Peristiwa 11 Juni: Wafatnya Gatot Subroto, Pejuang Tiga Zaman yang Inspiratif
Merdeka.com - Gatot Subroto adalah salah seorang tokoh perjuangan militer Indonesia dalam merebut kemerdekaan. Pahlawan nasional Indonesia satu ini dikenal sebagai tentara yang sangat peduli dengan rakyat kecil meski bekerja sebagai tentara kependudukan Belanda dan Jepang. Hal inilah yang membuat sosoknya selalu dikenang dan dijadikan inspirasi bagi generasi selanjutnya.
Selama menjabat sebagai komandan kompi dan batalyon, pria kelahiran Banyumas, 10 Oktober 1909 ini, dinilai sering memihak kepada rakyat pribumi. Tentu saja perilakunya tersebut bukan tanpa risiko, beliau kerap ditegur oleh atasannya. Meski sering mendapat peringatan oleh atasan, tidak membuat Gatot Subroto kapok dan patuh terhadap pemerintah.
Tepat hari ini, 11 Juni pada tahun 1962 silam, sosok pahlawan pemberani dan peduli dengan kaum tertindas itu, menghembuskan napas terakhirnya. Tentu saja peristiwa ini menjadi duka cita yang mendalam bagi bangsa Indonesia.
Lantas, seperti apa sepak terjang Gatot Subroto dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia? Simak ulasannya yang dirangkum dari laman Sejarah TNI:
Masa Kecil Gatot Subroto
©2015 Merdeka.com
Sejak kecil, Gatot Subroto sudah dikenal sebagai anak yang sangat berani. Sikapnya yang berani tersebut sudah ia perlihatkan sejak masuk sekolah di Europese Lagere School (ELS), sekolah dasar khusus untuk anak-anak Belanda dan beberapa anak Indonesia pilihan. Suatu kali, ia pernah berkelahi dengan anak residen Belanda, akibatnya Gatot harus dikeluarkan dari sekolah itu.
Setelah itu, Gatot masuk Hollandsch Inlandsche School (HIS) di Cilacap. Setamat pendidikan dasar di HIS, ia tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, tetapi memilih menjadi pegawai. Namun tak lama kemudian, pada tahun 1923 memasuki sekolah militer het Koninklijke Nederlands (ch)-Indische Lager (KNIL) di Magelang.
Awal Karier Gatot Subroto dan Perjuangannya untuk Kemerdekaan Indonesia
wikipedia.org
Setelah bergabung dengan KNIL, Gatot Subroto semakin paham dan mengerti bagaimana seorang tentara harus bertindak. Kariernya mulai merangkak naik saat ia mengikuti pendidikan Pembela Tanah Air (PETA), organisasi militer miliki Jepang yang merekrut pribumi untuk berperang. Tak lama kemudian, Gatot diangkat menjadi komandan kompi di Banyumas sebelum akhirnya ditunjuk sebagai komandan batalyon.
Gatot Subroto dikenal sebagai tentara yang sangat peduli dengan rakyat kecil. Meski bekerja sebagai tentara kependudukan Belanda dan Jepang, ia selalu solider dan memperhatikan nasib para kaum tertindas. Hal itulah yang sering kali membuat ia ditegur oleh atasannya.
Meski sering mendapatkan teguran dari atasan, Gatot Subroto seolah tidak memedulikan hal itu. Justru dengan hal itu, ia mampu menakuti dan mengancam pihak Jepang. Bahkan, ia tak segan-segan untuk menantang Jepang jika berbuat semena-mena terhadap pribumi dan anak buahnya.
Setelah kemerdekaan Indonesia, Gatot Subroto kemudian membentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR), yang menjadi cikal bakal nama Tentara Nasional Indonesia (TNI). Salah satu jasa besar Gatot Subroto adalah saat terjadinya Peristiwa Madiun, di bawah pimpinannya, ia mampu mengatasi pemberontakan PKI dengan baik.
