PKL Pasar Gembrong: Enakan zaman Foke dibandingkan Jokowi
Merdeka.com - Para Pedagang Kaki Lima (PKL) Pasar Gembrong, Cipinang Besar Utara, Jatinegara, Jakarta Timur menolak dipindahkan ke PD Pasar Jaya. Mereka merasa tak nyaman dan menilai lebih nyaman berdagang di era Fauzi Bowo dibandingkan Joko Widodo.
Ajeh (40) salah satu PKL Pasar Gembrong mengatakan, dirinya menolak dipindahkan ke PD Pasar Jaya dengan alasan sepi pembeli dan tempatnya yang kecil tidak cocok untuk berdagang mainan.
"Dulu pernah dipindahin ke sana tahun 2010 tidak jalan, satu kiosnya RP 5 juta dan saya punya 6 kios total Rp 30 juta kerugian per setengah tahun kali enam.
Dia menambahkan, dengan luas tempat 1,8 x 1,8 meter berikut rolling door, sulit untuk menggelar dagangan. "Mau dapat apa, kecuali dagang mas dan HP bisa, kita kan jualan mainan, kalau misalkan tetap di sana anak bini mau makan apa," ujar Ajeh pria beranak tiga tersebut ketika ditemui di Pasar Gembrong, Cipinang Besar Utara, Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa (13/8).
Ajeh merupakan pedagang asli yang tinggal di Cipinang Besar Utara, Jatinegara, Jakarta Timur RT 007/RW 001. Dia mengaku, lebih nyaman berdagang di era Fauzi Bowo dibandingkan gubernur saat ini Joko Widodo.
"Menurut saya kalau Foke menoleransi pedagang, Jokowi saya tidak mengerti, secara kepemimpinan enakan Foke. Artinya selama dagang di Pasar Gembrong tidak ada penggusuran, tapi Jokowi ini bagus, tapi di balik penertiban ini kita tidak tahu ada apa," papar Ajeh yang sudah berdagang sejak tahun 1998.
Ajeh menambahkan, dirinya lebih memilih berdagang di pinggir jalan Pasar Gembrong dengan dasar tidak dipungut biaya dan juga bisa meraup keuntungan per hari Rp 1 juta.
"Di sini untung sejuta kalau di PD Pasar Jaya cuma untung satu item doang mas. Saya seminggu di sana (PD Pasar Jaya) cuma laku Rp 28 ribu satu barang untung seribu perak, modal Rp 27 ribu. Selama saya di sana cuma bisa buat makan dan minum saja dan untuk bayar sewa. Kalau di sini saya cuma bayar retribusi itu pun jika ada warga sini yang meninggal saja," jelasnya.
Ajeh menegaskan, dirinya menolak dipindahkan sekalipun ada uang kerohiman. "Wong ini jalan negara kok, makanya saya tidak berharap ada uang kerohiman. Ini adanya provokasi mencari keuntungan pribadi. Saya mau nangis mikirin anak istri saya, mau makan apa nanti, susu aja Rp 200 ribu untuk 3 orang.
(mdk/tts)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi adalah bermain sepak bola dengan anak-anak di Lapangan Gamplong.
Baca SelengkapnyaJK juga minta tidak dilakukan jelang masa pencoblosan yakni 14 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaWajar jika Presiden Jokowi akan mendapat peran penting di pemerintahan Prabowo-Gibran.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Perjalanan dinas itu dilakukan dalam rangka menemani Presiden Jokowi meresmikan Bendungan Lolak di Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara.
Baca SelengkapnyaPresiden akhirnya buka suara terkait polemik pemberian bansos beras kemasan 10 kg di tahun politik.
Baca SelengkapnyaKondisi tersebut membuat stok beras di pasar ritel modern langka
Baca SelengkapnyaJokowi meminta KPU dan para penyelenggara Pemilu memastikan tata kelola pelaksanaan Pemilu 2024 berjalan dengan baik.
Baca Selengkapnya"Hingga saya ingin pastikan beras yang ada di sini ada tersedia, jumlahnya cukup dan saya melihat melimpah," sambungnya.
Baca SelengkapnyaJokowi membantah berkomunikasi dengan Golkar dan PAN sebelum kedua partai itu mendeklarasikan dukungan untuk Prabowo.
Baca Selengkapnya