Ketika Ahok marah disinggung soal nasionalisme
Merdeka.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) terlihat marah ketika rasa nasionalismenya dipertanyakan. Dia meminta agar soal usaha tak dicampuradukan dengan nasionalisme.
Berawal dari pengaduan pemilik showroom Honda yang meminta keadilan terhadap Ahok karena tertutup oleh jembatan penyeberangan yang dibangun tepat di depan tempat bisnis mereka. Saat itu, si pemilik mengatakan jika menggunakan nama Honda di jembatan tersebut, sama halnya mengizinkan merk asing menjadi landmark Transjakarta.
"Jangan bilang rasa nasionalisme-nasionalisme begitu, kalau begitu jangan jualan Honda dong pak, jualan Esemka dong pak, nah maksud saya gitu loh pak. Bapak jangan mainkan nasionalisme di depan saya," ujar Ahok dengan nada emosi di Balai Kota Jakarta, Senin (17/12).
Namun, saat pemilik Showroom tersebut mengatakan bahwa pengelola Honda juga WNI, Ahok pun dengan lantang mengatakan, jangan menyinggung Honda milik Jepang. Pasalnya, pemilik showroom menjual Honda milik Jepang.
"Makanya jangan singgung soal Honda milik Jepang, kalau anda bilang Honda milik Jepang. Anda jangan jualan Honda dari Jepang. Jualan yang dari Indonesia dong pak. Maksudnya saya jangan singgung itu pak. Jadi jangan bilang nasionalisme saya karena gara-gara saya kasih Honda," jelas Ahok dengan nada suara meninggi.
Mantan Anggota Komisi II DPR ini menawarkan untuk mengecat seluruh bangunan halte dengan lambang Honda, sebab takut jika ada warga tidak tahu bahwa ada showroom yang tertutup halte.
"Ya tidak tahu itu pasang merk, pasang papan. Itu hasil rapat kita, sampai orang tahu itu Honda. Kalau anda bilang secara mistik secara fengshui ya saya susah ngomong," katanya.
Menurutnya, jika sampai ada yang tidak tahu ada showroom Honda di dekat halte busway maka Ahok menawarkan cara agar pemilik showroom mengikuti pameran. Atau jika tidak ada yang membeli Honda, maka sistem penjualan dapat ditenderkan.
"Saya bilang instruksikan ditawarkan. Setelah ditawarkan, ditolak katanya. Saya sudah panggil, ditolak. Sekarang kan sudah terjadi bapak SMS saya dan saya SMS, ya saya langsung panggil pak. Ini barang sudah jadi pak, saya tanya aset BPKD. Mindahin biaya pakai apa," katanya.
"Bapak ngajak saya bisnis kan, maka saya ajak bapak bisnis dong. Cengli dong. Saya ngomong cengli juga pak, sama-sama bisnis juga pak," cetusnya.
Ahok mengaku sebelumnya telah menawarkan pemilik showroom untuk membuat Honda landmark Pluit. Pasalnya, showroom benar-benar persis tertutup oleh jembatan penyeberangan halte.
Namun, ketika bangunan yang sudah jadi dan sudah terlanjur dioperasikan, pemilik showroom justru meminta agar jembatan tersebut digeser.
Selain itu, supaya orang mengetahui terdapat showroom dapat mengecat jembatan dengan brand honda. Namun, Ahok tersinggung saat pemilik tersebut bilang Ahok menjual negara dengan menjadikan Honda sebagai landmark jembatan di Pluit tersebut.
"Saya enggak suka bapak bilang Honda punya asing dengan nama PT Honda. Bapak ini kurang ajar sekali berpikirnya, berarti bapak ini chauvinisme, nasionalisme sempit. Kalau begitu bapak perintahkan saya semua merek asing copot dari Jakarta," kata Ahok pedas.
