Merdeka.com - Beberapa waktu belakangan, jagat media sosial dihebohkan dengan aksi warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur yang membeli puluhan mobil mewah secara bersamaan.

Setelah aksi tersebut, kehidupan warga Desa Sumurgeneng menjadi sorotan. Hingga kini, media silih berganti memberitakan keseharian para warga yang menjadi miliarder baru setelah menerima uang ganti rugi lahan terdampak proyek pembangunan kilang minyak milik PT Pertamina.

Ratusan Miliarder Baru

©2021 Merdeka.com/Instagram @mediainformasiorangtubanjatim

Ali Sutrisno, seorang warga Desa Sumurgeneng menjadi salah satu miliarder mendadak setelah tanah miliknya seluas 2,2 hektare dibeli seharga Rp15,8 miliar oleh PT Pertamina. Tanah milik Ali dibeli dengan harga Rp685.000 per meter.

Mengutip dari Instagram @mediainformasiorangtubanjatim, Jumat (19/2/2021), pembelian lahan milik warga desa itu akan digunakan untuk pembangunan kilang minyak gross root refinery (GGR) yang ditargetkan beroperasi pada 2026 mendatang.

Setelah mendapatkan rezeki nomplok, Ali memutuskan membeli empat unit mobil, yakni Toyota Innova, Mitsubishi Xpander, Pikap L300 dan Honda HRV. Selain Ali, 224 kepala keluarga di desa setempat menjadi miliarder baru setelah menerima uang ganti rugi dari PT Pertamina.

Alasan Beli 4 Mobil

Saat dikonfirmasi, Ali menceritakan alasannya membeli empat unit mobil sekaligus. Ia menjelaskan bahwa ingin menikmati uang yang sekarang dimilikinya.

"Masa dulu yang susah, sekarang uang banyak ya dinikmati," ujar Ali, Kamis (18/2).

Tidak hanya itu, Ali juga menggunakan uangnya untuk membeli tanah baru dengan luas 8.000 meter persegi.

Alasan Beli Mobil Bersamaan

©2021 Merdeka.com/Instagram @mediainformasiorangtubanjatim

Terkait pembelian mobil secara bersamaan, Ali menjelaskan bahwa itu merupakan keputusan para warga desa. Mereka sengaja membeli mobil bersamaan supaya nantinya bisa viral.

"Bersatu kita untuk membeli, jadi bareng-bareng gitu. Biar viral, biar ketemu sama pak presiden," terang Ali.

Sementara itu, awal mulanya tidak semua warga sepakat untuk menjual tanah kepada Pertamina.

"Awalnya itu ada yang setuju, ada yang enggak. Demi kepentingan negara kita merelakan," ujar dia.

Untuk proses negosiasi hingga penyerahan uang ganti rugi antara PT Pertamina dengan warga Desa Sumurgeneng membutuhkan waktu selama dua tahun.

Akui Kehidupan Lebih Baik

Setelah mendapatkan uang ganti rugi, Ali mengaku kehidupan warga Desa Sumurgeneng menjadi lebih baik.

Jika sebelumnya banyak warga yang memiliki utang dan kondisinya ekonominya kurang, kini hal itu bisa diselesaikan.

Selain itu, banyak pula warga yang menggunakan uangnya untuk renovasi rumah dan modal usaha. Bahkan dikarenakan banyak warga yang merenovasi rumah, Ali mengaku hingga tak mendapat pekerja untuk merenovasi rumahnya.