Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kemendagri Minta Dukcapil DKI 'Jemput Bola' Terkait Dokumen Perubahan Nama Jalan

Kemendagri Minta Dukcapil DKI 'Jemput Bola' Terkait Dokumen Perubahan Nama Jalan Pemasangan plang nama jalan Bang Pitung di Rawa Belong.. ©2022 Merdeka.com

Merdeka.com - Kementerian Dalam Negeri mendorong Suku Dinas Kependudukan Catatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta, untuk jemput bola saat perubahan pencatatan dokumen kependudukan. Hal ini sehubungan perubahan nama sejumlah jalan di Jakarta.

"Untuk mengurusnya penduduk bisa datang ke Dukcapil atau Dinas Dukcapil yang jemput bola ke RT RW. Kepada penduduk yang dewasa langsung dibuatkan KTP, yang anak-anak dibuatkan KIA, sekaligus keduanya dibuatkan KK," ujar Dirjen Dukcapil Kementerian Dalam Negeri, Zudan Arif Fakhrullah, Jumat (24/6).

Bila masyarakat tidak bertemu petugas, Zudan mengatakan bahwa masyarakat bisa langsung mendatangi Sudin Dukcapil untuk diberikan dokumen yang baru tanpa dipungut biaya.

Zudan menyampaikan adanya perubahan wilayah, baik pemekaran desa maupun pemekaran kabupaten/kota dan provinsi merupakan hal biasa dalam tata kelola pemerintahan. Termasuk perubahan nama jalan yang saat ini dilakukan Pemprov DKI.

"Perubahan wilayah itu hal yang biasa, seperti pemekaran kabupaten, pemekaran provinsi," imbuhnya.

Lebih lanjut, dia menjelaskan, perubahan data kependudukan memerlukan keterlibatan aktif masyarakat untuk mengurus dokumen kependudukan dan dokumen lain yang terkait.

Selain itu, yang juga perlu diketahui, pengurusan perubahan data kependudukan ini bisa diwakilkan oleh orang lain.

"Karena itu tinggal cetak, penduduk enggak perlu rekam foto lagi, enggak perlu ngisi formulir lagi, enggak perlu," ujarnya.

Terakhir, penduduk tidak perlu membawa dokumen pengantar RT RW untuk mengurus perubahan data alamat ini.

"Enggak perlu bawa pengantar rt rw, karena secara sistem kan sudah ada kebijakan untuk perubahan alamat," pungkasnya.

Diketahui, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meresmikan nama-nama tokoh Betawi sebagai nama jalan di Jakarta. Menurut Anies tokoh Betawi memiliki peran besar terhadap persatuan kebangsaan Indonesia.

Bahkan, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu berujar jika berbicara tentang cikal bakal Indonesia, maka lokasinya berada di tanah Betawi.

"Kami melihat dalam perjalanan tugas di Jakarta, makin lama makin terasa betapa besar kontribusi masyarakat Betawi terhadap simpul kuatnya kebangsaan Indonesia," kata Anies di kantor unit Pengelola Perkampungan Budaya Kampung Betawi, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Senin (20/6).

Berikut nama baru di beberapa jalan di Jakarta yang menggunakan tokoh Betawi;

1. Jalan Entong Gendut (sebelumnya Jalan Budaya)2. Jalan Haji Darip (sebelumnya Jalan Bekasi Timur Raya)3. Jalan Mpok Nori (sebelumnya Jalan Raya Bambu Apus)4. Jalan H. Bokir Bin Dji'un (sebelumnya Jalan Raya Pondok Gede)5. Jalan Raden Ismail (sebelumnya Jalan Buntu)6. Jalan Rama Ratu Jaya (sebelumnya Jalan BKT Sisi Barat)7. Jalan H. Roim Sa'ih (sebelumnya bernama Bantaran Setu Babakan Barat)8. Jalan KH. Ahmad Suhaimi (sebelumnya bernama Bantaran Setu Babakan Timur)9. Jalan Mahbub Djunaidi (sebelumnya Jalan Srikaya)10. Jalan KH. Guru Anin (sebelumnya Jalan Raya Pasar Minggu sisi Utara)11. Jalan Hj. Tutty Alawiyah (sebelumnya Jalan Warung Buncit Raya)12. Jalan A. Hamid Arief (sebelumnya Jalan Tanah Tinggi 1 gang 5).13. Jalan H. Imam Sapi'ie (sebelumnya Jalan Senen Raya)14. Jalan Abdullah Ali (sebelumnya Jalan SMP 76).15. Jalan M. Mashabi (sebelumnya Jalan Kebon Kacang Raya Sisi Utara).16. Jalan H. M. Shaleh Ishak (sebelumnya Jalan Kebon Kacang Raya Sisi Selatan).17. Jalan Tino Sidin (sebelumnya Jalan Cikini VII).18. Jalan Mualim Teko (sebelumnya Jalan depan Taman Wisata Alam Muara Angke).19. Jalan Syekh Junaid Al Batawi (sebelumnya Jalan Lingkar Luar Barat).20. Jalan Guru Ma'mun (sebelumnya Jalan Rawa Buaya).21. Jalan Kyai Mursalin (sebelumnya Jalan di Pulau Panggang).22. Jalan Habib Ali Bin Ahmad (sebelumnya Jalan di Pulau Panggang).