Walaupun pemilik tersebut sudah menjelaskan bahwa tidak mengatakan Ahok menjual negara, Ahok menganggap pemilik tersebut telah menuduhnya tidak nasionalisme.
"Bukan bertanya pak, bapak menuduh saya bagaimana saya membiarkan merk Honda. Bukan bertanya, bapak mengatakan bagaimana kasih izin merk asing anda tulis," katanya.
Ahok pun angkat tangan, jika hal tersebut berkaitan dengan fengshui. "Kalau soal fengshui saya enggak bisa jawab. Susah berdebat kalau mistik. Jadi mesti harus jelas," katanya.
Sementara itu, kuasa hukum pemilik showroom Honda dekat RS Pluit yang tertutup oleh bangunan jembatan halte Sumondang Simangunsong mengatakan pada tahun 2010 atau 2011 awal, keberadaan jembatan penyeberangan orang di Pluit Selatan menutupi PT Honda Plasa. Sehingga dia minta untuk digeser.
"Saya minta digeser tangganya. Kan dasarnya masalah bisnis sosial," kata Sumondang di Balai Kota.
Menurutnya, Pemprov DKI memberikan solusi bahwa nanti akan dijadikan iklan Honda. Namun, surat tersebut dilayangkan secara tertulis.
Dia menganggap wajar jika Ahok tersinggung soal nasionalisme. Pasalnya, dia tahu ada kepentingan asing di baliknya.
"Saya juga tahu kepentingan asing juga. Kaget juga (marah-marah). Enggak takut, mereka kan pelayan masyarakat," katanya.
Namun, investasi perlu dijaga, sehingga sama semua kedudukannya. Yakni untuk kepentingan umum.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ahok Cerita Dihina karena Ikuti Megawati: Ngapain Ikut Nenek-Nenek Katanya
Namun baginya, keadilan dan kebenaran lah yang membuatnya tetap pada pendiriannya tersebut.
Baca SelengkapnyaAhok Klaim Beri Masukan untuk Pembangunan IKN tapi Tak Dijalankan Jokowi
Basuki Tjahja Purnama alias Ahok meluruskan dirinya bukanlah orang yang menolak pembangunan IKN yang telah dicanangkan Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaAhok Kembali ke Politik, Timnas AMIN: Kalau Mengikuti Perubahan Menguntungkan Buat 01
Ahok bakal fokus memenangkan Ganjar-Mahfud di Jakarta.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Terungkap Alasan Ahok Tak Ikuti Langkah Jokowi yang Condong ke Prabowo
Ahok ragu nantinya Prabowo akan melanjutkan program Jokowi.
Baca SelengkapnyaIsu Ahok ‘Kuda Putih’ Jokowi, Ganjar: Dia Teman Saya, Sudah Lama Bersama
Ganjar menegaskan, Ahok adalah temannya yang sudah lama dikenal secara baik.
Baca SelengkapnyaAhok Ungkap Jokowi Pernah Memintanya Mundur dari Pencalonan Gubernur DKI
Ahok menceritakan hanya Megawati yang mendukungnya sebagai Cagub DKI.
Baca SelengkapnyaKisah Jokowi dan Ahok yang Kini Pisah Jalan
Alasan Ahok mengundurkan diri dari jabatan Komisaris Utama PT Pertamina agar fokus kampanye mendukung Ganjar-Mahfud dalam Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaAhok Belum Bisa Kampanye Langsung: Pak Erick Enggak Mau Keluarkan Surat Berhenti Saya
Sampai hari ini belum diterbitkan surat pemberhentiannya oleh Menteri BUMN, Erick Thohir.
Baca SelengkapnyaTPN Ganjar-Mahfud Bela Ahok soal Jokowi-Gibran Tak Bisa Kerja: Itu Namanya Demokrasi
Menurut Arsjad semua orang bebas dalam menyuarakan untuk mendukung siapa saja dengan cara yang berbeda-beda, termasuk Ahok.
Baca Selengkapnya