalam bidang politik? Secara filosofis, konsep pemasaran bisa diaplikasikan di berbagai bidang termasuk di institusi non-profit seperti partai politik (Brownlie and Saren, 1991; Kotler and Zaman, 1976). Secara umum tidak terdapat perbedaan antara marketing di industri dan politik, kecuali dari sisi konteks subyek yang di pasarkan. Di industri, yang dipasarkan lebih jelas yaitu produk dan jasa, sementara di politik yang dipasarkan adalah orang beserta ide dan gagasan yang dia bawa.

Konsep pemasaran klasik yang bisa di adopsi adalah konsep STP (segmentation, targeting, and positioning). Segmentation adalah sudut pandang sebuah partai/kandidat dalam memandang populasi pemilih untuk kemudian dibagi dalam beberapa segmen pemilih. Targeting adalah menentukan segmen pemilih mana yang akan kita sasar sebagai target utama. Sementara positioning adalah bagaimana sebuah partai atau kandidat diposisikan di benak pemilih ketika dibandingkan dengan pesaingnya.

Konsep STP ini penting sebagai pedoman bagi sebuah partai/kandidat untuk menentukan karakter pemilih seperti apa yang akan menjadi lumbung suara, sekaligus sebagai bahan dasar penentuan program kampanye apa yang efektif dan efisien yang sesuai dengan hasrat dan keinginan pemilih.

Contoh menarik di lakukan oleh Partai Buruh di Inggris (Garet Smith, Andy Hirst, 2001). Mereka membagi pemilih menjadi tujuh segmen mulai dari pemilih yang konservatif, nasionalis sampai dengan yang sosialis. Dari tujuh segmen itu kemudian partai buruh melakukan profiling setiap segmen dan menentukan dua segmen utama yang akan dijadikan sebagai target pemilih utama.

Selain konsep STP, dalam konsep pemasaran kita mengenal konsep marketing mix yaitu 4P (product, price, promotion, place). Di politik, kita bisa terjemahkan konsep 4P tersebut sebagai berikut. Pertama adalah Product, produk yang kita jual harus memiliki kualitas yang baik. Karena itu ide, gagasan, atau kandidat yang kita jual ke konstituen juga harus berkualitas dan otentik.

Kedua soal price. Dalam konteks pemasaran perusahaan, price adalah value yang dibayarkan oleh konsumen dibanding manfaat yang diterima dari produk atau jasa yang mereka terima. Di politik, price bukanlah monetary value, karena tidak ada biaya yang dikeluarkan oleh konstituen ketika memilih partai atau kandidat tertentu. Price di sini lebih ke arah emotional value yang diberikan oleh konstituen kepada partai atau kandidat. Emotional value ini bisa berarti personal risk, ketika seorang menentukan memilih partai tertentu dibanding partai yang lain.

Ketiga, promotion. Promosi dan komunikasi barangkali sudah banyak dipraktikkan didunia politik. Ketika mendekati masa pemilu semua partai dan kandidat jor-joran mengkomunikasikan calonnya ke konstituen. Partai atau kandidat yang berkantong tebal lebih banyak menggunakan media TV dan media cetak untuk beriklan. Apakah iklan itu efektif atau tidak dalam menjangkau konstituen, itu lain soal.

Keempat, Place. Distribusi adalah kunci penting dalam pemasaran produk, ketersediaan produk di berbagai channel (pasar modern dan tradisional) menjamin konsumen dengan mudah menemukan produk kita. Lalu dalam konteks politik, siapa yang disebut sebagai channel itu? Saya berpendapat bahwa seharusnya kantor wilayah, cabang, anak cabang, dan ranting yang tersebar di berbagai wilayah perkotaan sampai ke pedesaan itulah yang disebut sebagai channel. Sayangnya, kantor-kantor partai itu tidak "hidup" sepanjang waktu, tapi hanya ramai ketika menjelang pemilu saja.

