Pedagang kopi dianiaya, 15 orang diciduk tim pemburu preman
Merdeka.com - Seorang wanita pedagang kopi yang biasa mangkal di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat disekap dan dianiaya sejumlah preman. Penyekapan dilakukan karena korban menolak memberikan sejumlah uang yang diminta para pelaku.
Untuk menemukan para pelaku, aparat kepolisian lantas melakukan penyisiran ke wilayah Manggis Batu, Kapuk, Jakarta Utara. Tidak main-main, petugas yang diterjunkan merupakan tim pemburu preman yang baru dibentuk beberapa waktu lalu.
"Itu untuk mengembangkan kasus ibu-ibu yang disiksa dengan kejam," ungkap Kasat Reskrim Polres Jakarta Barat, AKBP Hengki Haryadi di lokasi, Jakarta, Minggu (15/9).
Sebanyak 20 personel bersenjata lengkap diterjunkan ke Manggis Batu untuk menjemput para terduga pelaku penganiayaan. 15 Orang diciduk dari rumahnya masing-masing. Saat ditangkap, mereka tidak melakukan perlawanan.
Sebelum dibawa ke Polres Jakarta Barat, masing-masing sempat ditanyai perihal keterlibatannya dalam kasus penganiayaan terhadap wanita pedagang kopi. Saat melakukan penjemputan, polisi membawa lima unit kendaraan berserta satu kendaraan umum untuk membawa seluruh preman.
Sebelumnya, Sebanyak 19 orang yang merupakan kelompok Flores ditangkap Satuan Reskrim Polres Metro Jakarta Barat. Belasan orang tersebut diduga menganiaya Hernawati (46) seorang perempuan yang biasa berdagang di depan pintu tol Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
"Tubuh korban dianiaya oleh mereka. Tubuhnya ditetesin plastik ember yang dibakar, kelamin wanita itu juga dirusak," kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat AKBP Hengki Haryadi, saat ditemui di Mapolres, minggu (15/9).
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Begini sikap Prabowo Subianto saat minum kopi di tengah kampanye di Medan.
Baca SelengkapnyaAFA leluasa masuk rumah keluarga korban karena masih tetangga dekat kemudian diam-diam memasukkan sianida ke gelas kopi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kopi ini dulunya sempat menjadi sumber penghasilan andalan masyarakat setempat.
Baca SelengkapnyaDJ menganiaya korban dengan cara membacok dan menyiram air keras pada Senin (8/1) kemarin.
Baca SelengkapnyaBudaya ngopi orang Aceh sendiri sudah ada sejak tahun 1980-an yang identik dengan bapak-bapak yang duduk di warung kopi.
Baca SelengkapnyaBangunan itu mulai digunakan untuk penggorengan maupun penggulingan kopi pada tahun 1928
Baca Selengkapnya"Untuk mengelola kafe, saya dibantu oleh 5 karyawan. Sedangkan pengelolaan kebun kopi dibantu 3 orang," kata Deni.
Baca SelengkapnyaSeorang polisi muda anak petani tiba-tiba dipanggil komandan dan diminta untuk melakukan misi sebagai polisi dalam waktu satu bulan.
Baca Selengkapnya