Foke kalah karena opini publik
Merdeka.com - Kalahnya suara pasangan incumbent, Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta di putaran pertama karena opini publik. Hal ini dipengarungi oleh para pemilih Jakarta memiliki karakter yang unik.
"Jakarta pemilihnya sangat unik karaternya. Mengacu pada pemilu pemenangnya berubah cepat. Ini karena jumlah pemilih rasional banyak. Sangat bergantung pada media dan opini publik. Kemarin foke kalah karena opini publik tidak memihak," ujar Ketua DPP PAN, Bima Arya dalam diskusi "Masih Patutkah Suvei Politik Dipercara", yang dilaksanakan The Terang Institute di gedung Jakarta Media Center, Kamis (19/7).
Menurutnya, kejutan pada pertarungan masih mungkin akan terjadi. Pasalnya, efek dari pemilih kalangan bawah akan masih menyelimuti pada putaran kedua nanti.
"Underdog effect masih terjadi," ujarnya.
Apabila Fauzi Bowo ingin memenangkan putaran kedua nanti, kata Bima, Foke harus melakukan dua persyaratan, yakni keberpihakan pada rakyat dan melakukan komunikasi politik.
"Saya kira ada dua. Keberpihakan pada rakyat harus lebih dikuatkan. Kedua komunikasi politiknya, bisa melalui program kunjungan," jelasnya.
Walaupun secara pribadi, dia mengatakan Jokowi yang akan menang, namun, secara garis politik PAN akan tetap mendukung Foke-Nara dalam pemenangan Pilkada DKI di putaran kedua nanti.
"Saya kira sudah. Kita mengacu banyak hal. Masukan kader PAN DKI. Kedua aturan perundangan-undangan dan KPU, parpol tidak boleh mencabut dukungan. Begitu mencalonkan tidak boleh mencabut. Tidak disebut putaran, sikap DPP seperti itu. Sudah ada tim pemenangan juga," terangnya.
Cara pemenangannya pun, PAN akan mengkonsolidasikan suara kader yang bertebaran pada putaran pertama untuk mengkerucut ke Foke-Nara.
"Kemarin kader kita bertebaran, ada yang dukung Hidayat-Didik, Faisal-Biem juga. Sekarang dikonsolidasikan, sekarang tidak bertebaran lagi," tukasnya.
(mdk/war)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Viral Pidato Jokowi Sebut Jangan Pilih Nomor 2 karena Emosian, Begini Fakta Sebenarnya
Benarkah Jokowi meminta agar tidak memilih capres nomor 2? Simak penelusurannya
Baca SelengkapnyaJokowi Sebut Sering Dikritik Tajam: Gambar Wajah Saya Aneh-Aneh di Sampul Media, Cucu Komplain
Jokowi tetap menganggap sebuah kritikan sebagai kebebasan berekspresi.
Baca SelengkapnyaPemudik Lewat Gerbang Tol Utama Keluar Jakarta Cenderung Malam Hari
Ini berbeda jika dibandingkan dengan arus mudik 2023, di mana masyarakat banyak memilih siang hari.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tak Sesuai Domisili, 92 Ribu NIK KTP Warga Jakarta Dinonaktifkan Sementara Pekan Ini
Pasalnya, kata Budi penonaktifan akan dilakukan langsung oleh Kemendagri.
Baca SelengkapnyaJokowi Bakal Dapat Peran Penting di Pemerintahan Prabowo, Golkar: Pemikiran Beliau Dibutuhkan Bangsa
Wajar jika Presiden Jokowi akan mendapat peran penting di pemerintahan Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaJokowi Tegaskan Gubernur DKI Jakarta Dipilih Rakyat
Jokowi menyampaikannya dalam rapat membahas RUU DKJ bersama para menteri Kabinet Indonesia Maju.
Baca SelengkapnyaJokowi Kecewa Debat Pilpres Menyerang Personal, Perlu Diformat Lebih Baik
Saling serang dalam debat tidak masalah, tetapi yang diserang adalah kebijakannya.
Baca SelengkapnyaJokowi Jawab Anies soal Kritikan Debat: Saya Bicara untuk 3 Capres
Kritikam itu disampaikan agar debat Pilpres 2024 berikutnya berjalan lebih baik.
Baca Selengkapnya