Kongsi para jawara kalahkan Belanda
Merdeka.com - Sosok Komarudin memang tidak banyak dikenal hingga kini. Pemuda asli Cakung ini adalah salah satu pahlawan yang berhasil merebut kemerdekaan dari tangan Belanda pada tahun 1945 silam. Namun sayang, nama besarnya seakan tenggelam dimakan sesaknya penduduk Jakarta.
Di zaman sebelum kemerdekaan, Cakung merupakan daerah strategis yang menghubungkan antara Jakarta dengan Bekasi. Wilayah ini dulu sangat penting untuk jalur bisnis dan perluasan kekuasaan oleh koloni Belanda. Salah satu tempat yang dijadikan markas besar tentara Belanda adalah kawasan Pasar Cakung.
"Saat itu Belanda berhasil membangun barak-barak militernya dan membangun beberapa menara pengintai di sekitar Pasar Cakung," kata Haji Nasir, cucu dari Kong Jaman, teman seperjuangan Komarudin, saat berbincang dengan merdeka.com, kemarin.
Cerita perjuangan Komarudin menurut Haji Nasir bermula saat warga Cakung mulai terusik dengan keberadaan para tentara Belanda. Mereka mulai menjajah perkampungan sekitar untuk memperluas daerah kekuasaannya. Puncaknya, pertempuran berkecamuk dengan dahsyat ketika para warga mencoba mempertahankan tanah kelahirannya.
"Terjadi pembantaian dan pembunuhan yang dilakukan Belanda saat merebut daerah itu," ujar Nasir.
Kabar tersebut akhirnya terdengar hingga ke daerah Pulogebang dan Penggilingan yang merupakan daerah kekuasan Komarudin. Melihat Belanda sudah menguasai daerah tersebut, beberapa Jawara Betawi akhirnya melaporkan kepada Komarudin supaya melakukan perlawanan terhadap para kompeni.
"Di situ ada engkong Jaman, engkong Usman, Engkong Jalin dan engkong Laib, ini jawara-jawara Betawi Cakung. Mereka bersatu ngelapor ke Komarudin, supaya membentuk pasukan lawan Belanda," kata Nasir melanjutkan.
Mendapat kabar itu, Komarudin langsung mengumpulkan seluruh warga Cakung yang tersisa, untuk melakukan perlawanan dan merebut kembali daerah Cakung yang sudah direbut oleh tentara Belanda. Pertempuran besar-besaran kembali terjadi saat itu. Bermodalkan bambu runcing warga Cakung akhirnya mulai menyerang tentara Belanda secara bergerilya.
Komarudin yang diketahui memiliki kecerdasan dan ahli dalam membentuk strategi perang memimpin langsung pertempuran. "Perlawanan pertama adalah merampok persenjataan, dan persediaan makanan tentara Belanda. Pejuang-pejuang kita awalnya hanya pakai bambu runcing," tutur Haji Nasir.
Pertempuran pun terjadi hingga beberapa hari. Belanda yang saat itu tidak sanggup mengambil alih daerah kekuasaan wilayah Komarudin, akhirnya meminta bantuan kepada tentara NICA (pasukan sekutu dari Inggris). Karena kalah jumlah pasukan dan persenjataan, Komarudin dan pasukannya pun berhasil dipaksa mundur ke daerah Bekasi.
Kekalahan tersebut, tidak berlangsung lama. Komarudin dan pasukannya yang melarikan diri ke daerah Bekasi akhirnya diselamatkan oleh Kiai Haji Noer Alie, pejuang Bekasi yang dikenal dengan julukan 'Singa Karawang-Bekasi. "Mereka akhirnya bersatu, pasukan Kiai haji Noer Alie dan Komarudin beberapa hari kemudian kembali menyerang Belanda yang saat itu menguasai Cakung," terang Nasir.
Strategi perang kedua tokoh tersebut akhirnya berhasil melumpuhkan tentara Belanda. Namun sayang, di saat pertempurannya, Komarudin tewas terkena tembakan tentara sekutu dan Belanda. Konon Komarudin disemayamkan di kampung. Namun sayang pusara Komarudin tak ada yang tahu.
Setelah berhasil merebut kemerdekaan, nama Komarudin akhirnya diabadikan sebagai bukti sejarah perjuangannya yang begitu gagah berani. Namanya dikenang lewat sebuah jalan di Cakung, yaitu Jalan Komarudin, tepatnya di Kelurahan Penggilingan dan juga Kelurahan Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur.
(mdk/mtf)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tempat ini Jadi Saksi Bisu Pangeran Diponegoro Ditangkap Belanda, Ada Kursi dengan Bekas Tancapan Kuku
Simak cerita di balik tempat bersejarah dan saksi bisu ditangkapnya Pangeran Diponegoro.
Baca SelengkapnyaSejarah Pertempuran Lima Hari Lima Malam, Perang Tiada Henti Pasukan TRI Melawan NICA di Kota Palembang
Perjuangan dan semangat yang dimiliki pasukan tentara Indonesia melawan Belanda demi mempertahankan kemerdekaan begitu besar dalam peristiwa ini.
Baca Selengkapnya10 Momen Keseruan Sule dan Keluarga Liburan di Eropa, Kebersamaan Rizky Febian dan Mahalini Bikin Baper
Salah satu negara yang dikunjungi Sule dan keluarga yakni Belanda.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Nasib Buruk Para Noni Belanda di Indonesia Zaman Jepang, Sungguh Mengenaskan Banyak Dijadikan Wanita Penghibur
Kisah sedih para tahanan wanita asal Belanda usai tentara Jepang berhasil menguasai Nusantara.
Baca SelengkapnyaBukan Hanya Eropa, Negara-Negara Timur Tengah dan Asia Ini Ternyata Pernah Dijelajahi Bangsa Viking
Dalam kurun waktu kurang dari 300 tahun, bangsa Viking menaklukkan dan menjelajahi empat benua.
Baca SelengkapnyaKrisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri
Banyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,
Baca SelengkapnyaSEMENIT PAHAM: Elektabilitas 3 Cawapres Terbaru, Siapa Bikin Untung dan Buntung Capresnya?
Mahfud MD, Gibran Rakabuming dan Muhaimin Iskandar. Kira-kira, siapa ya yang paling tinggi menambah elektabilitas capresnya?
Baca SelengkapnyaKinerjanya Dikritik Megawati, Ini Tanggapan Bawaslu
Bawaslu memastikan, mereka telah menjalankan apa yang menjadi tugasnya sebagai pengawas Pemilu.
Baca SelengkapnyaMeninggal Dunia, Balita Dipatuk Kobra Saat Masukkan Tangan ke Lubang
Peristiwa memilukan itu terjadi minggu petang sekitar pukul 18.30 WIB.
Baca SelengkapnyaSosok KH Zainal Mustafa, Pemimpin Pergerakan Lawan Penjajah di Jawa Barat
Dalam setiap ceramah dan khotbahnya, ia selalu menentang kebijakan politik Belanda.
Baca Selengkapnya