Merdeka.com - Ribut-ribut soal konsorsium yang masuk dalam PT Jakarta Monorail untuk menangani proyek monorail, membuat Gubernur Joko Widodo (Jokowi) pusing. Dia menegaskan siapa pun perusahaan tergabung dalam perusahaan bukan urusannya selagi memang kompeten dan memiliki modal.

"Gini lho ya, kita ini urusannya dengan Jakarta monorail. Di dalamnya Jakarta Monorail (JM) itu ada namanya Adhi Karya yang kemudian keluar. Terus di dalamnya itu ada siapa lagi nah ini yang mau kita minta tanya ke JM," kata Jokowi sebelum berangkat meresmikan Koridor Transjakarta XII di Balaikota Jakarta, Kamis (14/2).

Jokowi juga heran belakangan malah beredar kabar monorail adalah megaproyek berbau balas budi. Artinya, banyak yang menyebut Jokowi ngotot dengan proyek ini sebagai ucapan terima kasih atas sumbangsih pihak swasta saat Pilgub DKI lalu.

"Hubungan kita ini dengan JM. Nah JM kan dulu gandeng Kalla Grup, pas dulu gandeng Kalla Grup ada juga yang bilang balas budi. Sekarang ganti lagi ke ortus ada lagi yang bilang itu timses Jokowi. Itu bukan urusan saya, ini urusan bisnis ke bisnis (B to B) antara JM yang mau bergabung siapa," jelasnya.

Sekadar diketahui, ada dua perusahaan disebut-sebut masuk sebagai konsorsium proyek monorail yang kini dipegang PT Jakarta Monorail. Yakni PT Ortus dan Kalla Group. Kabar itu kemudian dikaitkan dengan balas budi Jokowi kepada si pemilik perusahaan.

Jokowi menjelaskan, pihaknya hanya bertugas melakukan pengecekan apakah perusahaan tersebut mampu menangani megaproyek tersebut atau tidak. Kalau masuk dalam kualifikasi, maka pemprov tinggal memperbarui surat pelaksanaan proyek.

"Yang penting nanti kita cek itu perusahaannya bonafit enggak, itu saja fungsi tim yang ada di DKI. Kita ini hanya meneruskan mencabut surat terdahulu kemudian kita perbarui bahwa Jakarta Monorail bisa lanjut," beber Jokowi.

Terkait PT Ortus, Jokowi mengaku baru mendengar dari media dan masih menunggu dokumen kerjasama sebagai syarat perusahaan itu masuk konsorsium.

"Harus dijelasin bahwa saya hanya melanjutkan yang dulu sudah terpilih JM untuk dilanjutkan, itu pun saya belum keluarkan surat apa-apa, sebelum jelas itu sehat atau ndak, sehat atau nggak kan. Dia cari partner-partner, partner-partnernya itu kan JM bukan urusan gubernur. Urusan saya itu ngecek sehat atau tidak, bonafit atau tidak, pengamanannya seperti apa. Itu tugas tim kita,"paparnya.