Udar sebut Jokowi ngotot Transjakarta mesti pakai gas
Merdeka.com - Mantan Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta Udar Pristono mengungkap hambatan saat mengadakan pelelangan bus Transjakarta tahun anggaran 2013. Menurut dia, halangan paling utama adalah memenuhi kemauan Gubernur DKI Jakarta saat itu Joko Widodo yang menginginkan semua bus itu menggunakan bahan bakar gas.
Udar mengatakan hal itu saat memberikan kesaksian dalam sidang dua terdakwa kasus korupsi pengadaan bus Transjakarta, Drajad Adhyaksa dan Setiyo Tuhu di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Senin (3/11). Dia mengaku kesulitan memenuhi keinginan Jokowi dalam proyek pengadaan bus Transjakarta. Sebabnya adalah menurut dia tak banyak produsen membuat bus sesuai spesifikasi diminta Jokowi.
"DKI minta bus mesti berbahan bakar gas dan deknya 110 sentimeter. Tidak banyak produsen yang bisa memproduksi itu. Saya sudah sampaikan ke pada Pak Gubernur waktu itu kesulitannya. Tapi Pak Gubernur tetap minta gas," kata Udar.
Udar beralasan, dari seluruh produsen bus di dunia, hanya segelintir membuat bus berbahan bakar gas. Menurut dia, pemasok bus Transjakarta berbahan bakar gas itu ada dari Indonesia melalui merek Inka. Kemudian produsen lainnya berasal dari Tiongkok dan Korea Selatan.
"Ada yang bilang bus Eropa harganya hanya Rp 3,4 miliar, kalau yang China Rp 3,6 miliar. Tapi kita harus ingat, bus Eropa pakai bahan bakar solar dan transmisi manual. Yang kita perlukan gas dan transmisi otomatis," ujar Udar.
Udar menambahkan, karena ingin sesuai dengan Jokowi itulah proses pelelangan beberapa kali gagal. Sebabnya adalah banyak produsen bus tak sanggup memenuhi spesifikasi diajukan Pemprov DKI. Padahal menurut dia, Pemprov DKI sangat butuh bus buat mempercepat perbaikan transportasi massal.
"Ini kan sudah masuk dalam rencana percepatan transportasi. Kalau dulu zaman Pak Fauzi Bowo paling banyak pesan 38-40 bus, tapi karena ini percepatan makanya jumlah paketnya besar," sambung Udar.
Udar mengatakan, kemauan Jokowi itu juga menjadi salah satu dasar pertimbangan dalam proses pelelangan melalui sistem paket. Karena tak banyak produsen bus bahan bakar gas, maka dia juga mesti memilih pabrikan mampu memproduksi bus sesuai permintaan dan dalam jumlah besar.
"Dasar sistem paket adalah kemampuan dasar dan efisiensi waktu. Itu usul dari sekretaris dan bawahan saya. Kemampuan dasar perlu karena pesanannya dalam jumlah besar," ucap Udar.
Udar mengaku ada dua tipe pengadaan bus Transjakarta. Pertama adalah impor utuh dan kedua hanya memasukkan rangka dan mesin saja, sedangkan karoserinya dibuat di Indonesia.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Joseph bilang Transjakarta rute 10M tersebut menggantikan Metro Mini T41 yang setop beroperasi usai pandemi Covid-19.
Baca SelengkapnyaDriver ojek online berharap pemerintah melakukan langkah penanggulangan konkret terkait polusi udara yang sudah bertahan dalam kurun satu pekan lebih ini.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan, bendungan dan Instalasi Pengolahan Air itu memiliki banyak manfaat untuk masyarakat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sebuah bus dikabarkan mengalami kecelakaan tunggal di Jalan Tol Jakarta Cikampek.
Baca SelengkapnyaMomen Jokowi diduga mengacungkan dua jari dari mobil kepresidenan terjadi saat kunjungan kerja ke Salatiga, Jawa Tengah, Selasa (23/1).
Baca SelengkapnyaKepala Dinas Dukcapil Provinsi DKI Jakarta Budi Awaludin memprediksi jumlah pendatang tahun ini akan turun
Baca SelengkapnyaStiker bergambar Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono terpasang di halte-halte TransJakarta, seperti Bundaran Hotel Indonesia.
Baca SelengkapnyaSebanyak 57 RT yang juga sempat teredam banjir kini air sudah surut dan mereka mulai membersihkan rumah.
Baca SelengkapnyaDi Malam pergantian tahun, jam operasional Transjakarta diperpanjang hingga pukul 02.00 WIB.
Baca Selengkapnya