Merdeka.com - 11 Metro Mini dari berbagai trayek dikandangkan Dinas Perhubungan DKI Jakarta di Terminal Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat. Belasan bus tersebut tidak diperbolehkan beroperasi karena surat KIR mereka yang sudah kadaluarsa.

"Metro ini dirazia Kamis (25/7) kemarin di Terminal Kalideres. Surat KIR-nya sudah habis. Sudah telat 20 hari," kata sopir Metro Mini B80 Paino (40) saat ditemui di Terminal Kalideres, Jumat (26/7).

Paino menambahkan, akibat pemilik bus telat membayar KIR, dirinya harus menanggungnya. Hingga tanggal 16 Agustus 2013, bus jurusan Kalideres-Jembatan Lima itu harus berhenti beroperasi.

"Ya, terpaksa saya nganggur. Bus enggak boleh narik. Kalau sudah gini, terpaksa saya jadi sopir tembak," ujar pria yang sudah lima tahun menjadi sopir tersebut.

Pria beranak tiga itu melanjutkan, kerugiannya tidak berhenti sampai di sana. Selain tidak mendapatkan pemasukan, yang dalam sehari dia dapat membawa pulang Rp 80 ribu, hasil bagi dengan sopir, pemilik bus menyuruh Paino untuk menjaga bus selama dikandangkan.

"Saya disuruh si bos jagain mobil. Karena kalau enggak dijagain, takut spare part mobil kaya spion, aki, sama as roda ada yang nyolong," ujar dia.

Paino menuturkan, meski dia diminta menjaga mobil, sang bos hanya menitipkan uang jajan sebesar Rp 40 ribu selama sehari. "Iya, ini bisa nutupin uang makan saya di sini, kaya ngopi, rokok. Nah orang rumah? Mau dikasih apa?"

Sementara itu, menanggapi rencana Dishub DKI Jakarta yang akan menghapuskan Metro Mini, Paino hanya bisa pasrah. Pria asli Purbalingga Jawa Tengah itu hanya berharap bisa mencari pendapatan dari pekerjaan lain.

"Ya, paling cari kerjaan lain. Jadi sopir bajaj mungkin," harapnya.