Selain itu, masih banyak jasa-jasanya dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia yang sudah sepatutnya dikenang sepanjang masa.
Wafatnya Gatot Subroto dan Jasa-jasanya untuk Bangsa Indonesia
Selama memimpin, Gatot Subroto dikenal sebagai pemimpin yang disiplin,berani, dan membela kaum yang tertindas. Kemudian pada tahun 1953, ketika terjadi kerusuhan di istana negara akibat tuntutan rakyat atas pembubaran parlemen ditolak, Gatot Subroto yang dituduh sebagai dalang kerusuhan tersebut langsung mengundurkan diri dari jabatannya sekaligus dari dinas militer.
Setelah itu pada tahun 1956, ia kembali dipanggil pemerintah untuk duduk dan menjabat sebagai Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad). Melalui tangannya, ia berhasil melumpuhkan pemberontakan PRRI/ Permesta yang ada di Sumatera dan Sulawesi Utara.
Pada tanggal 11 Juni 1962, Gatot Subroto meninggal di usia 55 tahun. Pangkat terakhir yang disandangnya adalah Letnan Jenderal. Pantas saja ia mendapatkan pangkat tertinggi dalam bidang militer tersebut mengingat jasanya tak bisa dibilang kecil. Gatot Subroto adalah penggagas dibentuknya tentara gabungan Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara yang disebut AKABRI pada tahun 1965.
(mdk/jen)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
FOTO: Aksi Kamisan ke-807 Diwarnai Protes Kenaikan Pangkat Istimewa Prabowo Subianto
Aksi Kamisan ke-807 ini memprotes pemberian penghargaan berupa kenaikan pangkat istimewa Jenderal Kehormatan kepada Prabowo Subianto oleh Presiden Joko Widodo.
Baca SelengkapnyaTempat ini Jadi Saksi Bisu Pangeran Diponegoro Ditangkap Belanda, Ada Kursi dengan Bekas Tancapan Kuku
Simak cerita di balik tempat bersejarah dan saksi bisu ditangkapnya Pangeran Diponegoro.
Baca SelengkapnyaSejarah Pertempuran Lima Hari Lima Malam, Perang Tiada Henti Pasukan TRI Melawan NICA di Kota Palembang
Perjuangan dan semangat yang dimiliki pasukan tentara Indonesia melawan Belanda demi mempertahankan kemerdekaan begitu besar dalam peristiwa ini.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Datangi Prajurit di Perbatasan, Kasad Beri Pesan Mendalam 'Fokus, Ingat Ada Anak Istri Menunggu'
Isinya seputar profesionalisme, fokus, hingga keluarga.
Baca SelengkapnyaUsai Kritik Prabowo, Ganjar Siapkan Solusi Jitu Ini untuk Memperkuat Pertahanan Negara
Ganjar Pranowo mengkritik pembelian alutsista bekas dan kebijakan Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan saat Debat Capres.
Baca SelengkapnyaJejak Militer Prabowo, Dulu Dipecat Kini Diberi Bintang Kehormatan
Tanggal 20 Maret 1998, Prabowo diangkat jadi Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat dengan jabatan yang pernah disandang ayah mertuanya, Soeharto.
Baca SelengkapnyaKunjungi Kupang, Gibran Hadiri Konser Indonesia Maju dan Ucapkan Selamat Natal
Konser Indonesia Maju ini dihadiri langsung Gibran Rakabuming Raka bersama sang istri Selvi Ananda.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto: Saya Kok Banyak Setuju dengan Pak Ganjar
Argumen kedua Ganjar yang didukung Prabowo adalah soal menata peran institusi pertahanan dan keamanan.
Baca SelengkapnyaJokowi Sindir Kantor Pemda Dicat Sesuai Warna Parpol Penguasa
Menurut Jokowi, setiap daerah harus menonjolkan keunggulan yang dimiliki agar setiap daerah memiliki perbedaan.
Baca Selengkapnya