Mereka keturunan Koh Bun Tjit
Merdeka.com - Tepat di depan jalan masuk Gang Palem, Jalan Pejaten Barat, juga tinggal keturunan Bun Tjit lainnya, yakni Hafas Irsam (71 tahun). Hampir semua warga di kawasan itu mengenal pria kelahiran 1941 itu. Selain diaanggap sebagai sesepuh kampung, juga karena ia mudah bergaul dengan semua kalangan.
Saat merdeka.com menemui dia, Kamis sore pekan lalu, ia menolak buyutnya, Bun Tjit, disebut pemilik warung kelontong, yang kemudian menjadi nama Warung Buncit. Hafas memiliki cerita lain tentang buyutnya, berbeda dari penuturan Burhan. “Kalau cerita dari ayah saya, kakek buyut saya tukang pandai emas, bukan pedagang kelontong,” ujarnya dibarengi tawa.
Ia merasa memiliki bukti kuat meski cuma dari cerita keluarganya. Ia juga sudah menyusun silsilan Bun Tjit. Hafas menuturkan saat muda ia selalu bertanya kepada keluarganya tentang muasal nenek moyangnnya. Ia melakoni itu lantaran heran ada wajah sepupunya mirip orang Tionghoa. Padahal, ia berkulit sawo matang dan keturunan Betawi.
Hafas tidak ingat kapan ia mulai menyusun silsilah keluarganya. Cara digunakan dengan terus bertanya kepada keluarga yang bisa dia temui. Ia mengakui bisa saja pohon keturunan itu berubah bila ia menemukan sumber-sumber informasi lebih meyakinkan.
Dari silsilah itulah, ia meyakini Bun Tjit bukan pedagang kelontong. Ayah Bun Tjit, Buntiong adalah keturunan China dari Tanah Abang, Jakarta. Hafas dapat cerita, Buntiong pengusaha sukses. Ia akhirnya menyimpulkan tidak mungkin anak usahawan berhasil menjadi pedagang kelontong. Apalagi, rumah orang tuanya di Tanah Abang jauh dari Warung Buncit.
Meski begitu, ia meyakini Bun Tjit menikah dengan perempuan Betawi dan tinggal di Pejaten Barat. Dari pernikahan silang itu, Hafas menulis dalam pohon silsilah keluarganya, Bun Tjit memiliki lima anak. Masing-masing bernama Pesin menikah dengan Nio, Pesun dengan Piah, Entong dengan Kini, Aminah (tapi Hafas masih menelusuri suaminya), dan terakhir, Desir menikah dengan Saimah.
Pasangan Desir dan Saimah dikaruniai sembilan anak, yakni Saidih, Saamin, Fatimah, Hadijah, Usman, Rohimah, Muhinah, Kontong, dan Zaenab. Kakek Hafas adalah Saamin dan memiliki anak Ibrahim Saamin. Hafas mengungkapkan ayahnya ulama dan petani yang kaya.
Saat menceritakan tentang ayahnya, Hafas banyak tersenyum sendiri. Saat itu, nyaris tidak ada keributan antar warga Betawi. “Ayah saya cukup sekali bicara dalam khotbah Jumat, pertikaian itu tidak ada faedahnya. Habis salat, pihak bertikai langsung berdamai,” katanya.
Zaman telah berubah, kondisi warga berbeda. Hafas juga tidak mungkin seperti ayahnya. Ia kini lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Kegiatannya sebagai pengusaha sudah dia hentikan. Ia lebih mengurusi mengurusi kontrakan toko di rumahnya.
(mdk/fas)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kisah di Balik Bunyi Lesung Padi di Tanah Sunda saat Gerhana Bulan, Ternyata Ini Maknanya
Mengapa orang Sunda memukul lesung saat terjadi gerhana bulan? begini kisahnya
Baca SelengkapnyaKini Bintang 1 di Pundak, Brigjen Hengki Haryadi Ternyata Anak Prajurit TNI, ini Sosok Sang Ayah
Brigjen Hengki Haryadi yang baru saja pecah bintang satu ternyata adalah seorang anak prajurit TNI, ia menganggap bahwa ayahnya adalah seorang pahlawan.
Baca SelengkapnyaBuntut Rombongan Pesilat Bacok Warga di Lamongan, Para Orang Tua Menangis Sesali Perbuatan Anaknya
Mereka menyerang warga secara acak saat melintas jalan raya
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tersisa 8 Orang dan Hampir Punah, Ini Jejak Suku Darat di Pulau Rempang
Penghuni asli Pulau Rempang yang hidup di hutan belantara kini sudah berada diambang kepunahan.
Baca SelengkapnyaMenegangkan, Tuna Wicara Gelut Lawan Beruang di OKU hingga Kaki Putus
Peristiwa itu terjadi saat korban berada di kebun bersama ayahnya di Desa Mendingin, Kecamatan Ulu Ogan, Ogan Komering Ulu (OKU).
Baca SelengkapnyaPaman di Tanjung Priok Tega Bunuh Keponakannya, Begini Kronologinya
Sejumlah barang bukti diamankan dari pelaku yang diduga melakukan penganiayaan terhadap keponakannya
Baca SelengkapnyaBikin Ngakak! Kambing Putih Coba Seruduk Seorang Pria Berkali-kali
Seorang pria berbaju merah tampak hendak diseruduk kambing putih berkali-kali.
Baca SelengkapnyaSengketa Lahan Berujung Maut, Bapak dan Dua Anak di OKU Tega Bunuh Wanita Tua
Seorang pria dan dua anaknya tega membunuh seorang wanita tua HA (62) di Kedaton, Ogan Komering Ulu. Pembunuhan ini dilatarbelakangi sengketa lahan.
Baca SelengkapnyaAsyiknya Berkemah di Bukit Kanaga Cikijing, Pemandangan Kabut dan Hutan Pinusnya Bikin Nagih
Bukit ini berada di atas ketinggian, dengan hamparan pohon pinus yang berjajar rapi.
Baca SelengkapnyaMengenal Sosok Kopda Hendrianto Prajurit TNI Gugur Ditembak KKB, Baru 9 Bulan Tugas di Papua
Mendiang Kopda Hendrianto meninggalkan seorang istri dan dua orang anak
Baca Selengkapnya