Merdeka.com - Tak punya pekerjaan tetap, tidak membuat Rahmat (44) hidup prihatin. Dia punya istri tiga dan tujuh anak. Karena terdesak biaya untuk menghidupi keluarga besarnya, Rahmat mau saja diajak kawannya untuk merampok ATM di sejumlah minimarket.

"Anak saya tujuh dan istri saya tiga," ujar Rahmat dengan lirih sambil tertunduk saat ditemui Mapolda Metro Jaya, Jumat (1/3).

Rahmat mengaku, ketika mendapat ajakan untuk bergabung bersama komplotan perampok ATM oleh Agung, rekannya yang kini masih buron, dia bersedia.

"Ada teman yang mengajak saya namanya Agung, dia yang ngatur semuanya. Saya cuma di rumah menunggu kabar dari kawan-kawan, diajak saya ikut. Saya juga butuh biaya buat keluarga saya," kata Rahmat yang mengenakan baju tahanan berwarna oranye.

Saat ditanya profesi Rahmat yang sebenarnya, dirinya pun kembali menegaskan bahwa pekerjaannya mencuri dan merampok. "Saya nggak kerja, ya ini kerjaan saya," ucap Rahmat lagi.

Rahmat mengaku, uang ratusan juta yang dia dapat dari pembagian hasil rampokan digunakan untuk membeli 3 sepeda motor yaitu Vario B 6559 UXY, Yamaha Xeon B 6205 USA, dan Yamaha Vixion B 3664 UAO yang kini disita polisi. Selain itu, 7 anaknya pun menikmati hasil kejahatan tersebut dan mengetahui asal uang ayahnya tersebut.

"Kemungkinan keluarga saya tahu, saya dapat uang dari mana. Mereka bilang nggak apa-apa," tambah Rahmat lagi.

Rahmat merupakan salah satu anggota kelompok pencurian ATM BRI di Minimarket di Jabodetabek. Kelompok ini mencuri saat subuh dan suasana minimarket sepi. Berdasarkan data Polda Metro Jaya, Rahmat cs mencuri ATM pada tanggal 14 November 2012, 6 Januari 2013, 23 Januari 2013, dan 9 Februari 2013.

ATM yang dicuri kelompok ini rata-rata berisi Rp 150 juta dan telah 4 unit ATM yang dicuri mereka. Polisi pun masih berusaha mengembangkan kasus ini untuk menangkap 4 teman Rahmat yang masih buron.