Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Menjaga Jalan Nenek Moyang Tetap Dilintasi Warga

Menjaga Jalan Nenek Moyang Tetap Dilintasi Warga Penjaga perlintasan liar KA di Rawageni Depok. ©2022 Merdeka.com

Merdeka.com - Perlintasan sebidang kereta api di Rawageni, Depok kembali dibuka warga. Mereka pasang badan karena penutupan oleh PT KAI pascakecelakaan pada April lalu membuat akses mereka terhambat. Jalan itu sudah ada sejak nenek moyang mereka.

Bagi warga, perlintasan itu sangat penting sebagai jalur kendaraan dari wilayah Cipayung yang akan menuju Pancoran Mas dan sebaliknya. Saat perlintasan itu ditutup, jalan alternatif sepanjang Jalan Baru Dipo KRL Depok padat dengan kendaraan roda empat. Penyempitan di beberapa titik membuat antrean kendaraan mengular karena harus bergantian melintas.

Warga juga resah karena arus kendaraan di Jalan Baru Dipo tak berhenti mulai pukul 06.00 hingga pukul 20.00 malam. Saat jam berngkat kantor, butuh hingga 20 menit untuk melintas.

Akhirnya, pada Senin 20 Juni 2022, atas kesepakatan warga dari lima Rukun Warga (RW), penghalang beton yang dipasang Dishub Depok itu disingkirkan.

"Iya harus dibuka, karena ini kan bukan jalan yang baru. Ini jalan dari nenek moyang saya dulu," kata salah satu tokoh masyarakat Kota Depok, Djainul AB, Selasa 21 Juni lalu.

Dia pun menyatakan siap bertanggung jawab akibat pembukaan perlintasan tersebut. Bahkan dia mengaku siap dikenakan denda hingga menanggung kurungan.

"Saya bilang kepada masyarakat kalau ada apa-apa atau menyangkut hal lain dan saya yang bertanggung jawab sepenuhnya. Kalau misalnya dikenakan denda dan masuk penjara, saya yang bertanggung jawab, siap dipenjara," tegasnya.

Sebenarnya, selain perlintasan Rawageni, ada dua perlintasan lagi di kawasan itu. Pertama perlintasan liar di Pondok Terong, dan kedua, perlintasan resmi setelah Stasiun Citayam.

Perlintasan Pondok Terong tidak begitu padat, namun perlintasan di ujung Stasiun Citayam lebih rawan kecelakaan dibanding perlintasan liar karena lebih padat kendaraan dan model jalur lintasan yang salah satunya berbelok tajam dengan tanjakan.

Di sisi sebelah timur perlintasan juga menjadi pertemuan dua jalan menuju perlintasan. Belum lagi dari perlintasan di sebelah barat ada Pasar Citayam yang menjadi tempat ngetem angkutan umum.

Kendaraan roda empat harus rela antre sampai 30 menit untuk bisa bergerak dari Stasiun Citayam menuju Pasar Citayam atau sebaliknya, karena padatnya arus kendaraan dan seringnya perlintasan ditutup karena frekuensi KRL yang tinggi. Perlintasan Rawageni merupakan alternatif warga yang ingin menghindari dua perlintasan itu agar lebih cepat menyeberang jalur kereta Jakarta-Bogor.

Swadaya Warga

Mengenakan kaos oranye lengan panjang, Mahroni (44) bersiaga. Tangannya menggenggam handy talkie (HT) berwarna hitam. Dia menyimak informasi dari rekannya yang berjaga di seberang rel.

"Kalau 'Depok' itu ada kereta mau ke arah Bogor, kalau 'Bogor' mau arah Depok. Jadi dibalik aja," tuturnya kepada merdeka.com, 6 Agustus lalu. Dia menjelaskan kode dari sesama penjaga.

Saat ada kereta melintas, Mahroni menarik tali untuk menurunkan palang perlintasan secara manual. Tali itu terhubung dengan palang di seberang rel. Sekali menarik tali, dua palang di pinggir rel turun bersamaan.

Siang itu, Mahroni bersama dua rekannya Bengai dan Ipul mendapat shift dari pukul 09.00 hingga pukul 17.00. Mereka adalah petugas perlintasan kereta api Rawageni yang dipekerjakan warga. Uniknya, kaos seragam yang mereka pakai merupakan sumbangan dari salah satu partai politik.

