Kasus Century, seolah SBY kebal hukum

Merdeka.com - Selama lima tahun berkuasa di periode kedua, Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) diguncang isu skandal korupsi Bank Century. Bailout senilai Rp 6,7 triliun ini selalu dikaitkan dengan SBY dan Boediono sebagai wakil presiden.
Boediono ikut terseret skandal Bank Century karena pada saat kasus ini bergulir, dia menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia. Gubernur BI salah satu yang setuju jika Bank Century mendapat kucuran dana talangan.
Dugaan keterlibatan SBY semakin menguat ketika dirinya memilih Boediono sebagai calon wakil presiden tak lama setelah skandal Bank Century mengemuka. Duit triliunan tersebut disebut-sebut untuk membiayai kampanye SBY-Boediono di Pilpres 2009 yang akhirnya menang.
DPR bahkan sampai membentuk Pansus Bank Century untuk mengusut skandal ini. Namun hingga lima tahun bergulir, KPK baru menetapkan deputi Gubernur BI Budi Mulya dan Siti Fadjriyah sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam skandal tersebut.
Menanggapi kasus ini, Pengamat Politik dari UI Muhammad Budyatna mengatakan, penegak hukum seolah tak mempan jika kasus korupsi berkaitan dengan pemimpin negeri. Termasuk SBY di Century, Megawati Soekarnoputri di kasus BLBI yang tak jelas mengungkapan dalang di balik kasus tersebut.
"Century seperti ada kecenderungan kalau presiden itu kebal hukum, lihat seperti Soeharto mau diadili selalu sakit, dia bebas. Padahal dia disebut jenderal paling korup. Mega soal BLBI juga menghilang. Century meskipun arahnya ke SBY tapi bungkam begitu saja, enggak terungkap hilang begitu saja," kata Budyatna saat berbincang dengan merdeka.com, Jumat (20/11).
Budyatna menilai lucu skandal Century yang merugikan negara hingga Rp 6,7 triliun tidak pernah diusut tuntas. Termasuk dugaan ketelibatan Gubernur BI Boediono, seolah kebal hukum.
"Jadi kalau kita lihat presiden itu kecendrungannya kebal hukum, yang lucunya Bank Century Rp 6,7 triliun enggak pernah diusut (dalangnya). Hanya satu yang dipenjara dan jadi korban (Budi Mulya). Boediono juga enggak disentuh dan kesannya kebal hukum," terang dia.
Partai Demokrat pun berkali-kali membantah adanya keterlibatan SBY-Boediono dalam kasus Century. Demokrat juga tegas menyatakan tidak ada aliran dana Century untuk kampanye partai di Pemilu 2009.
Namun Budyatna menerangkan jika pengusutan kasus Century harus tetap berlanjut tak bisa berhenti hanya sampai Budi Mulya saja. Dia mendesak agar dugaan keterlibatan Boediono di skandal Century tetap diungkap.
"Mestinya dia diperiksa untuk keterlibatan, buktikan apakah dia terlibat atau tidak. Orang kan curiganya ke dia. Kan ini menyangkut Boediono," kata Dia.
Menyangkut nasib Demokrat, Budyatna merasa yakin jika partai pimpinan SBY ini tidak akan kembali menang pemilu. Sebab, rakyat sudah antipati dengan Demokrat yang berkuasa ternyata banyak kadernya terjerat kasus korupsi.
"Partai ini enggak akan pernah jadi besar karena banyak kasus yang tak terungkap. Orang akan curiga terus," terang dia.
Demokrat bisa menang di Pemilu 2019?
"Kecil, karena figur SBY, tidak ada lagi tokoh di bawah dia, dia kuasai semua. Anaknya (Edhie Baskoro Yudhoyono)jadi sekjen, itu enggak benar, kalau mau jadi partai besar enggak kaya gitu, membuat kerajaan jadinya. Kalau bagus kan enggak apa-apa, dia kan enggak populer. Orang enggak tahu siapa dia," pungkasnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Pesan SBY untuk AHY: Kesempatan Demokrat Sukseskan Pemerintahan Jokowi
SBY meminta AHY untuk bisa menjalin komunikasi dengan baik dengan pemimpin lintas sektor.
Baca Selengkapnya
Demokrat Hampir 10 Tahun jadi Oposisi, Kritik AHY: Pembangunan di Indonesia Belum Merata
AHY menegaskan ingin fokus memenangkan Partai Demokrat dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pemilu 2024.
Baca Selengkapnya
JK Ungkap Penyebab Pemilu 2024 Diwarnai Protes
Demokrasi tidak berjalan sesuai yang diharapkan dan didambakan oleh rakyat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.

Dulu Mengkritik Sekarang Memuji IKN, Ini Penjelasan AHY
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjelaskan alasan dirinya kini memuji pembangunan Ibu Kota Negara (IKN).
Baca Selengkapnya
Makna Demokrasi, Tujuan, dan Prinsipnya, Perlu Diketahui
Dalam sistem demokrasi, rakyat memegang kekuasaan tertinggi.
Baca Selengkapnya
Pemenang Pemilu Tahun 1955, Berikut Sejarahnya
Pemilu 1955 di Indonesia merupakan salah satu tonggak sejarah penting dalam proses demokratisasi dan konsolidasi negara setelah merdeka pada tahun 1945.
Baca Selengkapnya
Ubedilah Badrun Kritik Indeks Demokrasi Turun di Era Jokowi
Menurut dia, sejumlah Presiden Jokowi seolah tidak pro terhadap tegaknya demokrasi.
Baca Selengkapnya
Politik Dinasti Disebut Tak akan Berdampak Buruk ke Ekonomi, tapi Ada Syaratnya
Syaratnya adalah ada orang lain yang bukan bagian keluarga Kepala Negara tadi juga mendapatkan porsi dan hak yang sama.
Baca Selengkapnya
AHY Dulu Kritik Sekarang Puji-Puji IKN, Demokrat Beri Penjelasan
AHY meminta pemerintah untuk fokus pada pembenahan ekonomi masyarakat lebih dulu.
Baca Selengkapnya