Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kabinet tanpa Muhammadiyah dan Batak

Kabinet tanpa Muhammadiyah dan Batak Jokowi lantik menteri Kabinet Kerja. ©2014 Setpres/CahyoBruri Sasmito

Merdeka.com - Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla sudah mengumumkan anggota kabinetnya, Minggu (26/10) lalu. Ini merupakan akhir dari ketegangan politik internal pendukung Jokowi-JK. Jelas tidak gampang memilih menteri: kursinya terbatas, yang minat tidak terbatas. Apalagi masing-masing punya beking.

Jika harga saham dan nilai rupiah yang jadi ukuran, Kabinet Kerja Jokowi-JK memang tidak mendapat respons antusias. Tetapi itu bukan berarti pasar kecewa. Memang orang-orang tertentu yang diharapkan jadi menteri tidak masuk daftar kabinet, khususnya di tim ekonomi. Namun bukan berarti mereka yang masuk berkualitas buruk.

Tidak gampang buat Jokowi dan JK untuk menyusun kabinet. Meskipun sepakat tentang kriteria bersih, berintegritas dan profesional, di antara Jokowi dan JK punya calon beda. Masih ada keinginan ketua umum partai politik koalisi. Belum lagi tuntutan publik yang dengan keras disuarakan relawan dan aktivis organisasi masyarakat sipil melalui media. Padahal Jokowi-JK juga dibebani isu keterwakilan perempuan, ormas, dan etnis.

Soal perempuan memang tidak begitu sensitif, meskipun konstitusi mengamanatkan kebijakan afirmasi buat perempuan tampil di dunia politik. Sejak Presiden Habibie, Gus Dur, Megawati, hingga SBY, perempuan menteri jauh dari kuota 30%. Protes para aktivis perempuan hanya dianggap angin lalu. Tetapi ketika kabinet Jokowi-JK mencapai angka tertinggi, yakni 23%, nyaris tak ada apresiasi dari aktivis perempuan.

Ya, sebab peningkatan jumlah saja tidak cukup. Kualitas lebih penting. Di sini memang ada satu menteri perempuan yang kontroversial: Rini Soemarno. Namanya disebut-sebut mendapat stabilo kuning dari KPK, tetapi tetap dipaksakan karena Mega menghendaki. Lalu Puan Maharani, yang masih hijau untuk jadi menteri, apalagi menteri koordinator. Yang lain oke, meski banyak yang belum tahu sepak terjang Yohana Susana Yembise.

Lain lagi soal tokoh ormas. Dalam percaturan politik nasional, sebetulnya ketika bicara representasi ormas, sesungguhnya hanya bicara wakil dari NU dan Muhammadiyah, dua organisasi massa Islam terbesar di Indonesia, bahkan dunia.

Begitu anggota Kabinet Kerja diumumkan, segera beredar perbincangan di media sosial: lho kok tidak ada menteri dari Muhammadiyah? Atau lebih seru lagi: baru kali ini dalam sejarah Republik Indonesia, tidak ada menteri dari unsur Muhammadiyah.

Sebelumnya, sempat beredar kabar Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsudin akan diangkat menjadi menteri koordinator pembangunan manusia dan kebudayaan. Namun namanya mencelat di hari terakhir, diganti Puan Maharani. Disebut-sebut Nila Moeloek merupakan perwakilan Muhammadiyah. Tetapi sesungguhnya dia bukan kader.

Yang tak kalah ramai adalah perbincangan sekaligus ketidakpuasan atas tidak adanya orang Batak dalam kabinet Jokowi-JK. Lagi-lagi, perbincangan di media sosial menyatakan: ini untuk pertama kalinya orang Batak tidak masuk kabinet.

Sebelumnya, Ketua DPP PDIP Maruarar Sirait disebut akan menjadi menteri komunikasi dan informasi. Bahkan menjelang pengumuman, Ara sudah mengenakan baju putih kiriman Istana. Namun rupanya namanya tidak disebut Presiden Jokowi. Konon, Megawati tidak menyetujuinya. Padahal Ara sangat dekat dengan Jokowi.

Absennya orang Muhammadiyah dan Batak di kabinet, memang menjadi tanda tanya besar. Ya karena sebelumnya tidak pernah terjadi. Wajar saja kalau kemudian bikin heboh, menimbulkan suara keras, dan muncul kekhawatiran: mereka akan boikot. Sebab mereka tidak hanya kelompok bermassa banyak, tetapi orang-orangnya juga menempati posisi-posisi strategis, di lembaga negara maupun organisasi swasta.

