Faisal Basri: Pilih calon yang keburukannya paling sedikit
Merdeka.com - Di putaran kedua pilkada nanti, cagub independen, Fasial Basri memutuskan tetap akan memilih mantan para pesaingnya terdahulu. Namun Faisal enggan membeberkan siapa yang akan dipilihnya nanti.
"Saya datang ke TPS kalau saya pilih A atau B itu rahasia. Nggak bagus untuk pendidikan demokrasi. Saya akan datang ke TPS," jelas pasangan dari Biem Benyamin ini dalam pertemuan dengan wartawan di FX Senayan Jakarta, Sabtu (15/9).
Dia mengimbau agar masyarakat memilih calon yang paling sedikit kesalahannya. Karena bagaimanapun juga pasti ada yang paling baik di antaranya.
"Misalnya dalam unsur setan itu ada malaikatnya, begitu pula sebaiknya. mungkin bukan memilih yang terbaik, tapi mencari keburukan yang paling sedikit," tegas Faisal lagi.
Pakar ekonomi dan akademisi ini juga menyarankan agar masyarakat mulai mencoba memperhatikan apa prioritas yang diusung sang calon. Apalagi dua pasangan calon ini punya kemiripan program.
"Mengatasi macet. Hampir semua elemen ada di kedua-duanya yang bisa ditajamkan tanya prioritasnya apa, bagaimana, kalau prioritasnya A, prioritasnya itulah yang menunjukkan keberpihakan. Siapa lebih tajam, kelihatan dari prioritasnya. Daftar keinginan itu kan sama," tutupnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Faisal Basri sebelumnya menyatakan siap berdebat dengan Menko Luhut terkait hilirisasi.
Baca SelengkapnyaBasuki menekankan bahwa dia tidak akan memberikan arahan para PNS di kementeriannya untuk memilih pasangan calon tertentu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Basuki mengaku mendapat perintah untuk menyelesaikan tugas sebagai Menteri PUPR hingga berakhir pada Oktober 2024 mendatang.
Baca SelengkapnyaRatusan TPS tersebut musti dilakukan pemilu susulan lantaran terdampak bencana banjir beberapa waktu lalu.
Baca SelengkapnyaFaisal paparkan 'Bansos Menjelang Pemilu 2024 Sangat Ugal-Ugalan untuk Memenangkan Prabowo-Gibran
Baca SelengkapnyaBawaslu Palembang merekomendasikan pemungutan suara lanjutan (PSL) pada 26 TPS lantaran ditemukan masalah mendasar saat pemilu 14 Februari lalu.
Baca SelengkapnyaFaisal Basri mengumpamakan 'Gentong Babi' dengan politisasi bantuan sosial (bansos) di Indonesia
Baca SelengkapnyaFaisal Basri menyebut, tekanan politik menjadi alasan utama Sri Mulyani untuk mundur dari Menteri Keuangan.
Baca Selengkapnya