Tak Melulu Soal Uang, Begini Penerapan Budaya Antikorupsi pada Sekolah di Jateng
Merdeka.com - Pencegahan korupsi sebaiknya dilakukan sejak dini. Apabila perilaku ini dibiarkan, lama-lama bisa jadi kebiasaan yang susah diperbaiki saat sudah dewasa.
Hal inilah yang disadari oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng, Uswatun Hasanah. Demi mencegah korupsi sejak dini, mereka memilih Duta Antikorupsi di kalangan siswa SMA/Sederajat.
Pada Jumat (20/5), puluhan pelajar tingkat SMA/SMK dan SLB ditetapkan sebagai Duta Antikorupsi Tingkat Provinsi Jawa Tengah. Lantas seperti apa penerapan budaya antikorupsi bagi mereka? Berikut selengkapnya:
Tak Melulu Soal Uang
©jatengprov.go.id
Bagi mereka para Duta Antikorupsi, korupsi itu bukan hanya soal uang. Tapi juga terkait ketidakjujuran dan pembiaran. Rara, pelajar SMK 2 Semarang, menyebut bahwa budaya korupsi seharusnya dicegah sedini mungkin. Hal itu dimulai dengan menyadarkan perilaku negatif tapi tetap saja dimaklumi.
“Contohnya mencontek atau budaya ngaret. Kalau tidak ditegur bisa jadi akan mencoba dengan korupsi uang. Mulanya sedikit, kemudian sampai duit negara,” kata Rara, mengutip dari Jatengprov.go.id pada Jumat (20/5).
Banyak Jenisnya
©jatengprov.go.id
Hal serupa juga diungkapkan siswa SMAN 1 Semarang, Bimo. Menurutnya, korupsi itu tidak melulu soal uang. Dengan pemahaman itu, ia bertekad untuk menebar virus integritas kepada teman-temannya.
“Korupsi biasa dikaitkan pejabat ambil aset negara. Padahal jenisnya banyak mulai dari plagiarisme atau korupsi waktu. Nah nanti ini yang akan saya sadarkan ke teman-teman saya, bahwa ini semua harus diajarkan sedini mungkin,” kata Bimo.
Tidak Hanya Tempelan
©jatengprov.go.id
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng, Uswatun Hasanah, mengatakan bahwa ada 24 sekolah tingkat SMA/SMK/SLB yang mendeklarasikan diri sebagai sekolah berintegritas. Nantinya ke-24 sekolah itu akan dilakukan penguatan. Integrasi pendidikan berintegritas dilakukan baik pada pelajaran penguat intrakulikuler dan ekstrakulikuler.
Lebih lanjut, ia mengatakan pendidikan berintegritas mutlak dilakukan sebagai pendidikan karakter. Terlebih lagi Gubernur Jateng Ganjar Pranowo telah mengeluarkan Pergub Nomor 10 Tahun 2019 Tentang Implementasi pendidikan Antikorupsi di Jateng. Selain itu ada juga Pergub Nomor 76 Tahun 2018 tentang Pembangunan Budaya Integritas.
Para Siswa Mumpuni
©jatengprov.go.id
Uswatun mengatakan, para siswa yang ditunjuk telah dianggap mumpuni dalam mengemban tugas sebagai Duta Integritas. Apalagi mereka memiliki kemampuan berpikir kritis dan kemauan belajar yang tinggi.
“Penerapan antikorupsinya seperti apa, indikatornya seperti apa pada diri sendiri. seperti tidak mencontek, tidak molor waktu, meletakkan barang pada tempatnya, yang kemudian mereka tularkan ke orang lain,” pungkas Uswatun, mengutip dari Jatengprov.go.id.
(mdk/shr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Contoh Pantun Adat yang Perlu Diketahui, Kenali Makna dan Nilai Moral di Dalamnya
Adanya nilai-nilai berharga yang terkandung dalam pantun adat, generasi muda diajak belajar dan menghargai warisan budaya.
Baca SelengkapnyaBagaimana Prinsip-prinsip Lingkungan Bermain dan Belajar Anak? Begini Penjelasannya
Merdeka.com merangkum artikel tentang prinsip-prinsip penting yang perlu dipertimbangkan dalam membangun lingkungan bermain dan belajar.
Baca SelengkapnyaSemoga Kelak Menjadi Anak Sukses, Momen Siswa Bawa Bekal Nasi dari Rumah Bikin Haru 'Gak ada Uang untuk Jajan'
Di tengah teman-temannya yang berlomba membeli jajanan, siswa ini harus duduk sendirian menikmati bekal nasi yang dibawanya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Modus Berbagi Takjil, Ratusan Pelajar Bikin Onar dan Hendak Tawuran Ditangkap di Jakpus
Modus Berbagi Takjil, Ratusan Pelajar Bikin Onar dan Hendak Tawuran Ditangkap di Jakpus
Baca SelengkapnyaPernah Dilarang Sekolah karena Namanya Dianggap Tak Keren, Pria Nganjuk Ini Berhasil Jadi Dokter yang Dicintai Masyarakat
Namanya dianggap terlalu Jawa hingga tidak diizinkan sekolah di institusi pendidikan milik Belanda
Baca SelengkapnyaMengapa Banyak Budaya Menganggap Tabu untuk Membuka Payung di Dalam Ruangan?
Mengapa sejumlah budaya sama-sama mengganggap tabu untuk membuka payung di dalam ruangan? Ketahui penjelasannya mengapa hal ini terjadi.
Baca SelengkapnyaTujuan Pendidikan Inklusif, Lengkap Beserta Prinsip dan Penjelasannya
Pendidikan inklusif adalah pendekatan dalam sistem pendidikan yang mengedepankan penerimaan dan partisipasi aktif semua siswa.
Baca SelengkapnyaTingkatkan Kualitas Hidup Masyarakat Tak Mampu, BUMN Jasindo Lakukan Kebijakan Ini
Kendala pelunasan Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) menjadi penghalang yang menghentikan langkah masyarakat miskin dalam meraih peluang.
Baca SelengkapnyaBukan Hanya Kesehatan, Program Makan Siang Gratis Juga Atasi Permasalahan Sosial-Ekonomi
Program makan siang dan susu gratis di sekolah dan pesantren yang diinisiasi pasangan calon nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Baca Selengkapnya