Merdeka.com - Icon baru DKI Jakarta yakni Simpang Susun Semanggi telah diuji coba sudah hampir sepekan sejak tanggal 28 Juli 2017 dilalui kendaraan umum khususnya kendaraan roda empat. Simpang Susun Semanggi yang diprediksi dapat mengurangi kemacetan sebesar 30 persen menjadi pusat perhatian semenjak Tweet politikus Gerindra Habiburokhman yang nyasar saat melalui jalan tersebut namun menyalahkan penggagas jalan itu.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Andri Yansyah mengatakan jika pengendara masih ragu-ragu atau belum mengetahui rute dari Simpang Susun Semanggi alangkah baiknya tidak melintas dan memilih jalur lain.

"Kalau ragu-ragu pakai jalan yang lama saja, misalnya begini kita baru dari Cawang nih terus mau ke Bundaran HI masuk simpang susun terus dia ragu-ragu pakai yang biasa dia lewatin kan enggak di tutup juga, kenapa repot sih," katanya di Balai Kota, Senin (7/8).

Lanjut Andri masih banyaknya pengendara yang ragu-ragu melalui Simpang Susun Semanggi salah satunya karena rambu-rambu yang telah dipasang dirasa belum memadai oleh para pengendara. Sambungnya banyak pengendara yang menginginkan rambu-rambu yang terpasang seperti jalan tol yang terpasang panjang ruas jalan tol. Menurutnya itu sangat tidak mungkin.

"Tetapikan kita liat juga estetika daripada kota, kalau semua pasang rambu juga. Permasalahannya cuma satu mungkin belum biasa saja, lama-lama juga biasa kok," katanya.

Andri kembali mengingatkan jika tidak yakin atau takut lebih baik melewati jalur lain. "Kecuali dengan Simpang Susun Semanggi kita tidak boleh lewat jalan yang sudah pernah kita lakukan nah baru bermasalah," tandasnya.