Merdeka.com - Secara kualitas dan kuantitas aksi kejahatan di ibu kota meningkat. Hal ini bisa dilihat dari fenomena aksi kejahatan belakangan ini. Para pelaku melengkapi diri dengan senjata api, bahkan mereka tidak segan-segan melukai hingga membunuh korban.

"Sebanyak 99,8 persen pelaku gunakan senjata api," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto, saat dihubungi, Rabu (17/4).

Senjata api itu, dia melanjutkan, bisa menimbulkan rasa kepercayaan diri bagi para pelaku kejahatan. Di sisi lain, senjata api juga menimbulkan rasa takut bagi korban. "Atau juga senpi tersebut untuk melawan petugas jika mereka tertangkap basah," tuturnya.

Menurut Rikwanto, para penjahat selama ini mendapatkan senjata api dari para pengrajin dengan jalur tertentu. Pengrajin senjata memiliki semacam penghubung antara mereka dengan para penjahat itu.

"Tidak hanya jual beli senjata, namun antara pelaku dan pengrajin senjata api juga kerap memakai sistem peminjaman," ucapnya.

Sistem peminjaman merupakan kesepakatan antara orang yang jadi penghubung ke pengrajin senjata dan pelaku kejahatan. Orang tersebut akan memungut sewa dengan harga yang disepakati. "Setelah harga sepakat pelaku akan memakai dengan jangka waktu tertentu, lalu mengembalikannya," terangnya.