Namun semua pihak hendaknya menyadari, kabinet sesungguhnya bukan lembaga representasi ormas atau pun etnis. Kabinet adalah kaki tangan presiden untuk menjalankan roda pemerintahan dan merealisasi program-program yang sudah dijanjikan. Oleh karena, jika tradisi kabinet berormas dan beretnis lengkap ini tidak diputus, maka hasrat untuk membangun kabinet profesional, kabinet kerja, sulit diwujudkan.

Bukan soal tidak ada orang Muhammadiyah atau orang Batak yang berkapasitas menjadi menteri, tetapi pada soal jumlah kursi kabinet yang terbatas, dan profesionalisme yang tersedia di ormas atau etnis tersebut kebetulan tidak cocok dengan apa yang tersedia di kursi kabinet. Jadi, kali ini saja nasib tidak bagus menimpa kader Muhammadiyah dan elit Batak, tetapi kabinet akan datang akan lebih beruntung.

Berbeda dengan representasi partai yang tidak bisa diputus karena politik adalah permainan partai, representasi ormas dan etnis sebaiknya memang tidak menjadi beban siapa pun yang menjadi presiden. Sebab, yang terpenting bukan ada-tidaknya wakil ormas atau etnis tertentu di dalam kabinet, tetapi terealisasi-tidaknya janji presiden dan wakil presiden untuk menyejahterakan rakyat. Sebab jika rakyat sejahtera, pasti warga ormas atau etnis tertentu juga ikut sejahtera, karena mereka adalah bagian dari rakyat.

(mdk/tts)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kabinet Jokowi Diterpa Isu Para Menteri Mundur

Kabinet Jokowi Diterpa Isu Para Menteri Mundur

Kabarnya karena perbedaan kutub politik di Pemilu 2024

Baca Selengkapnya
Presiden Jokowi Jawab Isu Suasana Kabinet Canggung Akibat Beda Politik

Presiden Jokowi Jawab Isu Suasana Kabinet Canggung Akibat Beda Politik

Kabar tersebut diungkap Mahfud MD yang menyebut ada kehangatanyang hilang dalam Kabinet Indonesia Maju

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Istana Respons Kabar Kabinet Presiden Jokowi Sudah Tidak Kompak: Jelas Tak Sesuai Fakta

Istana Respons Kabar Kabinet Presiden Jokowi Sudah Tidak Kompak: Jelas Tak Sesuai Fakta

Kabar teresebut diungkap Mahfud MD yang menyebut suasana kabinet sudah tidak seperti dulu

Baca Selengkapnya
Mensesneg Pratikno Bantah Kabar Ada Menteri Mundur dari Kabinet

Mensesneg Pratikno Bantah Kabar Ada Menteri Mundur dari Kabinet

Pratikno membantah Jokowi akan melakukan perombakan atau reshuffle kabinet.

Baca Selengkapnya
Kehangatan Menteri di Kabinet Jokowi Hilang, Timnas AMIN: Sekarang Berkawan Ada Kepentingan

Kehangatan Menteri di Kabinet Jokowi Hilang, Timnas AMIN: Sekarang Berkawan Ada Kepentingan

Mahfud mengatakan suasana kabinet Jokowi di tahun politik berubah menjadi tidak hangat dan tak ada candaan.

Baca Selengkapnya
Mahfud MD Blak-blakan soal Situasi Kabinet Jokowi: Tidak Ada Lagi Gurauan

Mahfud MD Blak-blakan soal Situasi Kabinet Jokowi: Tidak Ada Lagi Gurauan

Mahfud bercerita, biasanya menteri Kabinet Indonesia Maju saling menyapa sebelum rapat kabinet. Kini, tak ada lagi saling menyapa.

Baca Selengkapnya
Jejak Karir AHY Sebelum Dilantik Jadi Menteri ATR/BPN

Jejak Karir AHY Sebelum Dilantik Jadi Menteri ATR/BPN

Usai bertahun-tahun jadi oposisi, kini AHY masuk dalam kabinet Jokowi

Baca Selengkapnya
Gerindra Pastikan Jokowi Tak Cawe-Cawe Urusan Kabinet Prabowo-Gibran

Gerindra Pastikan Jokowi Tak Cawe-Cawe Urusan Kabinet Prabowo-Gibran

Tak hanya memberikan pendapat, Jokowi juga bisa memberikan usulan nama untuk kabinet mendatang

Baca Selengkapnya