"Saya diperbantukan. Tadinya berdua, sekarang bertiga tiap shift. Warga juga minta yang jaga tiga orang karena tidak mau kejadian kecelakaan terulang lagi," kata Mahroni yang sebelumnya berprofesi sebagai tukang ojek di kawasan itu.

Setelah dibuka lagi oleh warga, perlintasan kini dijaga 24 jam. Mahroni menyebut jam rawan di perlintasan itu pada pagi dan sore. "Dalam lima 5 menit bisa tiga kali kereta lewat," ujarnya.

Dia mengaku tidak digaji oleh warga ataupun pihak RW. Mahroni dan kawan-kawan mendapat penghasilan dari warga yang memberikan uang saat melintas. Uang yang terkumpul selama shift mereka dibagi tiga.

"Tergantung, ada yang seribu, dua ribu. Bahkan ada yang Rp500. Intinya kita enggak maksa. Walaupun dia enggak ngasih, sopan paling enggak klakson enak. Kalau selonong kita tersinggung. Bukan kita mau dihargai, tapi nyawa dia sama kita," ucap Mahroni.

Selain jumlah penjaga diperbanyak dan seragam, Mahroni dibekali HT untuk memudahkan komunikasi. HT itu merupakan barang inventaris yang dibeli dari patungan warga tiga RW.

"Dibagi satu-satu untuk 3 pos jaga. Kalau baterai habis, jaga manual pakai mata," imbuhnya.

Mahroni menceritakan, para petugas perlintasan yang kini berjaga adalah mereka yang sudah paham kondisi dan situasi perlintasan itu. Tidak ada orang luar. "Kalau kita pakai orang luar ngerinya dia kurang paham, malah bahaya. Kalau saya di sini memang ngojek dari tahun 95," tukasnya.

Zero Accident

Berbeda dengan cerita Mahroni dan kawan-kawan, Syaiful petugas perlintasan resmi KAI di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, bertugas dengan seorang rekannya. Dilengkapi dengan alat persinyalan dan palang pintu otomatis, dia menyebut sudah empat tahun tidak ada kecelakaan.

"Alhamdulillah beberapa tahun ini sudah nol, zero accident, tidak ada. Ya sekitar 3 atau 4 tahun terakhir ini," ujarnya saat ditemui merdeka.com pekan lalu.

Setiap kereta melintas, baik dari arah Jakarta ataupun dari arah Bogor, Syaiful bersiaga di depan pos jaga. Sedangkan rekannya berada di seberang rel. Dalam satu hari, dua petugas berjaga setiap shift selama 8 jam.

"Semboyan satu, harus steril semua, kereta siap untuk melintas, posisi lintasan sudah aman. Semboyan 21 itu sampai akhir kereta sampai habis. Semboyan 20 depan, 21 akhiran. Semboyan satu pertanda jalur steril," jelasnya.

Syaiful mengungkapkan, faktor terbesar penyebab kecelakaan di perlintasan karena pengendara tidak patuh dengan petugas. Banyak yang nekat menyeberang meski palang sudah ditutup dan kereta sudah dekat. Pengendara yang bandel itu menghindari palang dengan melawan arah.

"Kalau sesuai arahnya masing-masing, jarang kejadian (kecelakaan). Justru kalau ramai seperti ini (kondisi lalu lintas) itu masih aman. Kalau sepi (kondisi lalu lintas) dia merasa aman ngebut tahunya ada kereta. Padahal kita jaga semua sudah kita lakukan," ujarnya.

Sebagai petugas resmi dari KAI, Syaiful mendapat gaji. Tanggung jawab mereka besar, tidak bisa cuti, termasuk harus standby saat libur menggantikan jika ada petugas lain yang sakit.

"Suka dukanya hanya gaji doang. Orang lihat kerja santai tapi risiko besar. Kalau BPJS ada. Gaji UMR Jakarta," ujarnya.

Bertugas sebagai penjaga perlintasan sejak 2013, Syaiful menyebut jalur Jakarta-Bogor dan Jakarta Bekasi yang paling rawan karena tingginya frekuensi KRL yang melintas. Sebelum menjadi penjaga perlintasan, Syaiful mendapat pelatihan selama dua bulan dari PT KAI untuk memahami dan menghafal simbol serta kode, termasuk mengoperasikan alat di pos jaga perlintasan.

