Meredam tawuran dengan seni musik
Merdeka.com - Mimpi jadi anak kuliahan pupus akibat ekonomi keluarga goyah. Hidupnya terasa getir karena cita-cita tak sampai. Hingga pada satu titik Randi Rachmadi tercenung, lalu menggali bakatnya dan bertekad mengabdikan hidup merangkul anak-anak kurang beruntung di wilayah rawan konflik kekerasan di sekitar Jakarta.
Randi selalu jadi siswa berprestasi tatkala masih SD, SMP dan SMA. Dari bangku sekolah menengah pertama pernah tergabung dalam tim International Junior Sains Olimpiade (IJSO) kategori mata pelajaran 2006. Dia juga diterima belajar di SMA Negeri unggulan, dan pernah menjadi ketua perhimpunan pencinta alam.
Organisasi memang menjadi incarannya dalam membuka jaringan sosial di lingkungan sekolah. "Dapat tawaran dari Institut Pertanian Bogor, dan Universitas Indonesia, tapi semuanya enggak bisa masuk, semuanya harus bayar juga," ujarnya kepada merdeka.com di markas Warung Inspirasi (Waris), Jakarta pekan lalu.
Kedua orang tuanya tak menyanggupi uang masuk bagi kedua kampus negeri tersebut. Kekecewaan menjauhkan hubungannya dengan kedua orangtuanya. Setelah itu, hampir enam bulan dia menghabiskan waktu di jalanan. Hal itu ternyata menempanya menjadi sosok inspiratif bagi remaja seusianya. Dia misalnya, pernah menyatukan dua geng anak-anak muda di kampung bebuyutan dalam budaya tawuran secara tak sadar.
Ceritanya ada dua geng pemuda, satu bernama Rolling di Kampung Pasar dan kelompok pemuda dari Kampung Tenggulun. Kedua kampung itu masuk wilayah Manggarai. Remaja bengal yang rata-rata pengamen di kedua kampung ini memang kerap tawuran, terutama pada malam hingga dini hari.
Pada 2010 lalu, Randi menggelar acara buka puasa bareng yang dihadiri kelompok pemuda di kedua kampung tersebut. Ternyata acara itu berhasil dan mampu menyatukan mereka. "Awalnya solusi sederhana, kenapa semuanya tidak dicoba salurkan ke arah hobi masing-masing," ujarnya.
Sebab, para remaja itu beralasan, tawuran terjadi cuma karena masalah ekonomi dan kebutuhan hidup semata. Apalagi hajat hidup anak-anak itu bergantung pada pekerjaan kasar di jalanan ibu kota, salah satunya mengamen.
Apalagi di tengah sempitnya kesempatan bekerja bagi masyarakat ekonomi menengah ke bawah. "Mereka antar warga dua kampung itu, rebutan lampu merah pertigaan pasar raya (Manggarai) itu, buat ngelap kaca, ngamen, penjual koran, jadi lahan basah," katanya.
Anak-anak berperan besar dalam menyumbang tawuran antar kelurahan itu. Orangtua mempunyai identitas berbeda dalam konflik antar kedua kelompok. Biasanya bapaknya sebagian bergabung dalam organisasi masyarakat (ormas).
"Kalau anaknya anggota geng, bapaknya dipastikan anggota ormas kesukuan sama kepemudaan," katanya sambil mengisap rokok putih milik ayahnya yang juga ikut berbincang di markas Waris.
Dari hasil pengamatannya, Randi menarik kesimpulan perlu melibatkan kegiatan bersama dua kampung yang bertikai untuk meredam konflik. Pemuda dan remaja difasilitasi hobi masing-masing. Buat geng Rolling didukung dengan seperangkat alat musik.
Lalu di Kampung Tenggulun, dia menegaskan, sanggar kesenian terutama melukis dibuat, lalu dinamakan daerah pinggir biasa disingkat DPR bagi kedua kubu. Sesuai namanya, lokasinya berseberangan dengan rel stasiun kereta api. Sanggar ini dibuat belum lama, sekitar dua tahun lalu.
"Semuanya dibuat hasil kerja sama dengan Badan Nasional Narkotika(BNN), mereka ikut menyediakan dalam rangka program perkembangan mengantisipasi narkoba," kata Randi. Satu per satu anggota keduanya mulai melupakan kekerasan perlahan-lahan. Rata-rata berumur 21 tahun ke bawah.
Anak-anak yang terlibat dalam tawuran mulai berkurang jumlahnya. Mereka mulai melupakan kekerasan atau gesekan penyebab perkelahian sesama warga bebuyutan itu. Dia mulai menginisiasi hubungan usaha membuka peluang bisnis, bermain musik hingga membuat anggota menjadi pemusik secara profesional.
Sebagian bahkan menjadi seniman dalam bidangnya masing-masing. "Ada jadi kru musik Tompi, sampai art direktur band Nidji," ujar Randi. Semuanya rata-rata beranggotakan anak-anak wilayah rawan konflik.
(mdk/mtf)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kehilangan Orang Tua dalam Waktu Berdekatan, Perempuan Ini Ungkap Cara Tuhan Membahagiakannya
Kedua perempuan ini meninggal dengan selisih waktu hanya 2 bulan saja.
Baca SelengkapnyaMengapa Seseorang Bisa Mengalami Cegukan? Ketahui Cara Mengatasinya
Penyebab cegukan dan cara mengatasinya yang perlu diketahui.
Baca SelengkapnyaJangan Sampai Berkepanjangan, Kenali 5 Macam Sakit Kepala dan Penyebabnya
Kenali penyebab sakit kepala yang dialami agar bisa melakukan penanganan yang tepat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Wajib Tahu! Ini Cara Mengetahui Pasangan Selingkuh
Di tengah maraknya kasus selingkuh, maka perlu waspada, agar pasangan tak sampai melakukannya.
Baca SelengkapnyaPenyebab Jerawat Punggung dan Cara Mengatasinya
Sama halnya dengan jerawat yang ada di wajah, jerawat punggung dapat merusak penampilan.
Baca SelengkapnyaRemaja Terlibat Perampokan dan Perkosaan di Musi Rawas Serahkan Diri, Ini Perannya saat Beraksi
Polisi merampungkan penangkapan semua pelaku yang berjumlah empat orang.
Baca SelengkapnyaTerpisah 54 Tahun Tapi Tetap Setia Menunggu, Wanita ini Syok saat Bertemu Kembali Suami Sudah Menikah lagi
Simak kisah pilu wanita ditinggal nikah suaminya setelah terpisah dan menanti 54 tahun.
Baca SelengkapnyaMenegangkan, Begini Momen Sekelompok Wanita Berhasil Selamatkan Diri dari Air Bah saat Main di Curug
Beruntung, semua orang yang sedang bermain di curug saat itu selamat.
Baca SelengkapnyaMengapa Penting untuk Mencuci Telur Sebelum Menyimpannya dan Cara Aman Melakukannya
Sebelum disimpan, telur perlu untuk dicuci dulu secarea menyeluruh untuk mencegah munculnya masalah.
Baca Selengkapnya