Mengenal Pabrik Gula Pleret, Saksi Kejayaan Industri Gula di Yogyakarta
Merdeka.com - Pada abad ke-19 dulu, Yogyakarta dijuluki “The Land of Sugar”. Tercatat ada 19 pabrik gula yang tersebar di kawasan Yogyakarta. Pabrik gula itu bermunculan sejak tahun 1830.
Saat itu pemerintah Belanda mengalami defisit parah akibat menghabiskan dana yang banyak untuk Perang Jawa melawan Pangeran Diponegoro. Untuk menyelamatkan neraca ekonomi, Gubernur Jenderal Hindia Belanda waktu itu, Johannes Van Den Bosh menetapkan kebijakan sistem tanam paksa.
Namun kebijakan ini tak berlaku di wilayah Yogyakarta yang merupakan daerah kerajaan (Vorstenlanden). Sebagai gantinya, mereka menyewa tanah untuk didirikan pabrik gula. Salah satu yang dibangun adalah Pabrik Gula Pleret.
Berikut adalah sejarah Pabrik Gula Pleret mulai dari beroperasi hingga dihancurkan oleh para pejuang Indonesia pada masa Agresi Militer II:
Ada Kepentingan Politik
©Pleret.id
Dikutip dari website Pleret.id, ada alasan politik di balik pembangunan Pabrik Gula Kedaton Pleret. Dulunya, tempat berdirinya pabrik gula itu merupakan bekas keraton Kerajaan Mataram Islam dan diperkirakan menjadi tempat persembunyian para pemberontak.
Sehingga untuk memata-matai tempat yang dulunya menjadi pusat peradaban Mataram itu, Pemerintah Hindia Belanda membangun pabrik gula berikut jalur kereta api dari Yogyakarta menuju ke tempat itu. Bahkan sebagian batu bata yang digunakan untuk membangun bangunan pabrik gula berasal dari batu bata benteng keraton Yogyakarta.
Kejayaan Industri Gula di Yogyakarta
Sepanjang abad ke-19, gula menjadi ekspor paling utama dari negeri jajahan Belanda, termasuk Indonesia. Di Pulau Jawa, salah satu tempat industri gula tumbuh subur adalah Yogyakarta.
Di tempat itu, setidaknya ada 19 pabrik gula. Pabrik Gula Kedaton Pleret merupakan salah satu pabrik gula terbesar di Yogyakarta. Dari industri gula ini, Pemerintah Hindia Belanda mendapat untung sangat besar.
Namun industri itu mulai terancam saat memasuki dasawarsa kedua abad ke-20. Adanya Krisis Malasie waktu itu membuat banyak perusahaan gula gulung tikar. Hal ini pula yang terjadi pada Pabrik Gula Kedaton Pleret.
Hancur Tak Bersisa
Karena tak kunjung pulih, Pabrik Gula Kedaton Pleret akhirnya tutup tahun 1937. Hingga sebelum Agresi Militer II Belanda pada tahun 1949, bangunan pabrik masih berdiri kokoh.
Namun pada masa Agresi Militer II bangunan itu dihancurkan oleh pejuang kemerdekaan agar tidak digunakan sebagai pos militer oleh Belanda. Saat ini tempat pernah berdirinya bangunan pabrik gula itu telah menjadi lapangan.
Sementara itu, jalur kereta api yang melintasi pabrik gula itu sudah hilang karena diangkut Jepang saat menjajah Indonesia. Namun gundukan tanah bekas jalur rel masih dapat dijumpai pada beberapa tempat.
(mdk/shr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gudang Penyimpanan Pil Koplo di Semarang Digerebek, 110 Juta Tablet Senilai Triliunan Disita
Keberadaan gudang ini diketahui setelah sebelumnya dilakukan penggerebeken terkait produksi pil koplo di Bekasi.
Baca SelengkapnyaMencari Jejak Pabrik Gula di Wilayah Sleman, Kini Sudah Hilang Tak Berbekas
Beberapa peninggalan pabrik gula itu masih dapat dijumpai
Baca SelengkapnyaMelihat Pembuatan Gula Aren Super di Darmaraja Sumedang, Si Manis yang Sulit Ditemukan di Kota
Gula kualitas super ini cukup sulit ditemukan di kota, karena keterbatasan pohon aren.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jajaran Jenderal Bintang Tiga & Dua Polisi Kuliner Malam, Lahap Makan Pecel Pakai Tangan
Singgah di warung tenda pecel, sang jenderal menikmati hidangan dengan lahap.
Baca SelengkapnyaBlusukan di Pasar Palembang, Ganjar Pranowo Kaget Harga Daging Mahal
Ganjar pun membeli beberapa sayuran untuk dibawa pulang. Sontak itu membuat pedagang antusias melayaninya.
Baca SelengkapnyaDulu Jualan di Kaki Lima, Kini Eks Pegawai BUMN Ini Sukses Punya Pabrik Kerupuk Kulit, Omzet Rp700 Juta Perbulan
Kisah pengusaha kerupuk kulit yang memulai bisnis dengan berjualan di pinggir jalan hingga dapat omzet ratusan juta.
Baca SelengkapnyaCurhat Pengusaha: Masyarakat Indonesia Lebih Suka Beli Minuman Tinggi Gula Dibanding Rendah Kalori
Pelaku industri mengaku kesulitan untuk memasarkan produk minuman kemasan rendah kalori.
Baca SelengkapnyaPemprov Kaltim Pacu Produksi Pisang untuk Pasar Internasional
Pemprov Kaltim terus berupaya memacu peningkatan dan pengembangan produksi komoditas pisang di daerah.
Baca SelengkapnyaLuas Tanah Dikuasai Prabowo Subianto Setara 4 Kali Singapura
Sejatinya penguasaan lahan oleh Prabowo berawal dari akuisisi sebuah pabrik kertas.
Baca Selengkapnya