Dia juga didampingi petugas senior selama awal-awal bertugas sampai benar-benar hafal dan paham. Setiap tahun, Syaiful dan rekan-rekannya harus mengikuti pelatihan ulang. Setiap petugas wajib memiliki sertifikat pelatihan.

"Jadi setiap tahun ada pembinaan, penyegaran. Digembleng lagi lah. Belajar lagi pengulangan semuanya, takut pada lupa. Kita ada sertifikat itu sebelum 2019. Enggak sembarang lah," pungkasnya.

Membenahi Perlintasan Sebidang

Apa yang sudah dilakukan pemerintah daerah dalam mencegah kecelakaan terulang di perlintasan sebidang? Kepala Bidang Angkutan Jalan Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Yayat Sudrajat mengatakan pihaknya masih melakukan inventarisasi jumlah perlintasan.

Data terakhir yang dimiliki Dishub DKI adalah data tahun 2020. Terdapat 116 titik perlintasan yang tersebar di wilayah Jakarta dengan rincian Jakarta Barat (29), Jakarta Timur (14), Jakarta Pusat (18), Jakarta Selatan (24), dan di Jakarta Utara (31).

"Pendataan perlintasan sebidang KA di wilayah DKI Jakarta, untuk tahun 2022 sedang dalam proses inventarisasi titik-titik perlintasan antara Dishub Provinsi DKI Jakarta bersama Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Wilayah Jakarta dan Banten," jelasnya kepada merdeka.com.

Pendataan terbaru dilakukan untuk mendapatkan jumlah mutakhir perlintasan yang ada baik resmi dan liar. Pendataan juga untuk mengetahui update perlintasan yang telah dibuatkan flyover dan underpass dan yang ditutup.

Sementara Kepala Dinas Perhubungan Kota Depok Eko Herwiyanto memaparkan, pihaknya sedang fokus membenahi perlintasan liar yang menjadi akses utama warga. Dia berharap pemerintah pusat memberikan perhatian, salah satunya dengan menempatkan penjaga perlintasan bersertifikat.

"Kita usulkan melalui APBD. Tetapi kita harus belajar dulu tanya dulu sama daerah-daerah lain yang sudah melakukan. Kemarin dipromosikan dari teman-teman kementerian perhubungan Ditjen perkeretaapian coba belajar dari Cilegon mereka sudah melakukan itu," kata Eko.

Dishub Depok juga belum tahu alat apa saja yang dibutuhkan dan berapa anggaran untuk mengubah perlintasan liar menjadi perlintasan resmi. Menurut Eko, jumlah perlintasan kereta di wilayah Depok tidak banyak, hanya belasan. Beberapa perlintasan akan diubah menjadi resmi, sebagian ditutup, dan ada yang sedang dalam pembuatan underpass.

"Proses anggaran juga sudah berjalan. Nanti ke depannya kita akan menjadikan prioritas. Apakah nanti dia habis atau misalnya kalau tahun ini kan tahun 2023 sudah pembahasan kita lihat nanti kalau bisa disisipkan di tengah-tengah nanti setelah kita coba usulkan," jelasnya.

Terkait perlintasan di Rawageni yang kini dibuka paksa oleh warga, Eko mengatakan, Pemkot Depok mencoba memfasilitasi. Jika mengacu pada undang-undang, maka seharusnya perlintasan itu ditutup permanen dan tidak ada toleransi.

"Sekarang kan sudah mencari solusi. Kemarin kita sudah evaluasi diberikan kesempatan mencari musyawarah seperti itu Alhamdulillah enggak kaku-kakuan nih pemerintah pusat. Diberikan kepada daerah kita memfasilitasi untuk warga kita," ujarnya.

Djoko Setijowarno, pakar transportasi Unika Soegijapranata mengatakan, solusi perlintasan sebidang tidak harus dengan membangun flyover atau underpass. Dia menekankan pada early warning system yang harus dibangun.

Dia juga menyoroti kesadaran masyarakat dan pengendara untuk sama-sama menjaga keamanan dan keselamatan di perlintasan.

"Kalau di daerah tuh cukup early warning system atau dijaga oleh petugas yang penting unsur keselamatannya sudah terpenuhi," tukasnya saat dihubungi merdeka.com.

Djoko mendesak peran pemerintah daerah untuk bertanggung jawab terhadap perlintasan liar. "Kalau enggak mau ditutup ya jaga oleh pemda," tegasnya.

