Merdeka.com - Kasus pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur kembali terjadi di Jakarta Timur. Kali ini pelaku yang diketahui juga masih bocah, yakni Ri (10) dan Ra (11). Dua bocah pengamen itu diduga telah mencabuli teman bermain mereka berinisial Re yang masih berusia empat tahun.

Mereka akhirnya di laporkan oleh orang tua Re ke Polres Jakarta Timur. Ayah korban berinisial Vi (37) menuturkan, peristiwa ini terjadi pada Selasa (24/9) malam sekitar pukul 21.30 WIB. Saat itu Vi yang baru saja pulang kerja tidak menemukan putrinya di rumah mereka di kawasan Ciracas, Jakarta Timur.

"Kata istri saya, anak saya lagi beli obat nyamuk di warung. Saya minta istri saya untuk menyusul, ternyata istri saya tidak menemukan anak saya di warung," kata Vi, kepada wartawan di Mapolres Jakarta Timur, Kamis (26/9).

Vi melanjutkan, tak lama kemudian, seorang tetangga mengantarkan Re pulang dengan berita mengejutkan. Sang tetangga mengungkapkan, Re ditemukan dalam kondisi sedang ditindih oleh dua bocah secara bergantian di sebuah lorong dekat rumah kontrakannya.

"Tetangga saya bilang dua bocah itu menindih anak saya secara bergantian di dekat rumah kontrakannya yang berjarak sekitar 100 meter dari tempat tinggal saya," tutur Vi.

Mendengar kabar tersebut, Vi langsung memeriksa sang anak dan menemukan bercak darah di sekitar kemaluan Re. Saat ditanyakan, Re mengaku mendapat perlakuan tidak pantas dari dua bocah itu.

"Saya terkejut melihatnya, kok bisa-bisanya anak sekecil ini di perkosa sama anak masih bocah juga," ucap VI, berapi-api.

Tanpa berpikir panjang, Vi segera melaporkan peristiwa tersebut kepada ketua RT setempat dan pos polisi. Di pos polisi, Vi diarahkan agar melapor ke Unit Perlindungan Anak dan Perempuan (PPA) Polres Metro Jakarta Timur.

"Sebelum melapor, anak saya divisum di RS Polri Kramat Jati. Hasilnya, anak saya positif menjadi korban perbuatan tidak senonoh," jelasnya.

Kedua bocah yang diduga menjadi pelaku diamankan pada Kamis (26/9) sore setelah sempat menghilang dari lingkungan tempat tinggalnya. Hingga saat ini pihak kepolisian belum memberikan keterangan terkait peristiwa tersebut.

"Saya mau mereka dihukum, tapi bukan seperti orang dewasa. Saya ingin mereka mendapat pendidikan yang benar supaya nggak terjadi kejadian seperti ini lagi," tegas sang Ayah.