Pelaporan Politikus PSI ke BK DPRD DKI Dinilai Salah Alamat
Merdeka.com - Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) William Aditya dilaporkan ke BK DPRD DKI karena dinilai melanggar etik. Pelaporan dibuat usai anggota DPRD DKI periode 2019-2024 itu mengungkap adanya kejanggalan dalam usulan RAPBD DKI 2020.
Terkait hal itu, Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) menilai pelaporan tersebut salah alamat. Seharusnya pelaporan dilakukan kepada partai yang tidak melakukan pengawasan terhadap APBD DKI.
Sekjen Fitra, Misbahul Hasan heran dengan pelaporan yang dilakukan oleh Sugianto. Bahkan dia mempertanyakan kapasitas pelapor yang menilai PSI melanggar kode etik karena mengunggah rencana anggaran lem Aibon Rp82,8 miliar.
"Saya justru mempertanyakan kapasitas Pak Sugianto ini, sebagai warga DKI, harusnya beliau berterima kasih mendapat informasi kejanggalan-kejanggalan APBD DKI, sehingga bisa dilakukan perbaikan," katanya saat dikonfirmasi, Selasa (5/11).
Dia mengungkapkan, apa yang telah dilakukan oleh PSI sebenarnya menjalankan fungsinya sebagai anggota dewan. Di mana sebagai wakil rakyat harus memberikan informasi kepada konstituennya terkait anggaran.
"Selain itu, sebagai dewan, kawan-kawan PSI punya fungsi Budgeting dan Pengawasan Anggaran," ujarnya.
Selain itu, Misbahul menganggap laporan yang dilakukan oleh Sugianto salah alamat. Seharusnya laporan tersebut lakukan kepada anggota dewan yang ikut ikutan menutupi dokumen KUA PPAS.
"Laporan Sugianto justru salah alamat. Dia harusnya melaporkan anggota dewan yang hanya diam saat pembahasan anggaran. Atau anggota dewan yang ikut-ikutan menutup-nutupi dokumen KUA PPAS atau RAPBD DKI," tutupnya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
KPU Siap Buka-bukaan dengan Komisi II DPR Terkait Dugaan Kecurangan Pemilu
RDP dengan Komisi II kemungkinan baru akan digelar setelah rekapitulasi perolehan suara Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaKPK Tetapkan Kepala BPPD Sidoarjo Jadi Tersangka Korupsi Pemotongan Insentif Pegawai
AS ditahan 20 hari pertama terhitung tanggal 23 Februari 2024 sampai dengan 13 Maret 2024 di Rutan KPK.
Baca SelengkapnyaPKS DKI Usung Sohibul Iman, Eks Wakil Ketua DPRD hingga Mardani Ali Sera untuk Pilkada DKI
Tetapi, keputusan akhir tetap ada di DPP karena diyakini tidak akan sembarangan menentukan dukungan untuk calon gubernur maupun wakil gubernur yang diusungnya
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
PKS Usul Ada Pemilihan Langsung DPRD Tingkat II dan Wali Kota di RUU Daerah Khusus Jakarta
PKS menilai aturan kekhususan Jakarta harus diatur tidak berbeda dengan kekhususan daerah lain seperti Papua maupun Aceh.
Baca SelengkapnyaHasto Bicara Sikap PDIP: Di Dalam atau Luar Pemerintahan Demi Kepentingan Rakyat
Hasto mengatakan, sikap oposisi atau koalisi akan dilakukan demi kepentingan rakyat.
Baca SelengkapnyaPKS Temukan Kasus Dugaan Penggelembungan Suara DPR RI di Dapil Jawa Barat VI
PKS memperingatkan kepada para penyelenggara untuk bersikap amanah dan tidak mencuri suara rakyat.
Baca SelengkapnyaDPR RI Setujui Usulan Pemerintah soal Pilkada Hanya 1 Putaran
Ketua Baleg DPR RI, Supratman Andi Agtas menjelaskan pemenang Pilkada tak perlu memperoleh suara 50+1 seperti pada aturan Pilpres.
Baca SelengkapnyaSidang Paripurna, PDIP dan PKB Minta Pimpinan DPR Serius Sikapi Wacana Hak Angket Pemilu
Sebab, dia menilai saat ini pengawasan DPR RI pada Pemilu 2024 tak ada marwahnya.
Baca SelengkapnyaPDIP Desak Prabowo Minta Maaf Usai Sebut Bung Karno Pakai Alutsista Bekas
Hasto menganggap keliru calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto soal Presiden ke-1 RI Soekarno gunakan alutsista bekas saat bebaskan Irian Barat.
Baca Selengkapnya