Naik Gaji dari Rp200 Ribu Jadi Rp2.3 Juta, Begini Haru Cerita Guru Honorer di Jateng
Merdeka.com - Walaupun memiliki tanggung jawab besar yaitu sebagai pendidik calon penerus bangsa, para guru di Indonesia belum mendapat gaji yang layak. Khususnya bagi mereka yang masih berstatus guru honorer.
Masalah ini mendapat perhatian dari Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. Berkat kebijakannya dalam menaikkan gaji guru di provinsi Jateng, para guru honorer yang tadinya mendapat gaji mulai dari Rp200 ribu, sejak tahun 2017 digaji Rp2,3 juta.
Dampak itu langsung dirasakan beberapa guru, salah satunya Ekasari Lukitawati. Sudah sembilan tahun menjadi guru tidak tetap dan mendapat honor Rp200 ribu per bulan, kini ia bisa merasakan dampak dari kebijakan Ganjar.
“Honornya sekarang pakai UMK. Kita digaji sekitar Rp2,3 juta. Alhamdulillah naik 10 kali lipat,” kata Ekasari dikutip dari Jatengprov.go.id pada Kamis (25/11).
Eka membalas perhatian dari Pemprov Jateng itu dengan prestasinya. Ia mengikuti sejumlah lomba yang mengantarkannya juara di tingkat nasional berkat inovasi pembelajaran yang dihasilkannya.
Hasil Sebuah Dedikasi
©jatengprov.go.id
Eka bercerita, sebelum menjadi guru, ia berkarier sebagai seorang HRD perusahaan di Jakarta. Namun panggilan jiwa menuntunnya beralih profesi menjadi seorang guru.
“Saat menjadi HRD, saya menangani ribuan karyawan. Jobdesk saya banyak, tanggung jawabnya besar. Entah kenapa saya lebih enjoy bersama anak kebutuhan khusus,” kata salah satu pengajar SDLB Kota Tegal itu.
Sejak tahun 2012, ia mengajar di SDLB Kota Tegal berkat Surat Keputusan (SK) Kepala Sekolah. Pada awalnya, ia hanya mendapat honor Rp200 ribu per bulan. Namun, hal itu tidak membuat semangatnya kendur. Hingga akhirnya ia mendapat kenaikan gaji hingga 10 kali lipat.
Sempat ingin Berhenti Jadi Guru
©jatengprov.go.id
Cerita berbeda dialami Titin Wulan Purnami, Guru Bimbungan Konseling di SMA N 2 Kendal. Ia mengaku sempat ingin berhenti mengajar karena gajinya hanya Rp300 ribu per bulan. Padahal selain kebutuhan keluarga, ia juga harus memenuhi biaya kuliah adiknya. Inilah yang membuatnya ingin menjadi TKW di Jepang.
Sempat diliputi dilema, Titin akhirnya mantap untuk meneruskan kariernya sebagai seorang guru. Mulai tahun 2017 ia mendapat gaji setara UMK Kendal ditambah 10 persen.
“Semangat saya ya di anak-anak itu. Karena sekolah ini juga almamater saya. Sekarang saya terima Rp2.560.000, setiap tahun ada peningkatan. Kita dihargai oleh provinsi,” kata Titin.
Harus Dibalas dengan Sikap Profesional
©jatengprov.go.id
Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jateng, Suyanta, berharap perhatian yang diberikan Pemprov Jateng pada para guru harus dibalas dengan sikap profesional. Ia meminta para guru peka terhadap teknologi.
“Di era digitalisasi 4.0 dan 5.0 plus era pandemi, guru diharapkan meningkatkan profesionalitasnya. Berdedikasi untuk membangun sumber daya manusia anak-anak sebagai pewaris bangsa,” jelas Suyanta.
Sementara itu data dari Disdikbud Jateng, jumlah guru tidak tetap (GTT) di provinsi itu ada 12.866 orang. Jumlah pegawai tidak tetap (PTT) mencapai 8.580 orang. Sedangkan untuk realisasi anggaran tahun 2020, untuk GTT sebesar Rp315 miliar, sedangkan untuk PTT sebesar Rp211 miliar.
(mdk/shr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ganjar bilang gaji guru saat ini masih berkisaran di angka Rp300.000 per bulan.
Baca SelengkapnyaWanita yang bernama Dina ini dibuat kaget saat membuka amplop gajinya.
Baca SelengkapnyaGaji yang tak seberapa itu sebagian ditabung untuk membantu murid-muridnya yang kesusahan
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sayangnya upaya pengangkatan tenaga honorer berpotensi menimbulkan masalah.
Baca SelengkapnyaPadahal, dia menilai guru berperan penting karena membantu negara membangun kualitas manusia.
Baca SelengkapnyaBerjibaku memenuhi kebutuhan hidup, sang guru lantas rela menjadi pemulung usai mengajar.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan, tidak bisa menolak jika para guru sudah mengundangnya
Baca SelengkapnyaSeorang guru ngaji tak bisa berobat menggunakan Kartu Indonesia Sehat (KIS) karena kartunya terkena blokir.
Baca SelengkapnyaAksi pelaku itu diduga disebabkan emosi dan tidak terima ditegur pengurus pesantren karena merokok saat jam puasa.
Baca Selengkapnya