Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Gejala Sosial Panic Buying, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Gejala Sosial Panic Buying, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya ilustrasi belanja. ©Asia One

Merdeka.com - Merebaknya virus corona ke beberapa negara menyebabkan banyak terjadi beberapa gejala sosial. Kepanikan sosial melanda di banyak sudut dunia. Salah satu gejala sosial yang melanda beberapa negara akhir-akhir ini adalah panic buying.

Banyak sekali barang-barang di pasaran yang mengalami kelangkaan stok dan lonjakan harga berkali-kali lipat. Seperti halnya yang terjadi di Indonesia beberapa waktu belakangan. Hand sanitizer hingga masker menjadi langka.

Sebenarnya apa yang dimaksud dengan gejala sosial panic buying? Simak penjelasannya di bawah ini.

Pengertian Panic Buying

malaysia lockdown picu panic buying di singapura

REUTERS/Edgar Su

Panic Buying merupakan fenomena di mana masyarakat melakukan penimbunan beberapa barang pada saat terjadi situasi darurat tertentu. Dalam kasus merebaknya virus corona, barang-barang yang menjadi incaran para konsumen adalah handsanitizer dan masker.

Banyak apotek-apotek yang mengalami kelangkaan stok masker. Handsanitizer yang biasanya hanya memiliki kisaran harga di bawah Rp10.000 kini bisa mencapai 3 bahkan 5 kali lipat. Momen ini dimanfaatkan oleh beberapa oknum curang dengan menimbun beberapa barang dan meraup untuk sebanyak-banyaknya.

Penyebab Panic Buying

Melansir dari BBC, ada perbedaan antara fenomena persiapan bencana dengan panic buying. Steven Taylor, dosen dan psikolog klinis di University of British Columbia, dan penulis buku The Psychology of Pandemics mengatakan bahwa panic buying didorong oleh ketakutan, dan keinginan untuk berusaha keras memadamkan ketakutan itu, seperti antrian berjam-jam atau membeli jauh lebih banyak dari yang Anda butuhkan. Panic buying menolong orang-orang merasa dapat mengontrol situasi, kata para ahli.

"Dalam keadaan seperti ini, orang-orang merasa perlu melakukan sesuatu yang sebanding dengan apa yang mereka anggap sebagai tingkat krisis," kata Taylor.

Berbeda dengan persiapan bencana, Taylor mengatakan pada kasus angin topan atau banjir, kebanyakan orang berpikir adil tentang barang-barang yang mungkin mereka butuhkan jika terjadi pemadaman listrik atau kekurangan air. Hal ini yang menjadi pijakan perbedaan dari persiapan bencana dengan gejala sosial panic buying.

Masih melansir dari BBC, panic buying juga dapat dikatakan sebagai mekanisme alami yang dilakukan oleh manusia untuk merespon keadaan darurat disekitarnya. Ketika manusia merasa tidak memiliki kontrol atas apa yang terjadi di sekelilingnya, mereka akan berupaya untuk memiliki kendali.

Hal ini sejalan dengan apa yang tengah terjadi sekarang. Merebaknya virus corona di beberapa tempat membuat banyak orang tidak memiliki kendali untuk menghentikan infeksi virus. Oleh karena itu usaha untuk mencegah dengan menggunakan masker dan handsanitizer dirasa lebih dapat mereka kontrol. Hal ini kemudian menjelaskan kenapa jumlah permintaan dua barang tersebut begitu melonjak dan mengalami kelangkaan stok serta kenaikan harga.

Dalam sebuah penelitian di tahun 2010, Owen Kulemeka dari University of Illinois menulis bahwa panik dan perilaku anti sosial bukanlah karakteristik pembelanjaan pra bencana. Helene Joffe, seorang dosen psikologi di University College London mengatakan, "Untuk menghadapi ancaman yang tidak diketahui, orang-orang menggunakan apa yang sudah mereka ketahui tentang ancaman yang tampaknya serupa."

Cara Mengatasi Panic Buying

1. Pembatasan Jumlah Pembelian

malaysia lockdown picu panic buying di singapura

REUTERS/Edgar Su

Salah satu dampak terjadinya panic buying adalah penggunaan barang yang tidak tepat sasaran. Banyak konsumen yang sengaja membeli masker dalam jumlah banyak padahal memiliki kondisi tubuh yang sehat. Hal ini kemudian meruygikan mereka yang sakit dan lebih membutuhkan masker saat stok kosong. Melakukan pembatasan pembelian setidaknya dapat mengurangi dapak buruk panic buying ini.

