Merdeka.com - Pada Senin (26/12) malam, banjir menerjang dua desa di Kecamatan Geyer, Grobogan. Akibat bencana itu, ada 12 rumah yang dilaporkan roboh. Bahkan derasnya banjir bandang menyebabkan empat rumah hanyut dan empat rumah lainnya rata dengan tanah.

Petugas BPBD bersama para warga bergotong royong menyingkirkan puing dan memperbaiki rumah roboh pada Selasa (27/12) pagi. Menurut salah seorang korban, banjir bandang datang tiba-tiba usai Maghrib.

Kedatangan banjir bandang ini membuat warga panik menyelamatkan diri. Imbasnya, rumah warga terendam.

Warga Terselamatkan Pohon Jeruk

©YouTube/Liputan6

Banjir bandang pertama datang tiba-tiba usai Maghrib. Namun banjir bandang yang lebih besar datang dua jam kemudian, sehingga ada korban sampai terseret. Namun nyawanya tertolong setelah memegang pohon jeruk.

“Ini kan arusnya deras. Langsung saya pegangan ini, pohon jeruk. Kalau nggak ada ini ya sudah. Alhamdulillah ibu mertua saya tinggal di dekat situ. Istri saya mengandung empat bulan. Hari ini mau berobat,” kata Rizki, warga Desa Bansari, Kecamatan Geyer.

Penyebab Banjir Bandang

©YouTube/Liputan6

Banjir bandang diduga terjadi akibat hujan deras di kawasan hutan sehingga Sungai Peganjing meluap ke pemukiman warga. Tidak hanya di Desa Bansari, banjir bandang juga merembet ke Desa Asemrundung. Sebanyak 10 rumah terdampak dan tiga di antaranya terbawa arus. Banjir bandang itu terjadi tiba-tiba sehingga warga tak sempat menyelamatkan harta benda.

Banjir bandang itu terjadi setelah kawasan hutan di atas desa diguyur hujan lebat, sehingga arus Sungai Peganjing yang melintasi desa meluap ke pemukiman.

“Untuk yang terdampak ini ada sepuluh titik. Dan yang paling parah itu ada tiga rumah. Rumah itu roboh semua dan perabotan hilang semua. Jadi tiga rumah itu hanyut, terbawa arus semua,” kata Riko, Kadus Karang, Desa Asemrundung.

Menurut Riko, hujan yang mengguyur daerahnya sebenarnya tidak begitu lebat. Oleh karena itu, warga tidak begitu mengetahui banjir bandang akan terjadi.