Kampung Kebudayaan Betawi

1. Kampung MH Thamrin (sebelumnya bernama Zona A)2. Kampung KH. Noer Ali (sebelumnya bernama Zona Pengembangan)3. Kampung Abdulrahman Saleh (sebelumnya bernama Zona B)4. Kampung Ismail Marzuki (sebelumnya bernama Zona C)5. Kampung Zona Embrio (sebelumnya bernama Zona Embrio)

Nama Gedung

1. Gedung Kisam Dji'un (sebelumnya Gedung PPSB Jakarta Timur).2. Gedung H. Sa'aba Amsir (sebelumnya Gedung PPSB Jakarta Selatan)

(mdk/ded)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Dugaan Pungli Parkir di Stasiun Cakung, Dishub DKI Bilang Retribusi Bulanan

Dugaan Pungli Parkir di Stasiun Cakung, Dishub DKI Bilang Retribusi Bulanan

Hal itu menanggapi keluhan Kodir membuka jasa parkir motor untuk para pengguna kereta api yang naik dari Stasiun Cakung

Baca Selengkapnya
Kemenag Ajak Pemilih Pemula Doa Bersama dan Deklarasi Pemilu Damai, Baik dan Jujur

Kemenag Ajak Pemilih Pemula Doa Bersama dan Deklarasi Pemilu Damai, Baik dan Jujur

Menag berpesan agar para pemilih pemula tidak memilih Golongan Putih (Golput) ataupun tidak datang dan tak bangun kesiangan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Libatkan Tiga Prajurit, Begini Duduk Perkara Penggelapan Ratusan Motor dan Puluhan Mobil di Gudang TNI Sidoarjo

Libatkan Tiga Prajurit, Begini Duduk Perkara Penggelapan Ratusan Motor dan Puluhan Mobil di Gudang TNI Sidoarjo

Ratusan kendaraan hasil curian tersebut ditampung di gudang Balkir Pusat Zeni TNI Angkatan Darat, Sidoarjo, Jawa Timur.

Baca Selengkapnya
Media Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri

Media Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri

Jenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.

Baca Selengkapnya
Dulunya Memisahkan Daratan Kudus dengan Demak, Ini Jejak Keberadaan Selat Muria yang Masih Dijumpai Kini

Dulunya Memisahkan Daratan Kudus dengan Demak, Ini Jejak Keberadaan Selat Muria yang Masih Dijumpai Kini

Telah lama hilang, namun jejak-jejak yang menjadi bukti keberadaan Selat Muria di masa lampau masih dapat dijumpai kini.

Baca Selengkapnya
Malam Tahun Baru, Jalur Puncak Ditutup Sejak 31 Desember hingga 1 Januari 2024

Malam Tahun Baru, Jalur Puncak Ditutup Sejak 31 Desember hingga 1 Januari 2024

Mulai pukul 18.00 sampai 06.00 WIB dan arus kendaraan akan dialihkan ke jalur alternatif Jonggol dan Sukabumi.

Baca Selengkapnya
7 Kendaraan Sumbu Tiga Terjaring Langgar Larangan Melintas di Tol Japek saat Mudik

7 Kendaraan Sumbu Tiga Terjaring Langgar Larangan Melintas di Tol Japek saat Mudik

Tujuh kendaraan sumbu tiga diduga melanggar SKB mudik

Baca Selengkapnya
Jenderal Agus Subiyanto Sebar 446.219 Prajurit TNI untuk Amankan Pemilu

Jenderal Agus Subiyanto Sebar 446.219 Prajurit TNI untuk Amankan Pemilu

446.219 prajurit TNI secara serentak di seluruh Indonesia dikerahkan untuk mendukung kelancaran pesta demokrasi jelang hari pencoblosan 14 Februari.

Baca Selengkapnya