Jakarta Jadi Kota dengan Kualitas Udara Terburuk di Asia Tenggara
Merdeka.com - Greenpeace bersama dengan IQAir membuat laporan interaktif bertajuk 'Kualitas Udara Dunia 2018 AirVisual IQAir dan kota-kota paling tercemar di dunia'. Dalam laporan tersebut menunjukkan Jakarta menjadi kota dengan kualitas udara terburuk di Asia Tenggara.
Dalam laporan tersebut menunjukkan, Jakarta dan Hanoi adalah dua kota paling terpolusi di Asia Tenggara. Dengan kualitas udara Beijing yang semakin baik, Jakarta berisiko segera menyusul kota-kota besar di China yang terkenal tercemar.
Kemudian di Asia Selatan, dari 20 kota paling tercemar di dunia, terdapat 18 kota di India, Pakistan dan Bangladesh. Ini termasuk data yang sebelumnya tidak terlihat dari jaringan sensor pemantauan publik pertama Pakistan.
Sementara di China, konsentrasi rata-rata polusi turun 12 persen dari 2017 hingga 2018. Beijing sekarang menempati peringkat ke 122 sebagai kota paling tercemar di dunia pada 2018. Sedangkan 10 kota di Balkan Barat-Bosnia-Herzegovina, Makedonia dan Kosovo; dan empat kota di Turki memiliki level PM2.5 lebih dari 3 kali pedoman WHO.
Lalu di AS dan Kanada kualitas udara rata-rata baik dalam perbandingan global. Namun kebakaran hutan bersejarah memiliki dampak dramatis pada kualitas udara pada bulan Agustus dan November, dengan 5 dari 10 kota paling tercemar di dunia selama Agustus ditemukan di Amerika Utara.
Kota-kota dengan populasi padat penduduk, termasuk di benua Afrika dan Amerika Selatan, tidak memiliki infrastruktur pengukur kualitas udara yang memadai.
Direktur Eksekutif Greenpeace Asia Tenggara, Yeb Sano mengatakan, polusi udara mematikan mata pencaharian dan masa depan masyarakat. Dengan perkiraan kerugian sebesar 225 miliar dolar AS dari kehilangan produktivitas dalam bekerja.
"Belum lagi triliunan dolar yang membebani sistem medis kita, ini memiliki dampak yang sangat besar, tidak hanya pada kesehatan semua, tetapi juga pada keadaan keuangan kita semua. Kami ingin laporan ini membuat orang berpikir tentang udara yang mereka hirup," katanya dalam keterangan tertulisnya, Selasa (5/3).
Sementara itu, CEO IQAir, Frank Hammes mengungkapkan, laporan Kualitas Udara Dunia 2018 didasarkan pada tinjauan, kompilasi, dan validasi data dari puluhan ribu stasiun pemantauan kualitas udara di seluruh dunia.
"Sekarang semua orang dengan ponsel memiliki akses gratis ke data ini melalui platform AirVisual. Ini juga mendorong permintaan untuk pemantauan kualitas udara di kota-kota atau wilayah di mana tidak ada data publik yang tersedia. Masyarakat dan organisasi dari California hingga Kabul melengkapi upaya pemantauan pemerintah dengan jaringan pemantauan kualitas udara yang terjangkau oleh mereka sendiri, dan memberi semua orang akses ke informasi yang lebih lokal," tutupnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kualitas udara di Jakarta kini kian memprihatinkan.
Baca SelengkapnyaKualitas udara Jakarta hari ini menduduki urutan ke-23 sebagai kota dengan udara terburuk di dunia.
Baca SelengkapnyaAdapun kota dengan kualitas udara terburuk di dunia pada Rabu pagi adalah Kathmandu, Nepal.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tingkat polusi udara di Jakarta kembali berstatus tidak sehat pagi ini.
Baca SelengkapnyaKendaraan motor listrik untuk menekan buruknya kualitas udara Jakarta.
Baca SelengkapnyaMasalah polusi udara semakin mengkhawatirkan. Khususnya di Jakarta. Berikut dampak polusi udara pada kesehatan anak yang perlu diwaspadai.
Baca SelengkapnyaSejumlah ruas jalan di Jakarta Utara tergenang banjir akibat hujan deras yang melanda wilayah ibu kota.
Baca SelengkapnyaPotret langit ibu kota yang terlihat abu-abu karena dipenuhi polusi udara.
Baca SelengkapnyaJakarta diprediksi jadi kota dengan pertumbuhan turis asing tertinggi.
Baca Selengkapnya