Modus perampokan Rp 1,75 M dan rencana libatkan anggota TNI AU
Merdeka.com - Modus perampokan Rp 1,75 miliar di dalam Tol TB Simatupang, Cilandak, Jakarta Selatan, dengan menyelipkan uang palsu di bawah uang asli demi meyakinkan Praditio. Mereka juga berencana melakukan aksi lanjutan dengan menggunakan anggota TNI AU.
Direskrimum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti mengungkapkan, uang palsu itu dimasukan dalam kotak dan berada di bawah tumpukan uang asli. Kotak berisi uang palsu dan asli itu juga diberi papan agar terlihat penuh.
Ada lima tumpukan kotak berisi uang dibawa pelaku. Setelah itu, pelaku memperlihatkan uang itu korban dalam kegelapan.
"Uang tersebut diperlihatkan ke korban di tempat yang gelap sehingga korban tidak sadar dengan uang palsu," kata Krishna di Jakarta, Minggu (8/11).
Sementara itu, Ronal mengaku aksi lanjutan aksi serupa di sekitar wilayah Halim Pidana, Jakarta Timur, dengan korban perempuan. Uang sebesar USD 1 juta jadi incarannya.
Setelah memakai anggota TNI AD dalam perampokan Rp 1,75 miliar di Cilandak, Ronal bakal menggunakan jasa anggota TNI AU. Dia mengungkapkan identitas anggota TNI AU itu bernama Gede.
"Senin ada lagi, salah satunya seorang TNI AU namanya Gede," ujar Ronal.
Sebelumnya, Kasus perampokan Rp 1,75 miliar di Cilandak juga melibatkan anggota TNI Angkatan Darat dan mantan Brimob. Kini keduanya masih buron.
"Jonatan mantan brimob dan Andi TNI AD di Kodam Jaya Cawang," kata Ronal.
Akibat kejahatan ini, pelaku terancam dijerat pasal 365 KUHP dengan tuduhan pencurian dengan kekerasan dan Undang-Undang darurat nomor 12 tahun 1951 soal penyalah gunaan senjata api.
Sebelumnya, perampokan senilai Rp 1,75 miliar terjadi di Jalan Tol TB Simatupang, Jakarta Selatan, kemarin sore, Kamis (5/11). Korban diketahui bernama Praditio Hutama, sempat ditendang dari dalam mobil jenis minibus.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Muhammad Iqbal membenarkan kejadian pencurian dengan kekerasan itu. "Korban dipukul dan dikeluarkan dari dalam mobil oleh pelaku di Jalan TB Simatupang, Kamis (5/11) sekitar pukul 15.00 WIB," kata Iqbal di Polda Metro Jaya, Jumat (6/11).
Kejadian itu langsung dilaporkan ke Polres Jakarta Selatan dengan nomor laporan, LP Nomor 1882/K/XI/2015/PMJ/Restro Jaksel.
Kejadian berawal ketika Pradito bertemu Winata cs di depan Rumah Sakit Siloam, Jakarta Selatan, guna membahas investasi sebesar Rp 60 miliar. Namun, sebelum dicairkan, korban harus menyerahkan uang sebesar 3 persen atau sekitar Rp 1,75 miliar dari investasi.
Pada pertemuan itu, uang sebesar Rp 1,75 miliar tersebut langsung dimasukan ke dalam mobil. Usai transaksi, Winata cs mengajak Praditio ke kantornya. Namun di tengah jalan, korban justru dipukul dan ditendang dari dalam mobil salah satu pelaku.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Korban pun terpaksa menuruti permintaan penipu dengan mentransfer uang miliknya hingga uang perusahaan.
Baca SelengkapnyaMantan anggota DPR-RI berhak mendapatkan uang pensiun saat periode jabatannya selesai.
Baca SelengkapnyaKepastian kenaikan tunjangan uang lauk pauk prajurit itu disampaikan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Aksi penganiayaan itu dipicu lantaran para pelaku mengungkit permasalahan korban.
Baca SelengkapnyaUang Rp150 juta yang diminta dari korban ternyata digunakan untuk kepentingan pribadi pelaku.
Baca SelengkapnyaPolisi gadungan melakukan penipuan hingga ratusan juta. Kini diamankan pihak. kepolisian.
Baca SelengkapnyaPelaku memiliki utang sebesar Rp1,2 juta, saat ditagih dia gelap mata dan menusuk temannya.
Baca SelengkapnyaSetiap tahun terjadi kasus kecurangan demi tidak membayar THR karyawan.
Baca SelengkapnyaKedua tangannya diikat dengan sabuk dan mulutnya disumpal kain.
Baca Selengkapnya