Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Berdarah Yahudi, bertanah air Indonesia

Berdarah Yahudi, bertanah air Indonesia Pertempuran 10 November 1945. radenkusumaaa-ggmu.blogspot.com

Merdeka.com - Barangkali banyak orang cuma tahu Soetomo atau dikenal dengan Bung Tomo sebagai ikon pertempuran 10 November 1945 di Kota Surabaya, Jawa Timur. Namun bisa dipastikan cuma segelintir pihak sadar ada pemuka Yahudi ikut berjuang saat itu. Dia adalah Charles Mussry.

Namanya tidak pernah muncul dalam cerita lisan atau buku-buku sejarah. Di mesin pencari google soal Mussry hanya tertulis satu kalimat menyebutkan dia ikut berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Ahli-ahli sejarah, termasuk Asvi Warman Adam, sekadar mengetahui namanya saja. "Saya nggak tahu soal itu," kata peneliti sejarah dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) ini saat dihubungi merdeka.com melalui telepon selulernya dua pekan lalu.

Bahkan, kata Agus dari Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), lembaganya tidak memiliki arsip atau dokumen mengenai kiprah pejuang kemerdekaan berdarah Yahudi.

Padahal, orang-orang Yahudi sudah lama menetap di Indonesia. Profesor Rotem Kowner dari Universitas Haifa, Israel, mengungkapkan orang Yahudi pertama bermukim di Indonesia adalah seorang saudagar dari Fustat, Mesir. "Dia meninggal di pelabuhan Barus, barat daya Sumatera pada 1290," ujarnya saat datang ke Jakarta beberapa bulan lalu. Kowner sudah meneliti sejarah komunitas Yahudi di Indonesia sejak satu dasawarsa lalu

Dia bahkan yakin orang-orang Yahudi sudah memeluk agama Nasrani juga ikut dalam rombongan kapal Portugis mendarat di Nusantara pada awal abad ke-16. Orang-orang Yahudi ini menetap di sekitar Selat Malaka, pantai utara Sumatera, dan Pulau Jawa.

Tidak mudah mencari tahu jejak dan riwayat Mussry. Maklum saja, cuma segelintir keturunan Yahudi mengenal sejarahnya. Apalagi, isu mengenai Yahudi di Indonesia sangat sensitif. Kebanyakan kaum muslim menyamaratakan kaum Yahudi itu bedebah. Alhasil, orang-orang keturunan Yahudi menyembunyikan identitas mereka.

Merdeka.com berhasil mengontak tiga orang keturunan Yahudi paham soal Charles Mussry, yakni Rachel, Merry, dan Maureen. Ketiganya adalah Yahudi asal Bagdad, Irak, dan pernah menetap di Surabaya. Mereka awalnya sangat kaget bagaimana merdeka.com bisa mengetahui identitas mereka sebenarnya.

Racchel kini tinggal di Jakarta, Merry di Surabaya, dan Maureen di Tangerang. "Soal Yahudi itu di sini (Indonesia) amat sensitif," seorang putra Maureen saat ditemui di kediamannya lega nan asri di Tangerang, Banten. Di teras rumahnya terpampang sejumlah bingkai foto mendiang Presiden Soekarno . "Kakak ayah saya memang dekat dengan Soekarno ."

Merry membenarkan soal jasa Mussry bagi bangsa Indonesia. "Dia dan keluarga Mussry lainnya ikut berjuang dalam pertempuran 10 November di Surabaya," ujarnya kepada merdeka.com dua pekan lalu.

(mdk/fas)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sejarah PO ALS, Armada Bus dengan Trayek Terjauh dan Tertua di Sumatera
Sejarah PO ALS, Armada Bus dengan Trayek Terjauh dan Tertua di Sumatera

Siapa yang tidak tahu PO. Antar Lintas Sumatera atau disingkat ALS? Perusahaan Bus asal Sumatera ini melayani trayek hingga Pulau Jawa.

Baca Selengkapnya
Jejak Nazi Jerman di Bumi Sumatra, Tenggelamnya Kapal Van Imhoff hingga Republik Nias Merdeka
Jejak Nazi Jerman di Bumi Sumatra, Tenggelamnya Kapal Van Imhoff hingga Republik Nias Merdeka

Banyak orang yang tak tahu jika jejak Nazi Jerman pernah menduduki wilayah Bumi Sumatra tepatnya di Pulau Nias.

Baca Selengkapnya
Sosok Yusof Ishak, Presiden Pertama Singapura yang Menjabat hingga Akhir Hayatnya, Ternyata Keturunan Minangkabau
Sosok Yusof Ishak, Presiden Pertama Singapura yang Menjabat hingga Akhir Hayatnya, Ternyata Keturunan Minangkabau

Dalam sejarah berdirinya negara Singapura, sosok presiden pertama yang menjabat adalah keturunan Indonesia.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Cucu Pendiri NU Gus Kikin Ditunjuk jadi Nahkodai PWNU Jatim Gantikan KH Marzuki Mustamar
Cucu Pendiri NU Gus Kikin Ditunjuk jadi Nahkodai PWNU Jatim Gantikan KH Marzuki Mustamar

Cucu Pendiri NU Hadratussyaikh KH Hasyim Asy ari; KH Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin) sebagai nahkoda baru PWNU Jawa Timur.

Baca Selengkapnya
SBY Kenang Sang Istri saat Ziarah ke Kuburan Massal Korban Tsunami Aceh
SBY Kenang Sang Istri saat Ziarah ke Kuburan Massal Korban Tsunami Aceh

Dalam ziarah menjelang peringatan 19 tahun tsunami Aceh ini, SBY didampingi putranya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Baca Selengkapnya
Menilik Asal-Usul Kota Sabang, Pernah Jadi Jalur Perdagangan Penting setelah Pembukaan Terusan Suez
Menilik Asal-Usul Kota Sabang, Pernah Jadi Jalur Perdagangan Penting setelah Pembukaan Terusan Suez

Dulu saat pedagang Arab berlayar hingga ke Pulau Weh, mereka menamakan Sabang dengan kata 'Shabag' yang berarti gunung meletus.

Baca Selengkapnya
Ternyata di Laut Indonesia Masih Banyak Ranjau Peninggalan Perang Dunia II, ini 2 Kapal Perang Canggih Baru Milik TNI AL Siap Memburunya
Ternyata di Laut Indonesia Masih Banyak Ranjau Peninggalan Perang Dunia II, ini 2 Kapal Perang Canggih Baru Milik TNI AL Siap Memburunya

Potret kapal perang pemburu ranjau di dasar laut milik TNI AL.

Baca Selengkapnya
Penampakan Airlangga, Sri Mulyani, Risma & Muhadjir di MK Jelang Bersaksi di Sidang PHPU
Penampakan Airlangga, Sri Mulyani, Risma & Muhadjir di MK Jelang Bersaksi di Sidang PHPU

Sidang akan dimulai pukul 08.00 Wib. Pada sidang kali ini, pemohon, termohon dan terkait tidak diperkenankan bertanya pada empat menteri.

Baca Selengkapnya
Suciwati Bosan Dengar Janji Penyelesaian Kasus Pembunuhan Munir: Segera Bentuk Pengadilan HAM Ad Hoc
Suciwati Bosan Dengar Janji Penyelesaian Kasus Pembunuhan Munir: Segera Bentuk Pengadilan HAM Ad Hoc

Komnas HAM tengah melakukan penyelidikan terhadap kasus pembunuhan Munir.

Baca Selengkapnya