Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Macet juga diperas

Macet juga diperas bongkar muat peti kemas. ©2012 Merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Tidak hanya mengurus dokumen, masuk ke pelabuhan, dan bongkar muat barang harus memberi fulus pelicin. Namun kemacetan menuju pelabuhan juga bisa dijadikan modus untuk meminta uang kepada para sopir truk kontainer.

Petugas pencatat mematok Rp 300 ribu agar kontainer berisi barang ekspor bisa diberangkatkan dengan kapal sudah tertera dalam dokumen. "Kalau truk telat masuk sesuai jam, itu yang jadi mainan,” kata Ketua Serikat Buruh Transportasi Perjuangan Indonesia (SBTPI) Ilhamsyah kepada merdeka.com di kantornya, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin lalu.

Pungutan liar itu, kata Ilhamsyah, terjadi di Jakarta International Container Terminal (JICT). Selain JICT, hampir seluruh perusahaan peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok mengetahui proses pengiriman menjadi makanan empuk untuk mendapatkan fulus tambahan.

Hal itu biasanya berlangsung menjelang sore. Nanang, sopir truk kontainer, mengatakan pungutan liar terlihat mulai pukul empat sore saat kemacetan parah di jalan menuju Pelabuhan Tanjung Priuk. Meski pintu masuk JICT sudah menggunakan kartu elektronik, waktu bisa diatur lambat. Ujung-ujungnya, kontainer akan diekspor datang telambat.

Selain JICT, 19 perusahaan bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok juga memanfaatkan kemacetan untuk memeras sopir truk. “Yang elektronik aja masih bisa dimainin, apalagi manual,” kata Nanang.

Jika sopir sudah tidak bisa bernegosiasi dengan operator agar kontainernya dapat masuk ke dalam pelabuhan, sopir terpaksa menghubungi Ekspedisi Muatan Kapal Laut yang mengurusi administrasi pelabuhan. Konsekuensinya, mereka harus merogoh kocek dengan alasan pengaturan letak kontainer sudah tidak sesuai nomor registrasi. "Padahal dari keberangkatan, kapal itu masih ada waktu 9 jam. Itu hanya alibi mereka, awalnya juga nggak bayar,” tuturnya.

Maraknya pungutan liar itu, menurut Ilhamsyah, karena mayoritas buruh di pelabuhan dibayar di bawah Upah Minimum Provinsi (UMP). Mau tidak mau, mereka mencari uang tambahan dengan berbagai cara dan paling menjanjikan adalah pungutan haram. “Harus ada pengawasan langsung dari dalam dan tindakan tegas dari perusahaan bongkar muat jika karyawannya terbukti melakukan pungli."

(mdk/fas)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Punya Kepala Gundul, Perlu Nggak Sih Pakai Sampo?

Punya Kepala Gundul, Perlu Nggak Sih Pakai Sampo?

Orang gundul juga perlu menggunakan sampo. Pasalnya kotoran yang mungkin melekat di rambut, juga mungkin melekat di kulit kepala.

Baca Selengkapnya
Tak Banyak yang Tahu, Cara Simpel Ini Ampuh Cegah Koper Hilang Saat Bepergian

Tak Banyak yang Tahu, Cara Simpel Ini Ampuh Cegah Koper Hilang Saat Bepergian

Potensi kehilangan koper atau bahkan isi koper sangat mungkin terjadi dalam perjalanan apapun.

Baca Selengkapnya
Menaker Ida: THR Tidak Boleh Dicicil, Paling Lambat Dibayarkan H-7 Lebaran

Menaker Ida: THR Tidak Boleh Dicicil, Paling Lambat Dibayarkan H-7 Lebaran

THR harus dibayarkan secara utuh atau penuh sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
10 Cara Mudah dan Sederhana Cegah Keringat Berlebih di Area Ketiak

10 Cara Mudah dan Sederhana Cegah Keringat Berlebih di Area Ketiak

Munculnya keringat di ketiak bisa diatasi agar tak semakin parah.

Baca Selengkapnya
7 Warna Petir dari yang Umum Hingga Paling Langka, Ternyata Ada Maknanya

7 Warna Petir dari yang Umum Hingga Paling Langka, Ternyata Ada Maknanya

Tanpa banyak disadari orang, petir sebenarnya muncul dalam berbagai macam warna. Yuk, cek ada warna apa aja!

Baca Selengkapnya
Rekomendasi Merek Kacamata yang Sesuai dengan Wajah Kotak

Rekomendasi Merek Kacamata yang Sesuai dengan Wajah Kotak

Rekomendasi merek kacamata untuk wajah kotak yang bakal bikin penampilanmu makin keren.

Baca Selengkapnya
Hati-hati, Ternyata Memotret Orang yang Tidur untuk Bahan Lucu-lucuan Bisa Dipidana

Hati-hati, Ternyata Memotret Orang yang Tidur untuk Bahan Lucu-lucuan Bisa Dipidana

Ternyata, memotret orang lain yang sedang tertidur diam-diam sebagai bahan lucu-lucuan bisa dipidana sampai 12 tahun.

Baca Selengkapnya
Wajib Dicoba! Sido Muncul dan KAI Services Hadirkan Minuman Herbal Siap Minum di 64 Kereta Eksekutif

Wajib Dicoba! Sido Muncul dan KAI Services Hadirkan Minuman Herbal Siap Minum di 64 Kereta Eksekutif

Minuman herbal dari Sido Muncul siap menambah pengalaman perjalanan penumpang kereta api.

Baca Selengkapnya
Luar Biasa, Kedatangan Sosok Pak De Disambut Meriah Para Prajurit TNI, Ternyata Gara-Gara ini

Luar Biasa, Kedatangan Sosok Pak De Disambut Meriah Para Prajurit TNI, Ternyata Gara-Gara ini

Kedatangan sosok pria istimewa, para prajurit bahkan rela membuat barisan.

Baca Selengkapnya