Tarif tak naik, sopir angkutan sebut DPRD adu domba orang susah

Merdeka.com - DPRD DKI belum juga mengesahkan kenaikan tarif angkutan umum di Ibu Kota. Akibatnya, kegalauan kini melanda para pengemudi dan juga penumpang.

Untuk pengemudi misalnya, mereka kerap kali disalahkan karena menaikkan tarif seenaknya. Meski begitu para sopir mengaku tidak punya pilihan lain selain menaikan tarif angkutan.

"Kita enggak mau rugi juga, tapi kita musti tetap kasih setoran. Hasilnya uang BLSM kita untuk beli bensin. Kalau DPRD berlama-lama masing-masing pihak dituduh semena-sena kita orang susah diadu sama orang susah dengan DPRD," kata Awak dari perwakilan sopir Jakarta di kantor Dewan Transportasi Kota Jakarta, Senin (8/6).

Desakan yang sama juga disampaikan oleh perwakilan pengguna angkutan umum. Jika DPRD tidak kunjung menetapkan tarif angkutan umum maka penumpang akan terus dikenakan tarif liar.

"DPRD jangan pencitraan, segeralah tetapkan apa yang direkomendasikan. Ini menyesatkan bagi rakyat," tutur Awak.

Agar situasi seperti ini tidak terjadi terus, Dewan Transportasi Kota Jakarta meminta DPRD segara memutuskan tarif. Hal ini menjadi penting agar tidak terjadi konflik antara angkutan dan penumpang.

"Kasian juga antar-angkutan dan masyarakat jadi konflik terus. Sudah jelas padahal harga kenaikan Rp 500-1.000. Saya sangat menyayangkan padahal sudah ada masukan dari Organda, DTKJ, Pemprov apalagi yang kurang. Saya akan datang ke DPRD untuk audiensi," kata Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta, Azas Tigor Nainggolan.