Duh, Ratusan Ribu Kepala Keluarga di Jakarta Masih Buang Air Sembarangan
Merdeka.com - Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta mencatat hingga 2021, sebanyak 194.063 kepala keluarga masih melakukan buang air sembarangan. Kondisi tersebut disebabkan warga tidak memiliki septic tank.
Berdasarkan data yang diterima merdeka.com dari Dinas Sumber Daya Air (SDA), wilayah dengan persentase tertinggi buang air sembarangan yaitu Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara.
"BABS (buang air besar sembarangan) masih terjadi di 233 kelurahan di DKI Jakarta. Dengan jumlah tertinggi di wilayah Kelurahan Kalibaru Kecamatan Cilincing, yaitu 24 persen atau 8.745 kepala keluarga dari jumlah kepala keluarga di wilayah kelurahan tersebut," demikian informasi yang diterima pada Rabu (13/4).
Kepada merdeka.com, pejabat pada Dinas Sumber Daya Air itu menegaskan bahwa segala upaya telah dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta. Mulai dari sosialisasi kepada masyarakat untuk berhenti buang air besar sembarangan. Sosialisasi bahkan dilakukan atas kerjasama dengan Dinas Kesehatan.
Upaya lainnya adalah penanganan pengelolaan air limbah domestik, dengan melakukan pembangunan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik (SPALD) setempat maupun terpusat.
Untuk pembangunan SPALD setempat, Dinas SDA bekerja sama dengan PAL Jaya untuk merevitalisasi septic tank warga.
"Diharapkan dengan program-program tersebut dapat mengurangi BABS yang dilakukan oleh warga DKI Jakarta," ucapnya.
Kebiasaan buang air besar sembarangan, menjadi salah satu faktor pencemaran sungai-sungai di Jakarta. Feses yang mencemari sungai menimbulkan bakteri e-coli.
Kebiasaan tidak higienis beberapa warga Jakarta, dengan mengonsumsi ikan sapu-sapu turut menjadi andil pencemaran sungai. Sebab ekskresi dari zat yang terkandung pada ikan sapu-sapu turut memperparah pencemaran sungai.
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) mempublikasi temuan mereka, pencemaran di sungai-sungai di Jakarta ada di fase sedang dan berat. Kualitas air dari sungai-sungai tersebut untuk kehidupan warga Jakarta, patut diteliti.
Pakar gizi dr Raissa Djuanda menjelaskan bahwa ikan sapu-sapu hasil tangkapan sungai tidak layak dikonsumsi. Alasannya, ikan ini dapat hidup di lingkungan yang pencemarannya parah.
Bahkan, ikan tersebut juga memakan kotoran, lumut dan alga.
"Dikenal sebagai pembersih akuarium. Sehingga daging ikan ini bisa mengandung logam berbahaya yang tinggi merkuri, timbal, dan logam berat lainnya," demikian kata Raisa yang dikutip melalui akun instagram @dr.raissadjuanda.
Dia mengingatkan agar konsumen waspada atas segala makanan olahan yang tidak jelas higientiasnya. Sebab menurutnya, mengonsumsi ikan sapu-sapu dalam frekuensi tinggi berpotensi menjadi kanker, gatal pada kulit, tukak lambung, kerusakan otak (meracuni aliran darah), anemia, dan tulang keropos.
Larangan memakan ikan sapu-sapu bukan berarti ikan tersebut tidak dapat dikonsumsi. Raisa mengatakan ikan tersebut dapat dikonsumsi jika hidup di habitat bersih.
"Bisa, karena kemungkinan terkontaminasi oleh zat berbahayanya sedikit," tandasnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terungkap, Biang Kerok Konsumsi Air Kemasan di Jakarta Melonjak jadi 79 Persen
Berbagai faktor menjadi penyebab rumah tangga Jakarta mengonsumsi air kemasan.
Baca SelengkapnyaCara Mengatasi Air Sumur yang Keruh, Bau dan Berminyak
Sumur air memberikan keberlanjutan pasokan air, terutama saat terjadi gangguan pasokan air dari pihak ketiga.
Baca SelengkapnyaHingga Jelang Siang, 4 RT di Jakarta Masih Terendam Banjir
Sebanyak 57 RT yang juga sempat teredam banjir kini air sudah surut dan mereka mulai membersihkan rumah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dampak Banjir Semarang, KA Tujuan Jember Terlambat 6 Jam karena Harus Putar Rute
Genangan air mencapai ketinggian lebih dari 10 cm dari bagian rel paling atas.
Baca SelengkapnyaJakarta Diguyur Hujan Saat Hari Pencoblosan, Airlangga: Pertanda Enak Buat Tidur
Airlangga menyalurkan hak pilihnya di TPS 05 yang berlokasi di SMKN 6, Melawai, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan,
Baca SelengkapnyaUsai Pemilu, Polisi Pastikan Kondisi Jakarta dan Sekitarnya Aman Terkendali
Pencoblosan Pemilu 2024 dilakukan pada Rabu, 14 Februari kemarin.
Baca Selengkapnya7 Kebiasaan Malam Hari yang Bisa Bantu Lancarkan Pencernaan untuk Esok Hari
Melancarkan pencernaan dan mempermudah buang air besar bisa dilakukan dengan sejumlah cara mudah.
Baca SelengkapnyaJelang Lebaran, Penerbangan dari Jakarta dan Surabaya Menuju Banyuwangi Ditambah
Memasuki arus mudik Lebaran sejumlah maskapai penerbangan menambah frekuensi penerbangannya ke Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaDaftar 40 RT dan Lima Ruas Jalan di Jakarta Banjir hingga Kamis Pagi
Banjir salah satunya disebabkan luapan Kali Pesanggrahan.
Baca Selengkapnya