Donald Trump yang disepelekan
Merdeka.com - Donald Trump sebagai bakal calon dalam nominasi calon presiden Partai Republik memang unik karena ucapan-ucapannya. Ia dikenal pernah menyatakan bahwa bahwa bangsa Meksiko sebagai bangsa kriminal, pemerkosa, dan pengedar narkotika dan bahwa John McCain, senator yang sangat dihormati di AS bukanlah pahlawan perang.
Ia juga menyebut sekelompok politisi di Washington saat ini bodoh dan pengecut dan apa yang disebut sebagai “impian Amerika” sudah mati. Ia berjanji bahwa jika terpilih menjadi presiden, ia akan mengembalikan impian itu menjadi lebih besar dan lebih baik, lebih kuat dari sebelumnya, dan akan menjadikan Amerika besar kembali. Trump juga sesumbar kepiawaian bisnisnya akan mengembalikan lapangan kerja dari luar Amerika sembari menambahkan akan bersikap tegas pada teroris, pertahanan dan imigrasi.
Dalam politik luar negeri AS, Trump dengan santai pernah berujar bahwa yang membuat hubungan AS dengan Rusia dan China tidak harmonis adalah karena Presiden Putin dan Xi Jinping tidak memandang Presiden Obama sebagai tokoh yang berkharisma. Selain itu mengenai terorisme , penghancuran ladang minyak di Irak adalah jalan satu-satunya untuk menghilangkan sumber pendanaan bagi organisasi bersenjata ISIS.
Tak ayal bila membaca media mainstream AS dalam kontes nominasi bakal calon Presiden Partai Republik untuk pemilu tahun 2016 nampak sekali pemojokan dan olok-olok terhadap pengusaha real estate yang kontroversial, Donald Trump. Dengan tohokan langsung, media seperti Fox News dan CNN menulis bahwa Donald Trump tidak akan memenangi nominasi bakal calon presiden Partai Republik.
Dalam sebuah jajak pendapat yang dirilis 16 Agustus 2015, Fox News menyatakan bahwa dari segi kualifikasi, 52 persen responden umum menyatakan Trump sama sekali atau tidak terlalu “qualified”. Namun dari responden di kalangan Partai Republik, yang menyatakan Trump tidak layak lebih rendah yaitu sebesar 32 persen.
Dalam hal elektabilitas, responden yang ditanya siapa yang akan dipilih antara Hillary Clinton dan Donald Trump, Clinton lebih unggul 5 persen yaitu 47 dibanding 42 persen. Dari segi disukai atau tidak (likability and favorability), Trump menduduki peringkat terendah dibanding calon dari Partai Republik yang lain seperti Ben Carson dan Carly Fiorina. CNN yang mengutip data Pivit, suatu platform pengumpul data interaktif (9/7) menyatakan bahwa peluang Donald Trump untuk memenangi kontens di Partai Republik hanyalah 1 persen.
Publik AS juga digambarkan sebagai mencibir ambisi Trump yang dikemas dalam kampanye bertema Jadikan Amerika Jaya Kembali itu. Mereka menganggap keterlibatannya dalam pilpres AS sebagai pertanda buruk. Sebab, Trump yang juga dikenal sebagai selebriti membuat pilpres 2016 turun kelas. Bahkan ada juga yang menyebut kehadiran Trump akan mengubah kompetisi politik kelas tinggi tersebut setara dengan sirkus semata.
Betapapun derasnya penyudutan oleh media, sebuah survei terbaru di AS menunjukkan, Donald Trump masih memimpin kontes nominasi bakal calon presiden Partai Republik untuk pemilu tahun 2016. Jajak pendapat Universitas Quinnipiac, Kamis (27/8/2015), menunjukkan, konglomerat real estat itu memperoleh 28 persen dukungan dari para pemilih Republik di seluruh Amerika. Dia mengalahkan pesaing terdekatnya, Ben Carson dan bekas Gubernur Florida Jeb Bush, putra dan adik dari dua mantan presiden AS.
Menurut pengamat Partai Republik Scot Faulkner, Trump begitu tidak terkendalinya sehingga dianggap menyegarkan. Inilah yang menjadi pemicu mengapa ia sekarang paling populer dibanding yang lainnya. Walaupun begitu, kebanyakan pengamat memperkirakan popularitas Trump tidak akan bertahan lama.
Meski pencalonan Trump diramalkan bernasib suram, perlu juga diperhartikan pendapat David Karol, professor di Universitas Maryland (The Guardian, 22/8) yang memberi peringatan bagi mereka yang menyepelekan Donald Trump. Katanya Trump adalah unik. Selama ini AS pernah punya banyak calon. Ada yang populis, yang kaya serta independen dan mampu membiayai sendiri kampanyenya, yang berhasil memikat media, atau pengusaha yang masuk ke politik. Bila semua itu digabung dia adalah Donald Trump.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi Dikritik soal Pembagian Bansos, Bahlil: Jangan Batasi Presiden Dekat Dengan Rakyat
Bahlil menegaskan pihak-pihak yang mengkritisi penyaluran bansos, dapat diartikan pihak tersebut tidak senang masyarakat menerima bantuan.
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap Isi Pembicaraan dengan Presiden Filipina, Termasuk Soal Pertahanan
Jokowi menyebut tiga bidang kerja sama yang akan diperkuat oleh kedua negara.
Baca SelengkapnyaJokowi Minta Masyarakat Fasih Minimal Satu Bahasa Daerah, Ini Alasannya
Indonesia negara besar dengan total 17.000 pulau dengan keberagaman budaya yang harus dijaga dan dilestarikan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi Terima Surat Kepercayaan 9 Duta Besar Negara Sahabat
Presiden Jokowi menerima surat kepercayaan dari sembilan duta negara-negara sahabat
Baca SelengkapnyaInggris dan Jepang Alami Resesi, Jokowi Ingatkan Pemerintahan Baru Hati-Hati Mengelola Indonesia
Indonesia masih terus bertahan agar tidak masuk dalam kondisi resesi seperti yang dialami oleh negara maju.
Baca SelengkapnyaJokowi Bilang Presiden Boleh Berpihak di Pilpres, Timnas AMIN: Ada Tanda Kepanikan
Jokowi memastikan Presiden boleh kampanye dan berpihak di Pilpres 2024
Baca SelengkapnyaDuterte Tuding Ferdinand Marcos Jr Ingin Perpanjang Masa Jabatan sebagai Presiden Filipina
Duterte mengklaim penggantinya tersebut sedang merencanakan amandemen undang-undang untuk menghapus batas masa jabatan presiden.
Baca SelengkapnyaJokowi Pakai Dasi Warna-warni saat Kunker Ke Luar Negeri, Ini Maknanya
Presiden Jokowi kini memakai dasi warna-warni ketika berangkat kunjungan kerja ke luar negeri
Baca SelengkapnyaKakek 80 Tahun Bikin Perwira Polisi Kaget, 7 Tahun Jalan Kaki Datangi 261 Makam Para Wali & Presiden RI
Seorang pria tua berusia 80 tahun sukses mencuri perhatian. Awalnya, kakek tua itu tengah berusaha menyeberang jalan raya.
Baca Selengkapnya