Buat macet, proyek saluran gas Pertamina diprotes wali kota Jakut
Merdeka.com - Pertamina sedang mengerjakan membangun saluran transmisi gas di Jl Plumpang Semper Raya, Koja, Jakarta Jakarta. Pengerjaan itu diprotes warga karena menyebabkan berbagai masalah mulai macet hingga saluran mampet.
Keluhan warga rupanya juga dirasakan Wali Kota Jakarta Utara, Rustam Effendi. Dia menyampaikan protesnya ke Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Pertamina.
"Bikin macet dan bikin saluran air mampet! Sempurna! Saya nilai itu lamban pembangunannya. Saya akan bersurat ke Kementerian BUMN kalau pembangunan saluran gas itu lamban terus!" tegas Rustam di Kantor Pemkot Jakarta Utara, Selasa (26/5).
Rustam menjelaskan, sebenarnya dia sudah dua kali bersurat ke Pertamina soal pembangunan pipa gas dari Muara Karang hingga Muara Tawar Jakarta Utara itu. Dalam suratnya, Rustam mendesak mempercepat pekerjaan karena sudah sangat mengganggu.
"Namun, realisasi dari jawaban mereka yang berjanji untuk mempercepat proyek belum juga terlaksana. Warga mengeluh terus tuh. Jujur aja saya kesal. Beneran kesal," tegasnya.
Rustam memaparkan bila dalam waktu tiga hari belum ada realisasi perbaikan, maka dirinya mengancam akan mengirim surat keluhan ke Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). "Saya akan kirim surat keluhan, karena itu juga membuat akses jalan macet seperti di Jalan Raya Plumpang, Jalan Raya Tugu, Jalan Raya Cakung Cilincing, dan Jalan Akses Marunda. Semua terganggu! Saya jengah lihatnya," ketusnya.
Menanggapi protes wali kota Jakarta Utara, Vice President For Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Wianda Arindita Pusponegoro, berjanji akan menyelesaikan proyek itu secepatnya.
"Kami berupaya menyelesaikan pembangunan tersebut. Pembangunan kami kerjakan mulai malam hingga dini hari supaya tidak mengganggu pengendara yang berlalu lalang," ucap Wianda.
Dikatakan dia, Pertamina berjanji akan mempercepat pembangunan tersebut. "Bawah pipanya di las, dan langsung ditanam. Semua ada target, namun pengerjaannya terbatas, ya itu kami harus ekstra hati-hati," jelasnya.
"Kenapa dikerjakan malam, karena nggak mungkin juga kita kerjakan pagi, kan padat. Selain itu nggak mungkin kami parkirkan pipa-pipa berukuran 24 inchi itu ke pinggir jalan. Kan bisa jadi macet," tutupnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beberapa wilayah di Jawa Tengah pekan lalu mengalami hambatan penyaluran karena akses jalan yang terkena banjir.
Baca SelengkapnyaSeluruh lembaga penyalur baik BBM maupun LPG di Tuban dan Pantura Jawa Timur masih beroperasi normal.
Baca SelengkapnyaPetugas juga melakukan pemetaan sejumlah titik rawan macet.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Proyek ini diharapkan bisa mengembangkan portofolio dalam pengelolaan energi hijau atau green energy.
Baca SelengkapnyaMerauke memiliki potensi pertanian yang besar untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri khususnya di Indonesia bagian timur.
Baca SelengkapnyaIndustri kapuk mengalami kemunduran karena masyarakat lebih suka memakai Kasur dengan bahan dasar busa dan pegas.
Baca SelengkapnyaJakarta dikepung kemacetan panjang jelang Rabu tengah malam.
Baca SelengkapnyaMI mengelak jika sempat menabrak dua mobil sebelum terjadi kecelakaan beruntun di gerbang tol Halim Utama.
Baca SelengkapnyaAan mengatakan sejak malam tadi sempat terjadi kepadatan namun tidak sampai menimbulkan kemacetan.
Baca Selengkapnya