Di Indonesia sendiri kita melihat sekarang kebanyakan partai atau kandidat hanya berkutat dengan pencitraan jangka pendek saja dan belum sampai pada menjabarkan secara sistematis penyusunan konsep STP dan 4P partai atau kandidat tersebut. Kebanyakan ujug-ujug langsung bikin program kampanye yang tidak terstruktur dan terukur. Mereka terjebak pada unsur popularitas saja. Akibatnya, partai politik atau kandidat tersebut terjebak popularitas sesaat dan miskin gagasan dan ide untuk perbaikan masalah-masalah yang dihadapi masyarakat.

*CEO dan Founder ALVARA

*Pendapat dalam tulisan ini melekat pada penulis pribadi, bukan mencerminkan pendapat merdeka.com

(mdk/rin)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
'Strategi Politik Menggunakan Isu Identitas Harus Kita Tolak!'

'Strategi Politik Menggunakan Isu Identitas Harus Kita Tolak!'

Kampanye secara negatif diharapkan tidak terjadi lagi karena berdampak buruk pada perkembangan demokrasi.

Baca Selengkapnya
Contoh Poster Pemilu dan Cara Membuatnya dengan Benar

Contoh Poster Pemilu dan Cara Membuatnya dengan Benar

Poster pemilu memiliki peran strategis dalam menciptakan kesadaran politik dan membentuk opini publik.

Baca Selengkapnya
Mengenal Sistem Pemilu di Indonesia, Lengkap Beserta Asas dan Tujuannya

Mengenal Sistem Pemilu di Indonesia, Lengkap Beserta Asas dan Tujuannya

Pemilihan Umum (Pemilu) adalah proses demokratis yang dilakukan secara periodik di suatu negara untuk memilih wakil rakyat atau pemimpin tertentu.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Fenomena Politik Uang dalam Pemilu, Begini Pengaruhnya

Fenomena Politik Uang dalam Pemilu, Begini Pengaruhnya

Politik uang dalam pemilu adalah sebuah praktik yang melanggar aturan pemilu, di mana calon atau tim kampanye memberikan uang kepada pemilih.

Baca Selengkapnya
Jenis Pelanggaran Pemilu Menurut UU dan Penanganannya, Ini Penjelasannya

Jenis Pelanggaran Pemilu Menurut UU dan Penanganannya, Ini Penjelasannya

Pemahaman mengenai jenis pelanggaran pemilu dan penanganannya sangat penting dalam tahun politik ini.

Baca Selengkapnya
Debat ke-3 Pilpres 2024, Akademisi Menilai Capres Tak Perlu Bermain Gimik Politik

Debat ke-3 Pilpres 2024, Akademisi Menilai Capres Tak Perlu Bermain Gimik Politik

Para akademisi dan pengamat politik berharap para capres tetap berdiri pada substansi masing-masing, pada debat ketiga Pilpres 2024, Minggu (7/1/2024).

Baca Selengkapnya
Demokrat Hampir 10 Tahun jadi Oposisi, Kritik AHY: Pembangunan di Indonesia Belum Merata

Demokrat Hampir 10 Tahun jadi Oposisi, Kritik AHY: Pembangunan di Indonesia Belum Merata

AHY menegaskan ingin fokus memenangkan Partai Demokrat dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya
Pengertian Sistem Pemilu Proporsional Tertutup,  Lengkap dengan Kekurangan dan Kelebihannya

Pengertian Sistem Pemilu Proporsional Tertutup, Lengkap dengan Kekurangan dan Kelebihannya

Dalam sistem ini, pemilih memberikan suaranya kepada partai politik, bukan kandidat individual.

Baca Selengkapnya
Beda Nasib dengan Komeng, Berikut Perolehan Sementara Suara Opie Kumis hingga Dede Sunandar di Pemilu

Beda Nasib dengan Komeng, Berikut Perolehan Sementara Suara Opie Kumis hingga Dede Sunandar di Pemilu

Para pelawak itu bersaing memperebutkan suara dari daerah pemilihan masing-masing dengan kolega satu partai maupun partai politik lain.

Baca Selengkapnya