Untuk menghindari barang yang tidak tepat sasaran, pembatasan jumlah beli dapat menjadi metode yang baik. Tidak hanya untuk masker, tetapi juga untuk bahan-bahan pokok maupun kebutuhan lain seperti tisu toilet. Pembatasan jumlah beli membuat setidaknya lebih banyak orang yang dapat memiliki barang tersebut.

Hukuman untuk Pelaku Penimbunan

2. Tindak Tegas Oknum yang Curang

malaysia lockdown picu panic buying di singapura

REUTERS/Edgar Su

Dalam situasi genting, kadang rasa kemanusiaan tersampingkan karena ketakutan. Ada pula yang justru memanfaatkan momen genting untuk meraup untung yang lebih besar. Perlu adanya langkah tegas untuk memberi efek jera pada oknum-oknum semacam ini.

Presiden Indonesia Joko Widodo saat ini telah mengumumkan bahwa akan menindak tegas oknum-oknum yang menimbun dan memasang harga tinggi untuk sebuah masker. Langkah ini setidaknya telah menjadi sebuah ancaman dan menimbulkan efek jera pada oknum nakal yang menimbun masker.

(mdk/vna)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Cara Mewujudkan Keuangan yang Stabil, Harus Menghindari Impulsive Buying dan Beralih ke Kegiatan Investasi

Cara Mewujudkan Keuangan yang Stabil, Harus Menghindari Impulsive Buying dan Beralih ke Kegiatan Investasi

Beralihlah dari perilaku impulsive buying ke kegiatan investasi untuk mendapatkan kehidupan finansial yang lebih mapan.

Baca Selengkapnya
Ubah Impulsive Buying Jadi Kelola Aset yang Lebih Efektif dengan Obligasi dan Reksa Dana BRI

Ubah Impulsive Buying Jadi Kelola Aset yang Lebih Efektif dengan Obligasi dan Reksa Dana BRI

Dibandingkan dengan logika, perilaku impulsive buying ini cenderung didorong oleh faktor emosi dan perasaan semata.

Baca Selengkapnya
Pengertian Social Anxiety Disorder, Jenis dan Penyebabnya

Pengertian Social Anxiety Disorder, Jenis dan Penyebabnya

Perasaan cemas dan takut ketika menghadapi sesuatu normal terjadi. Namun, harus diperhatikan apabila ketakutan berlanjut.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Mengenal Emotional Eater dan Dampaknya, Ketika Makanan jadi Pelarian Stres

Mengenal Emotional Eater dan Dampaknya, Ketika Makanan jadi Pelarian Stres

Emotional eater adalah orang yang makan sebagai cara untuk mengatasi emosi yang kuat, seperti stres, kecemasan, kesepian, atau kebosanan.

Baca Selengkapnya
6 Hal yang Tanpa Disangka Bisa Jadi Penyebab Munculnya Bau Badan

6 Hal yang Tanpa Disangka Bisa Jadi Penyebab Munculnya Bau Badan

Munculnya bau badan merupakan persoalan yang sering dialami oleh banyak orang dan bisa mengganggu kepercayaan diri serta interaksi sosial.

Baca Selengkapnya
Mengenal Ciri-Ciri Depresi Terselubung dan Cara Mengatasinya, Jangan Dibiarkan

Mengenal Ciri-Ciri Depresi Terselubung dan Cara Mengatasinya, Jangan Dibiarkan

Depresi terselubung adalah kondisi ketika seseorang merasa tertekan, tapi tidak menunjukkan gejala atau ciri-ciri seperti orang yang depresi pada umumnya.

Baca Selengkapnya
6 Penyebab Sulit Konsentrasi, Salah Satunya Kurang Olahraga

6 Penyebab Sulit Konsentrasi, Salah Satunya Kurang Olahraga

Sulitnya mempertahankan konsentrasi bisa menjadi tantangan yang menghampiri banyak individu.

Baca Selengkapnya
Gejala Depresi Pasca Melahirkan, Penyebab, dan Cara Mengatasinya yang Wajib Diketahui

Gejala Depresi Pasca Melahirkan, Penyebab, dan Cara Mengatasinya yang Wajib Diketahui

Depresi pasca melahirkan adalah hal yang penting untuk dipelajari dan disadari kemunculannya.

Baca Selengkapnya
Asal-usul Babi Ngepet hingga Analisis Fenomenanya

Asal-usul Babi Ngepet hingga Analisis Fenomenanya

Babi ngepet, fenomena kompleks melibatkan ekonomi dan pandangan sosial.

Baca Selengkapnya