Merdeka.com - Gara-gara lalai melakukan pertolongan saat persalinan, Pita Sari (28) melaporkan dua orang dokter, seorang bidan dan rumah sakit tempat mereka bekerja. Ketiganya dianggap tak sigap dalam membantu kelahiran hingga putra pertamanya meninggal di dalam kandungan.

"Dilaporkan sejumlah nama dokter dengan inisial TG, HR, bidan MN, mereka di rumah sakit AD daerah Jaksel," ungkap kuasa hukum Pita, Heri Bertus S Hartojo di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (16/2).

Heri menolak membeberkan secara detail kematian bayi yang masih berada di dalam kandungan Pita itu. Sebab, kasus dugaan malapraktik yang dilakukan kedua dokter dan bidan di rumah sakit tersebut masih dalam proses penyelidikan.

"Setelah pelaporan akan ada penyidikan-penyidikan, terlapor akan dipanggil penyidik lalu dilakukan BAP. Cerita nanti akan lebih mendetail, dari proses sejak awal masuk RS," tambahnya.

Sebelum melapor ke polisi, Pita telah berupaya meminta pertanggungjawaban dari rumah sakit tempatnya dirawat. Dari rumah sakit tersebut, korban telah mendapatkan pembebasan biaya sebagai akibat dari kelalaian yang dilakukan tenaga medisnya, namun Pita merasa tidak puas.

Kejadian ini berlangsung pada 7 November 2014 lalu. Sebelum kejadian, Pita sembat ditemui tenaga bidan pada pukul 21.00 WIB. Namun, terjadi pembukaan hingga berlangsungnya masa kritis pada pukul 02.30 WIB.

Melihat pasangannya akan melahirkan, suami Pita berupaya mencari pertolongan. Namun, bidan-bidang yang seharusnya bertugas pada malam itu tak ada yang terlihat hingga pukul 00.30 WIB. Meski sempat mendapat pertolongan, nyawa bayinya sudah tak tertolong.