Merdeka.com - Lokasinya dijadikan lahan bisnis oplosan gas elpiji oleh tersangka B beserta 19 karyawannya, Lurah Tambun, Mirtono hanya tahu itu lokasi pembuangan sampah.

"Tempat ini sebetulnya kita pantau terus menerus. Seharusnya ini tempat pembuangan sampah. Kita tidak tahu kalau ada usaha begini," Kata Mirtono selaku lurah RT001/001 Tambun, Cakung, Bekasi, di lokasi, Kamis (22/10).

Mirtono menjelaskan, dirinya selalu memantau lokasi yang dijadikan tempat oplosan selama empat hari ini. Hanya saja memang ada pembatas lokasi, sehingga tampak dari depan hanya terlihat tumpukan sampah.

"Untungnya ini baru berapa hari, kita pantau dari depan, jadi tahunya yaa buang sampah. Karena di depan ini tempat sampah, jadi kira ini sampah," Ucapnya.

Lanjutnya, dirinya juga sempat melihat mobil yang mengangkut gas tersebut melintas di wilayahnya. Namun dia tak merasa curiga, sebab berjarak 5 meter dari lokasi ada pabrik gas.

"Di sana ada pabrik gas. Jadi saya tidak curiga ke mereka. Dan ini juga merupakan tanah pengairan, jadi menurut saya tidak mungkin ada yang membuka usaha di sini. Tapi ternyata ada. Untungnya dalam waktu 4 hari sudah bisa terungkap," tutupnya.

Sebelumnya, seorang pria berinisial B (35) dibekuk tim Direksrimsus Polda Metro Jaya dan Satreskrim Polresta bekasi di Tambun, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (22/10) pagi, karena diketahui mengoplos gas elpij 3 kg ke dalam gas elpiji 12 kg.

Saat ini B sudah ditetapkan sebagai tersangka dengan undang-undang perlindungan konsumen, undang-undang migas, dam undang-undang meteorologi dan TPPU. B diancam hukuman penjara di atas 5 tahun. Sedangkan 19 karyawan yang diketahui di bawah arahannya sampai saat ini masih berstatus sebagai saksi.