Jokowi curhat: Saya dibilang bodoh, kurus kering dan ndeso
Merdeka.com - Di hadapan ribuan mahasiswa Universitas Pelita Harapan (UPH), Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menyinggung sosok pemimpin yang patut memimpin negara. Ke depan, Indonesia membutuhkan pemimpin yang visioner.
"Pemimpin harus beri keadilan kepada semuanya. Kecil, tengah, besar, diberi ruang. Masyarakat kalau diberi keadilan entar ikut kok," ujar Jokowi di Kampus UPH, Tangerang, Kamis (11/4).
Politikus PDIP ini mencontohkan seperti apa yang telah dia lakukan saat pengerukan Kali Pakin, Jakarta Utara. Menurutnya, di samping kanan kiri kali telah berdiri dealer mobil, gudang dan rumah kumuh yang letaknya menjorok ke sungai.
"Begitu kita bersihkan, semua yang kita bersihkan enggak ada yang protes. Yang besar, sedang dan kecil kita lakukan sama," ucapnya.
Menurutnya, seorang pemimpin dilihat dari rekam jejak, memiliki integritas dan tahan banting. Sebab, Indonesia merupakan negara demokrasi.
"Kalau pemimpin enggak tahan banting berat juga. Saya jadi gubernur ini sudah banyak yang ngomongin di online, di manapun banyak. Gubernur ini bodoh. Wajahnya ndeso. Gubernur ini kurus kering, kurang sehat. Ya enggak apa-apa. Sampaikan saja memang apa adanya seperti itu. Harus punya ketahanan diri kalau diejek. Kalau kita keliru ya pasti di twitter, FB, online, semua membully kita dan itu biasa," jelasnya.
Sedangkan, sebuah kota atau negara diperlukan identitas diri agar tahu ke mana arah negara dibawa. Hal ini, tidak berbeda jauh dengan kota, sehingga sebuah brand diperlukan.
Kemudian, dia mengatakan memerlukan diferensiasi, yakni negara perlu membedakan Jakarta dengan negara lain. Jadi dunia tahu Indonesia itu seperti apa.
"Harus fokus mau ke mana. Mau jadi negara industri pertanian, ini harus dijelaskan di muka dan rakyat harus tahu rakyat mau dibawa ke mana," jelasnya.
Ketiga, menurut Jokowi diperlukan membangun brand. Sebab, Jakarta memerlukan brand jelas, apakah akan menjadi kota fashion, pertunjukan, perdagangan harus dijelaskan kepada masyarakat.
"Negara juga sama. Kita harus bangga. Indonesia mau dibawa ke mana. Brand itu harus dibangun. Mau dijadiin negara maritim, industri, pertanian, semua harus tahu dan nanti mengikuti. Nanti sekolah dan universitas mengikuti sesuai pola negaranya. Soal bisnis juga sama, misalnya mengarah ke pertanian," tandasnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi Anggap Petisi UGM dan UII Bagian Demokrasi: Setiap Orang Boleh Berpendapat
Jokowi menuturkan, setiap masyarakat Indonesia bebas berpendapat.
Baca SelengkapnyaJokowi ke Pengusaha: Pilpres 2024 Lebih Adem, Tidak Perlu Khawatir
Presiden Jokowi menilai Pilpres 2024 lebih adem dibanding tahun 2014 dan 2019.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dibisiki Kelas Kurang, Jokowi Bangun Kampus II Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Habiskan Rp200 M
Saat ini, ada 17.000 mahasiswa dengan 11 fakultas di Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap Isi Pembicaraan dengan Presiden Filipina, Termasuk Soal Pertahanan
Jokowi menyebut tiga bidang kerja sama yang akan diperkuat oleh kedua negara.
Baca SelengkapnyaJokowi Jawab Tudingan Kecurangan Pemilu 2024: Laporkan ke Bawaslu
Jokowi meminta pihak yang menemukan kecurangan untuk melaporkan ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
Baca SelengkapnyaJokowi Bertemu Surya Paloh, PAN: Pilpres Sudah Selesai Saatnya Duduk Bersama
Saleh menyebut adanya silaturahmi seperti itu, akan mengurangi ketegangan antar pendukung.
Baca SelengkapnyaGuru Besar sampai Civitas Undip Bergerak, Kecewa dengan Sikap Jokowi di Pemilu 2024
Terkait aksi ini memang tidak dihadiri Rektor Undip Prof Dr Yos Johan Utama, namun aksi tetap berjalan.
Baca Selengkapnya