Pemprov DKI diminta hibahkan NICU ke 44 Puskesmas
Merdeka.com - Terkait insiden meninggalnya bayi Dera Nur Anggraini akibat rumah sakit tidak memiliki Neonatal Intensive Care Unit (NICU), Pemerintah provinsi (pemprov) DKI Jakarta diharapkan memberikan hibah ke 44 puskesmas. Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya kejadian serupa di masa mendatang.
"Aturan masih ditelaah, hibah ke swasta untuk masyarakat bisa asal tepat sasaran," ujar Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Wanda Hamidah di Gedung DPRD Jakarta, Selasa (19/2).
Politikus PAN ini menjelaskan harga sebuah NICU Rp 2 miliar jika dihibahkan untuk 44 puskesmas yang ada di DKI maka akan menyedot anggaran sekitar Rp 88 miliar. Hal ini tidak seberapa dengan APBD DKI yang sebesar Rp 49,9 Triliun untuk tahun ini.
Selain penambahan alat tersebut, diharapkan ada penambahan ruang rawat inap kelas III di setiap RSUD. Namun, penambahan rumah sakit harus diikuti dengan pelayanan, jumlah tenaga medis maupun dokter spesialis.
"Jumlah bed yang ada harus ditambah misalkan dari 400 menjadi 700 bed. Contoh dokter spesialis jantung harusnya dalam sehari menangani delapan pasien tapi saat ini menangani 30 pasien," terangnya.
Wanda menambahkan persoalan anggaran bukan suatu permasalahan. Sebab, anggaran tersebut diprioritaskan untuk kemanusiaan.
"Berkaca dari kasus Dera, RSUD tidak boleh ragu-ragu saat memberikan rujukan jika memang tidak bisa melayani maksimal. Sebab, masalah nyawa tidak boleh dipermainkan," ujarnya.
Terkait kekurangan SDM di setiap RSUD, Wanda mengatakan hal itu menjadi tugas besar bagi Pemprov DKI Jakarta. "Bukan hanya fisiknya, sekarang banyak tenaga rumah sakit 70 persen honorer lho. Itu juga jadi PR tersendiri untuk Pemprov DKI," ujar dia.
Wanda mencontohkan di Rumah Sakit Budhi Asih dan Pasar Rebo, terdapat satu dokter spesialis jantung melayani 30 pasien. Sedangkan, idealnya dalam satu hari satu dokter harus melayani 8 pasien.
"Kan dokter juga punya kapasitas ya yang ketika dia lelah, akan membahayakan pasien, apa dia salah kasih obat, atau bagaimana," pungkasnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tunggu Arahan KPU Soal ODGJ Mencoblos Pemilu, RSKD Dadi Makassar Siapkan 14 Dokter Psikiatri
RSKD Dadi Makassar merupakan rumah sakit khusus untuk penanganan pasien dengan gangguan kejiwaan.
Baca SelengkapnyaPenyerang Pengawal Rumah Dinas Kapolri Pernah Dirawat di Rumah Sakit Jiwa
Berdasarkan keterangan keluarga, pelaku sempat mengalami depresi sehingga dibawa ke Rumah Sakit Jiwa.
Baca SelengkapnyaMiris, Bayi Perempuan Dibungkus Kresek Dibuang di Perkebunan
Kepolisian tengah menyelidiki siapa yang tega membuang bayi tersebut.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kasus Ibu Lahiran di Pinggir Jalan Karena Ditolak Bidan, Faskes di Jember jadi Sorotan
Buntut kejadian itu, Apdesi Jember hari ini akan melakukan aksi ke Dinas Kesehatan dan DPRD Jember untuk mencari solusi konkret.
Baca SelengkapnyaDeretan Aksi Tak Terpuji Oknum TNI, dari Pengeroyokan hingga Pembunuhan
Merangkum sejumlah tindak tak terpuji oknum TNI yang terjadi sejak Bulan Agustus hingga kini
Baca SelengkapnyaJenderal TNI Bintang 4 Mutasi 61 Perwira, Salah Satunya Kadispenau
Kadispenau kini dijabat Marsekal Pertama TNI Bambang Juniar Djatmiko.
Baca SelengkapnyaSidang Paripurna, PDIP dan PKB Minta Pimpinan DPR Serius Sikapi Wacana Hak Angket Pemilu
Sebab, dia menilai saat ini pengawasan DPR RI pada Pemilu 2024 tak ada marwahnya.
Baca SelengkapnyaInformasi Terbaru: Aturan PNS Pria Dapat 'Cuti Ayah' saat Istri Melahirkan Terbit Bulan Depan
Bagi PNS pria yang isterinya melahirkan bisa mengajukan cuti dengan alasan penting, berdasarkan lamanya perawatan sang isteri di fasilitas kesehatan.
Baca SelengkapnyaPemudik Sakit di Kampung Halaman Bisa Berobat Pakai BPJS Tanpa Pindah Faskes, Begini Cara Urusnya
Hal ini memungkinkan para pemudik untuk tetap mendapatkan perawatan medis yang dibutuhkan tanpa harus beralih ke fasilitas kesehatan baru.
Baca Selengkapnya