Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Hikayat tembakau sebagai obat

Hikayat tembakau sebagai obat Petani tembakau. ©2016 blogspot.com

Merdeka.com - Dengan senyum ramahnya, Wahoni, Kepala Dusun Tempuran, Desa Losari, Kecamatan Tlogomulyo menemui kami di kantor desa. Sambil berbincang, Wahoni lantas mengajak menuju area lahan perkebunan tembakau. Jarak tempuhnya sekitar 30 menit dengan menggunakan kendaraan roda empat.

Setelah melewati jalan menanjak berbatu, akhirnya kami tiba di lahan perkebunan tembakau di Kaki Gunung Sumbing. Sejauh mata memandang hanya terlihat petani tembakau sibuk menggarap lahannya. Wahoni mulai menceritakan terciptanya keseimbangan kehidupan masyarakat Temanggung yang tak bisa dipisahkan dari tanaman tembakau.

Mereka percaya tembakau memberikan kehidupan. Sesuai kepercayaan mengenai asal muasal ditemukannya tanaman itu oleh leluhur mereka yang dikenal dengan sebutan Ki Ageng Makukuhan. Dia memiliki banyak sebutan. Mulai dari Sunan Kedu, Ki Ageng Kedu, Prabu Makukuhan, Sunan Makukuhan, hingga Wali Agung Makukuhan. Dia murid Sunan Kudus.

"Ki Ageng Makukuhan merupakan adik dari Raden Sutawijaya. Kakaknya (Raden Sutawijaya) jadi Raja Mataram I, sementara Ki Ageng memilih menjadi petani," ujar Wahoni saat berbincang dengan merdeka.com beberapa waktu lalu.

petani tembakau

Diceritakannya, Ki Ageng Makukuhan memiliki murid. Suatu hari, muridnya menderita sakit keras. Ki Ageng mencoba mencari obat untuk mengobati penyakit itu. Dengan langkah perlahan, dia mulai mendaki Gunung Sumbing. Dalam perjalanan pendakian itu Ki Ageng melihat tanaman yang diyakininya bisa menjadi obat untuk muridnya. Dia lantas berteriak kegirangan. "Iki tambaku," Wahoni menirukan ucapan Ki Ageng.

Tamba (tombo dalam bahasa Jawa) secara harafiah berarti obat. Dia bergegas mengambil beberapa daun itu dan turun gunung untuk meraciknya menjadi obat. Konon, setelah diberikan obat yang berasal dari daun itu, sang murid sembuh dari penyakitnya. Dari situlah tambaku yang kemudian berubah pengucapan menjadi tembako dan lebih banyak diucapkan oleh orang Jawa dengan sebutan mbako. Tidak heran jika tembakau sudah sangat menyatu dengan kehidupan masyarakat Temanggung.

"Tembakau tidak bisa dihapus, sejarah zaman Majapahit. Sudah menjadi satu dengan masyarakat Temanggung di kaki Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro."

Budayawan, Mohamad Sobary juga menjumpai cerita itu ketika melakukan penelitian mengenai kehidupan petani tembakau di Temanggung. Memang sulit membuktikannya, namun masyarakat yang hidup di kaki Gunung Sumbing memercayai itu. Bahwa Ki Ageng Makukuhan menemukan tanaman itu mendekati puncak Gunung Sumbing. Dia terkejut melihat tanaman itu. Lantas mencabut satu batang dengan daun hijau yang lebar. Kemudian berteriak penuh kejutan. Meski menyebut dan meyakini tanaman itu sebagai obat, namun dia tidak tahu obat untuk penyakit apa.

ilustrasi tembakau

Ki Ageng Makukuhan menjadi petani tembakau pertama di wilayah karesidenan Kedu (sekarang Temanggung). Dia yang melakukan budidaya tanaman tembakau. Ki Ageng menanam dan merawat hingga musim panen tiba. Tapi dia tidak sendiri. Gurunya, Sunan Kudus, ikut andil dalam proses produksi tembakau sebelum dijual.

Sementara untuk urusan penjualan dan perdagangannya diserahkan pada Dampo Awang Sam Po Kong. Dia merupakan salah satu rekan Ceng Ho saat menyusuri lautan dan berlabuh di Indonesia. Pangeran Benawa, putera Hadiwijaya atau Jaka Tingkir, raja pertama Pajang, juga disebut-sebut terlibat dalam proses produksi tembakau di masa awal. Pangeran Benawa sudah seperti saudara dengan Sutawijaya.

"Itu menurut kepercayaan. Sunan Kudus, Pangeran Benawa terlibat di situ. Banyak kisah yang menggetarkan, semua terlibat dalam proses itu," jelas Sobary, Kamis (25/8).

