Komersialisasi budaya Palang Pintu
Merdeka.com - Upaya pelestarian sebuah budaya, kadang dihadapkan pada kebutuhan mendasar para pelakunya. Hal inilah yang kerap menjadikan pelestarian budaya Betawi, termasuk tradisi Palang Pintu, kerap dikomersialisasi oleh pihak-pihak yang hanya mencari keuntungan. Pihak-pihak itu tak memikirkan aspek pelestarian budaya palang pintu.
Hal itu juga dikeluhkan oleh Zahrudin Ali, 52 tahun. Sebagai pemilik sanggar Betawi Batavia Grup, Bang Udin, begitu ia kerap disapa, menuturkan jika budaya jangan dijadikan sebagai tempat untuk mencari uang. Apalagi budaya palang pintu menurutnya, merupakan bagian dari keseharian orang-orang Betawi. "Karena budaya itu kan bagian dari kebiasaan orang Betawi, boleh dikatakan itu pekerjaan yang harus ikhlas," ujar Bang Udin saat berbincang dengan merdeka.com di kediamannya, Condet, Jakarta Timur, Selasa pekan lalu.
Meski Bang Udin menyebut wajar jika salah satu pihak mendapat keuntungan dari upaya pelestarian sebuah budaya. Namun dia menegaskan jika dalam upaya pelestarian palang pintu, uang bukan menjadi tujuan utama. Apalagi yang ditakutkan dari komersialisasi itu kata Bang Udin, adalah adanya persaingan antara sanggar yang justru akan memusnahkan budaya itu sendiri. Sebagai contoh dia menjelaskan, jika orang yang melestarikan soto betawi, sama seperti orang yang menjaga budaya palang pintu. Menurutnya, setiap sanggar yang memiliki pelestarian budaya Palang Pintu sudah seharusnya ikut berbagi ilmu yang ia miliki.
"Kalau ane, bicara masalah harga sebenarnya relatif. Kalau untuk umum aja, yang lengkap itu biasanya cuma Rp 2,5 juta,"ujarnya. Padahal Sanggar Batavia Grup yang dipimpinnya itu sudah tujuh kali memenangkan lomba se-Jabodetabek. Dia hanya berharap, tujuan semua sanggar budaya Betawi itu seharusnya seiring sejalan, guna menjadikan budaya Betawi tuan rumah di tanahnya sendiri. "Jangan sampai orang mau pake jasa kita karena tertarik akan budaya Palang Pintu, enggak jadi hanya karena mentok di urusan duit"
Berbeda dengan Bang Udin, Indra Sutisna, 46 tahun, Pemerhati Budaya Betawi sekaligus Pengelola Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan mengatakan jika ia memaklumi jika ada sebagian sanggar yang memasang tarif untuk sekali pementasan. Hal itu menurutnya biasa lantaran dalam pelestarian budaya, kebutuhan ekonomi menjadi salah satu faktor bagi para pelaku menggantungkan hidup dari pementasan budaya palang pintu.
"Dianggap komersil, ya kan karena memang semuanya butuh biaya," ujar Indra melalui sambungan seluler, Jumat pekan lalu. Namun, Indra menekankan jika sanggar-sanggar yang mementaskan budaya palang pintu tak hanya melihat komersil saja. Melainkan pemaknaan mendalam terkait tradisi turun temurun di mana budaya Betawi begitu kental di dalamnya. Karena menurut Indra, jangan sampai tradisi palang pintu hilang lantaran berlomba-lomba untuk mendapatkan uang.
"Jangan hanya karena tujuannya komersil, nilai budayanya malah dihilangkan. Kalau gitu makna semuanya bisa hilang pelan-pelan karena orientasinya jadi sangat komersil," ujar Indra.
Untuk mempertahankan tradisi ini, Bang Udin pun mencoba langkah pelan-pelan agar palang pintu tak tergerus oleh zaman. Dia pun saat ini mencoba mengajak anak-anak muda untuk ikut bergabung melestarikan palang pintu. "Dari yang muda sampai yang tua juga ada," ujar Bang Udin," ujar Bang Udin.
Dalam sanggar milik Bang Udin, para peserta tak hanya dilatih kemampuannya dalam berpantun, melainkan juga bela diri sebagai hakikat memahami pemaknaan Palang Pintu. Selain dua hal tersebut, Bang Udin juga membekali sejumlah nasihat berupa nilai-nilai keagamaan agar tak sombong dalam kehidupan sehari-hari. Prinsipnya ialah memegang amanah dari ilmu yang telah di berikan. "Jambu biji jambu bangkok, tanem di belakang rumah tolong ambilin, percuma belajar ngaji ampe bongkok, kalau ilmunye kagak diamalin," tuturnya dengan pantun.
(mdk/arb)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
25 Pantun Lucu Palembang, Menghibur dan Bikin Ngakak
Pantun adalah salah satu bentuk puisi tradisional yang sangat populer di masyarakat Palembang dan juga di seluruh wilayah Nusantara.
Baca SelengkapnyaPantun Lucu Anak SD, Sederhana tapi Menghibur
Pantun lucu dapat dikenalkan anak-anak untuk melestarikan budaya.
Baca SelengkapnyaContoh Pantun Adat yang Perlu Diketahui, Kenali Makna dan Nilai Moral di Dalamnya
Adanya nilai-nilai berharga yang terkandung dalam pantun adat, generasi muda diajak belajar dan menghargai warisan budaya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
25 Pantun Aceh Lucu, Menghibur dan Bikin Ngakak
Pantun Aceh lucu adalah bagian dari warisan budaya yang dapat menjaga dan melestarikan tradisi lisan masyarakat Aceh.
Baca Selengkapnya30 Pantun Palang Pintu Lucu, Bikin Senyum Mengembang
Pantun palang pintu Betawi adalah salah satu bentuk seni tradisional masyarakat Betawi yang unik dan memiliki ciri khas tersendiri.
Baca SelengkapnyaPaman di Tanjung Priok Tega Bunuh Keponakannya, Begini Kronologinya
Sejumlah barang bukti diamankan dari pelaku yang diduga melakukan penganiayaan terhadap keponakannya
Baca SelengkapnyaMulai Banyak Peminatnya, Ternyata Ini Manfaat Beras Porang Buat Tubuh yang Jarang Diketahui
Beragam manfaat beras porang buat kesehatan tubuh yang wajib diketahui.
Baca SelengkapnyaPantun Lucu Bikin Ngakak sampai Sakit Perut, Dijamin Menghibur
Jika Anda butuh hiburan disaat bosan, pantun lucu bikin ngakak sampe sakit perut adalah solusinya.
Baca SelengkapnyaJalankan Bisnis Bareng Sejak Kuliah, Pasutri Asal Malang Mengaku Rezekinya Mengalir Deras setelah Punya Anak
Saat pertama kali berkenalan, keduanya sama-sama memiliki latar belakang ekonomi yang sulit.
Baca Selengkapnya