Merdeka.com - Megaproyek mass rapid transit (MRT) hingga kini belum ditentukan nasibnya. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo meminta agar dapat melakukan renegosiasi dengan pemerintah pusat terkait pembagian pengembalian beban utang kepada pihak Japan International Cooperation Agency (JICA).

Jokowi berharap sharing investment tersebut sebesar 70:30. 70 Persen untuk pemerintah pusat dan 30 persen untuk Pemprov DKI. Karena dengan perbandingan 70:30 itu, berdasarkan perhitungan Jokowi, tiket untuk MRT bisa patok seharga Rp 19.000.

Namun Jokowi sekarang mulai menurunkan penawarannya. Menurut Jokowi perbandingan sharing investment tidak harus 70:30.

"Bisa (ditawar lagi). Tapi besaran berapa gak tahu, fleksibel, yang pasti pusat lebih besar. Iya dong, masa pusat lebih kecil," ujar Jokowi di Balai Kota, Jumat (21/12).

Sebelumnya, kesepakatan selama ini sharing investment sebesar 42:58. Dengan sharing tersebut maka harga tiket Rp Rp 38.000.

Namun harga jual tiket kepada masyarakat hanya sebesar Rp 10 ribu, dan sisanya sebesar 28.000 disubsidi oleh Pemprov DKI Jakarta. Namun menurut Jokowi, porsi Pemprov DKI Jakarta harusnya lebih kecil karena hanya sanggup memberikan subsidi sebesar Rp 9 ribu hingga Rp 10 ribu.

Untuk itu Jokowi berharap sharing investment bisa 70:30, sehingga harga tiket tetap Rp 10 ribu dengan ditambah subsidi dari Pemprov DKI sebesar Rp 9 ribu.