Ada cerita lain soal asal muasal tembakau yang juga diyakini sebagai obat penyembuh penyakit. Kisah ini datang dari Kudus, Jawa Tengah. H. Jamhari memiliki penyakit asma dan sudah mencoba segala macam pengobatan. Namun penyakitnya itu tak kunjung sembuh. Dia mencoba cara atau metode lain. Jamhari mulai meracik tembakau dengan campuran cengkeh. Lalu dibungkus daun jagung kering. Dia membakar dan mengisapnya. Cara ini dilakukan terus menerus hingga akhirnya dia merasakan khasiatnya. Penyakit asmanya sembuh.

Dalam waktu cepat, keberhasilan ini pun menyebar luas di masyarakat. Banyak yang meminta racikan Jamhari sebagai obat. Dia pun memperjualbelikan atau memperdagangkan racikannya itu yang disebutnya kretek. Sebutan kretek sendiri konon diambil dari bunyi yang dihasilkan saat pembakaran tembakau dan cengkeh yang dibungkus daun jagung kering.

(mdk/noe)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Luar Biasa! Ternyata Lingkungan Hijau Beri Banyak Manfaat Bagi Pertumbuhan Tulang Anak, Ini Kata Peneliti

Luar Biasa! Ternyata Lingkungan Hijau Beri Banyak Manfaat Bagi Pertumbuhan Tulang Anak, Ini Kata Peneliti

Benarkah lingkungan hijau beri banyak manfaat bagi pertumbuhan tulang anak? Simak penjelasan berikut ini.

Baca Selengkapnya
Fakta Unik Gunung Kaba di Bengkulu, Meletus Tahun 1600 hingga Misteri Makhluk Tak Kasat Mata

Fakta Unik Gunung Kaba di Bengkulu, Meletus Tahun 1600 hingga Misteri Makhluk Tak Kasat Mata

Salah satu gunung api aktif yang berada di Selupu Rejang ini memiliki keindahan yang luar biasa, namun dibalik itu semua terdapat sebuah misteri.

Baca Selengkapnya
Dikabarkan Ada Bongkahan Emas di Puncaknya, Ini 4 Fakta Menarik Gunung Talamau Pasaman Barat

Dikabarkan Ada Bongkahan Emas di Puncaknya, Ini 4 Fakta Menarik Gunung Talamau Pasaman Barat

Gunung Talamau menjadi salah gunung tertinggi di Sumatra Barat yang termasuk dalam kategori tipe gunung api tidak aktif.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Melelehnya Es di Pegunungan Ungkap Temuan Ribuan Artefak Berburu Berusia 6.000 Tahun, Ada Mata Panah dan Tongkat

Melelehnya Es di Pegunungan Ungkap Temuan Ribuan Artefak Berburu Berusia 6.000 Tahun, Ada Mata Panah dan Tongkat

Melelehnya Es di Pegunungan Ungkap Temuan Ribuan Artefak Berburu Berusia 6.000 Tahun, Ada Mata Panah dan Tongkat

Baca Selengkapnya
Manfaat Daun Sembung untuk Kesehatan, Bisa Dijadikan Obat begini Cara Menggunakannya

Manfaat Daun Sembung untuk Kesehatan, Bisa Dijadikan Obat begini Cara Menggunakannya

Daun sembung ini mengandung beragam senyawa aktif yang memiliki sifat antiinflamasi, antimikroba dan juga antioksidan sehingga bisa menyehatkan manusia.

Baca Selengkapnya
Tampang Kakak-Adik Pembunuh Pasutri di Ruko Kebayoran Lama

Tampang Kakak-Adik Pembunuh Pasutri di Ruko Kebayoran Lama

Kedua tersangka diduga sudah lama merencanakan aksinya.

Baca Selengkapnya
Tidak Boleh Mendaki saat Malam Hari, Ini Fakta & Mitos Gunung Sago di Sumbar

Tidak Boleh Mendaki saat Malam Hari, Ini Fakta & Mitos Gunung Sago di Sumbar

Gunung yang berada di Kabupaten Tanah Datar ini dulunya jadi salah satu gunung aktif dan memiliki kaldera yang begitu besar.

Baca Selengkapnya
Cerita Unik dari Makam Para Tokoh Pribumi di Bergota Semarang, Ada Batu Misterius Bertuliskan Huruf Tionghoa

Cerita Unik dari Makam Para Tokoh Pribumi di Bergota Semarang, Ada Batu Misterius Bertuliskan Huruf Tionghoa

Tak hanya sebagai pemakaman umum, di makam Bergota Semarang terdapat beberapa makam tokoh pribumi penting pada masanya.

Baca Selengkapnya
Penemuan Spesies Baru Ular yang Tiba-Tiba Muncul di Pohon, Ilmuwan Langsung Teliti

Penemuan Spesies Baru Ular yang Tiba-Tiba Muncul di Pohon, Ilmuwan Langsung Teliti

Di selatan Provinsi Yunnan, Tiongkok terdapat sebuah penemuan yang menarik telah menggemparkan para ilmuwan saat ular baru muncul di atas pohon setinggi 2 kaki.

Baca Selengkapnya