Minim dukungan partai, Jokowi jadi bulan-bulanan DPRD
Merdeka.com - Kebijakan maupun program Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Joko Widodo (Jokowi) kerap mendapat hambatan dari DPRD DKI Jakarta. Seperti program Kartu Jakarta Sehat (KJS), jajaran DPRD mengajukan hak interpelasi atas mundurnya 16 rumah sakit peserta pelayanan KJS.
Bahkan, wacana pemakzulan Jokowi sempat digulirkan oleh legislatif tersebut. Tak tanggung-tanggung, pembangunan RSUD kembali mendapat hambatan dengan dibentuknya pansus DPRD.
"Kami partai pengusung sangat minim. Dengan adanya fraksi yang tidak mendukung ini jadi penghambat. Karena itu, gubernur hanya bisa bekerjasama dengan rakyat," ujar Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta, Ida Mahmudah di Gedung DPRD Jakarta, Kamis (13/6).
Ketua DPC PDIP Jakarta Utara ini mengatakan, dukungan masyarakat dibutuhkan untuk membangun Ibu Kota. Sehingga, saat DPRD berkali-kali menghambat, langsung diungkapkan kepada masyarakat.
Terkait dengan pernyataan beberapa rekan kerjanya yang berasal dari fraksi di luar PDIP bahwa Jokowi jarang melakukan komunikasi dengan DPRD, Ida tidak membenarkan hal tersebut. Karena, hal tersebut merupakan kewenangan dinas-dinas terkait yang menjadi tiap komisi di DPRD.
"Masing-masing dinas sudah ada ke DPRD, sudah menjelaskan program-program ke DPRD. Untuk mitra (DPRD) kan ada masing-masing dinas terkaitnya, kan itu ada rapat kerja, enggak harus pak gubernur yang turun langsung kan," terangnya.
Ia malah menuding para rekan kerjanya yang menghambat kebijakan dan program kerja Jokowi, hanya mencari perhatian saja. "Mungkin mereka ingin diperhatikan dan cari sensasi saja," tandasnya.
Untuk diketahui, dari 94 kursi DPRD DKI, pendukung Jokowi- Ahok selaku eksekutif di Pemprov DKI hanya mendapat dukungan dari 17 kursi yang berasal dari Fraksi PDIP dan Fraksi Gerindra. Sedangkan 77 sisanya, merupakan pendukung mantan Gubernur DKI Fauzi Bowo dalam Pilkada DKI 2012 lalu.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Istana Jawab Keanggotaan Jokowi di PDIP Usai Maruarar Mundur: Jangan Dihubung-hubungkan dengan Presiden
Maruarar Sirait mengatakan langkah politiknya mengikuti Joko Widodo
Baca SelengkapnyaSoal Isu Pemakzulan Jokowi, PDIP Ingatkan Pemimpin Harus Jalankan Amanah Rakyat
PDIP juga meminta isu pemakzulan terhadap Jokowi ini bisa segera direspons agar tak menimbulkan gerakan yang lebih besar lagi.
Baca SelengkapnyaMahfud Minta RUU DJK Dikawal Cegah Gubernur Jakarta Dipilih Presiden: Akal-akan Baru untuk Ikut Cawe-Cawe
Dia meminta agar masyarakat mengawal pembahasan RUU DKJ
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Begini Kondisi Menteri Jokowi Usai Mahfud Ungkap Bakal Mundur
Mahfud sendiri telah menemui Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno pada Senin, 29 Januari 2024 malam.
Baca SelengkapnyaJokowi Bicara RUU Perampasan Aset: Kunci Ada di DPR!
Jokowi menegaskan pemerintah telah mendesak agar RUU tersebut segera diketok di DPR
Baca SelengkapnyaHasto dan Puan Bakal Hadiri Harlah PPP, Mardiono Belum Pastikan Kedatangan Jokowi
Selain pengurus partai politik, PPP juga turut mengundang pasangan Ganjar-Mahfud.
Baca SelengkapnyaIni Bunyi Putusan MK Soal Jadwal Pilkada yang Bikin Mahfud Lantang Hentikan Langkah Jokowi
MK berpendapat Pilkada harus dilakukan sesuai dengan jadwal.
Baca SelengkapnyaMahfud Sebut Hak Angket Bisa Berujung Pemakzulan Jokowi, Begini Penjelasannya
Proses hak angket di DPR bisa berjalan berbulan-bulan.
Baca SelengkapnyaIstana Minta Keluarnya Maruarar Sirait dari PDIP Tak Dikaitkan dengan Jokowi
Maruarar memutuskan keluar dari PDIP dan memilih sejalan dengan arah politik Jokowi.
Baca Selengkapnya