Menurutnya, pemda tidak bisa lepas tangan dan harus memikirkan solusi perlintasan liar. Sayangnya, Djoko menilai, banyak kepala daerah yang tidak paham dan menganggap perlintasan liar bukan urusan mereka.

"Saat early warning system sudah terpenuhi dan masih terjadi kecelakaan ya itu tanggung jawab pengguna jalan, mau apa lagi coba," pungkasnya.

(mdk/bal)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Diberlakukan Mulai 5 April, Catat Titik dan Jam Penerapan Sistem One Way Saat Mudik Lebaran

Diberlakukan Mulai 5 April, Catat Titik dan Jam Penerapan Sistem One Way Saat Mudik Lebaran

Rekayasa lalu lintas sistem satu arah (one way) pada arus mudik diterapkan mulai dari KM 72 Tol Cipali sampai Km 414 jalan tol Semarang-Batang.

Baca Selengkapnya
KAI Tambah 344 Perjalanan Kereta Api dari Stasiun Gambir dan Stasiun Pasar Senen, Cek Rutenya di Sini

KAI Tambah 344 Perjalanan Kereta Api dari Stasiun Gambir dan Stasiun Pasar Senen, Cek Rutenya di Sini

KAI Tambah 344 Perjalanan Kereta Api dari Stasiun Gambir dan Stasiun Pasar Senen, Cek Rutenya di Sini

Baca Selengkapnya
Kecelakaan di Puncak Libatkan 5 Mobil

Kecelakaan di Puncak Libatkan 5 Mobil

Terekam akibat kecelakaan tersebut sejumlah kendaraan nampak ringsek dan berada di sisi-sisi jalan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Cak Imin Kritik Pembangunan Jalan Tol: Enak Buat yang Punya Mobil, Tukang Becak Tak Bisa Menikmati

Cak Imin Kritik Pembangunan Jalan Tol: Enak Buat yang Punya Mobil, Tukang Becak Tak Bisa Menikmati

Cak Imin menilai pemerintah harus mampu memastikan akses transportasi yang memadai dan terjangkau bagi masyarakat.

Baca Selengkapnya
Niat Cari Jalur Alternatif ke Dieng, Mobil Ini Nyaris Masuk Jurang di Tanjakan Sikarim

Niat Cari Jalur Alternatif ke Dieng, Mobil Ini Nyaris Masuk Jurang di Tanjakan Sikarim

Sebelum kecelakaan mobil putih ini terjadi, tanjakan Sikarim memang sudah dikenal memiliki jalur yang ekstrem.

Baca Selengkapnya
Beda dengan Jokowi, Anies Pilih Bangun Jalur Kereta Ketimbang Jalan Tol, Ini Hitung-Hitungannya

Beda dengan Jokowi, Anies Pilih Bangun Jalur Kereta Ketimbang Jalan Tol, Ini Hitung-Hitungannya

Salah satunya, menghidupkan kembali atau reaktivasi jalur kereta di Sumbar

Baca Selengkapnya
Jelang Mudik Lebaran KAI Siapkan 24 Kereta Tambahan, Simak Rute dan Jadwalnya

Jelang Mudik Lebaran KAI Siapkan 24 Kereta Tambahan, Simak Rute dan Jadwalnya

KAI juga telah menyiapkan armada kereta tambahan yang difokuskan untuk mengangkut para pemudik

Baca Selengkapnya
Catat! Ruas Jalan Ditutup dan Dialihkan Saat Perayaan Malam Tahun Baru 2024 di Jakarta

Catat! Ruas Jalan Ditutup dan Dialihkan Saat Perayaan Malam Tahun Baru 2024 di Jakarta

Khusus di Jalan Jenderal Sudirman - MH Thamrin, penutupan jalan dilakukan mulai hari ini, Minggu (31/12) dari pukul 19.00 Wib sampai Senin (1/1) pukul 01.00 Wib

Baca Selengkapnya
Terungkap, Ini Tujuan di Balik Kebijakan Pemprov DKI Naikkan Pajak BBM

Terungkap, Ini Tujuan di Balik Kebijakan Pemprov DKI Naikkan Pajak BBM

Luhut mengatakan, pemerintah saat ini masih terus mengkaji mana jalan terbaik untuk bisa memitigasi polusi udara.

Baca Selengkapnya